Ini dia deretan bencana alam dan tragedi besar yang pernah terjadi di Solo. HIngga saat ini lima peristiwa ini dikenang oleh warga Bengawan.
JEDA.ID — Tahukah Anda di Solo pernah terjadi bencana alam maupun tragedi besar yang memorable banget bagi warganya?
Kota Solo ternyata pernah mengalami peristiwa besar yang menjadi kenangan atau memorable bagi masyarakat Kota Bengawan hingga sekarang.
Baca Juga: Ekonomi Indonesia 2021 Diprediksi Tumbuh Hingga 5%, Kamu Optimis?
Mulai dari banjir besar pada Maret 1966 yang hampir menenggelamkan seluruh wilayah Solo hingga kerusuhan Mei 1998 yang juga dirasakan di Solo.
Selain dua peristiwa besar itu, masih ada deretan bencana alam maupun tragedi yang pernah terjadi di Solo.
Baca Juga: Ramai Dibahas Saat Aurel Keguguran, Apa Itu Penyakit Ain dalam Islam?
Berikut ulasan selengkapnya, yang telah dikabarkan Solopos.com dari berbagai sumber.
Bencana dan Tragedi Besar di Solo
1. Banjir 1966
Pada 16-18 Maret 1966, Kota Solo pernah mengalami bencana banjir bandang. Kejadian tersebut menjadi bagian sejarah pilu bagi masyarakat Kota Bengawan.
Kala itu, genangan air banjir nyaris menenggelamkan seluruh wilayah Solo. Hanya Kelurahan Mojosongo dan Kecamatan Laweyan yang tak kena banjir.
Dikutip dari skripsi berjudul Banjir Bengawan Solo Tahun 1966: Dampak dan Respons Masyarakat Kota Solo karya Ridho Taqabalallah dari Jurusan Ilmu Sejarah UNS Solo 2009, banjir tersebut dipicu tanggul-tanggul penahan air sungai Bengawan Solo yang rusak.
Baca Juga: Diserbu Bintang Satu di Playstore, Rating Facebook Jeblok
Dalam waktu enam jam setelahnya, 9 kilometer persegi wilayah Solo tergenang air dengan ketinggian rata-rata dua meter. Pada tempat-tempat landai air, meninggi hingga mencapai empat meter, bahkan di beberapa tempat ketinggian air lebih dari empat meter.
Berdasarkan Peta Banjir 1966 FS DRIP Kota Surakarta diketahui banjir menggenangi hampir tiga perempat wilayah Solo. Wilayah terdampak banjir meliputi Pasar Kliwon, Jebres, Serengan, dan Banjarsari.
Baca Juga: 3 Koleksi Sepatu Selvi Ananda, Mewah dan Branded Semua!
Akibat banjir besar itu, Alun-alun Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat menjadi seperti kedung. Tinggi genangan air di wilayah itu mencapai 2 meter dan menyebabkan tembok Baluwarti jebol. Sejak 17 Maret 1966 hingga 18 Maret 1966 roda pemerintahan Solo lumpuh total. Banyak arsip berharga terendam air banjir dan hilang.
Tak heran, bencana alam dan tragedi itu menjadi memori atau kenangan yang masih diingat bagi warga Solo.
Baca Juga: Rambut Rontok saat Hamil, Normal Enggak ya?
2. Kerusuhan Mei 1998
Bukan hanya menjadi sejarah kelam bagi Indonesia, kerusuhan Mei 1998 juga dirasakan oleh warga Solo.
Pada Mei 1998, terjadi kerusuhan dan pembakaran di Kota Solo. Bahkan, sejumlah pertokoan di sepanjang Jl. Slamet Riyadi pun tak lepas dari amukan massa hingga penjarahan.
Baca Juga: Waspada! Pasca Libur Lebaran Kasus Covid-19 Bisa Melonjak 30-80%
Bukan hanya itu, berbagai lokasi yang dianggap menyimpan catatan penting menjadi sasaran amukan massa, di antaranya adalah gedung bekas diler mobil Timor di Jl. Slamet Riyadi, gedung bekas Purwosari Plasa atau Super Ekonomi (SE), Matahari Singosaren, Lippo Bank dekat Mangkunegaran, Ratu Luwes di Pasar Legi, kawasan Perdagangan Coyudan, serta Jl. Veteran hingga kawasan Gading.
Kemudian, gedung Bank Central Asia (BCA) Gladak, Matahari Beteng Gladak, Ruko Ketandan, dan juga Makam Purwoloyo juga menjadi sasaran amukan massa yang brutal.
Baca Juga: TKP Perahu Terbalik Waduk Kedung Ombo Simpan Kisah Misteri yang Legendaris
3. Bom Bunuh Diri Gereja Kepunton
Pada Minggu, 25 September 2011 terjadi bom bunuh diri di Gereja Bethel Injil Sepenuh (GBIS) Kepunton di Solo, Jawa Tengah.
Peristiwa tersebut menewaskan seorang pelaku dan 28 orang mengalami luka-luka. Bom ini mengejutkan jemaat dan warga sekitar karena terjadi setelah kebaktian digelar.
Baca Juga: Potret Kota Terpadat di Jawa Tengah
Pelaku bom bunuh diri diketahui bernama Ahmad Yosefa Hayat alias Ahmad Abu Daud. Dia membawa bom dalam jaket yang ia kenakan dan diledakkan dengan menggunakan sklar yang ditemukan di lokasi kejadian.
Bencana dan tragedi ini menggemparkan warga Solo. Pasalnya, suara ledakannya terdengar hingga 500 meter dari lokasi kejadian.
Baca Juga: Bubur Samin, Kuliner yang Cuma Ada Pas Puasa Ramadan di Solo
4. Abu Gunung Kelud
Letusan Gunung Kelud pada 13 Februari 2014 menjadi salah satu bencana paling parah sepanjang sejarah Indonesia. Hujan abu vulkanik Gunung Kelud di Kediri, Jawa Timur, menyebar hingga ke Jawa Barat, termasuk di Solo.
Di sejumlah tempat di Solo ketebalan abu bahkan mencapai 0,2 cm. Bandara Adi Soemarmo ditutup dan 15 penerbangan dibatalkan akibat landasan pacu tak aman akibat debu.
Baca Juga: Cara Mudah Mengatasi Kolesterol Naik Setelah Lebaran
Pekatnya material abu yang menutup jalanan mengakibatkan sejumlah kecelakaan. Kepala Dishubkominfo, Yosca Herman Soedrajad, mencatat ada 16 kecelakaan ringan di sejumlah jalan protokol di Kota Solo hingga menjelang siang.
Saat abu vulkanik Gunung Kelud menyelimuti Solo terlihat kota dengan jumlah penduduk 522.364 jiwa tampak gelap karena sinar Matahari tertutup abu yang cukup tebal.
Baca Juga: Intip Yuk Gaji Gibran sebagai Wali Kota Solo, Gede Enggak ya?
Selain itu, debu-debu memenuhi jalanan Kota Solo sehingga mengharuskan warga Solo menggunakan masker.
Kini, tragedi dan bencana alam ini begitu memorable bagi warga Solo.
Baca Juga: Ini Waktu yang Pas untuk Puasa Syawal, Dilengkapi Bacaan Niatnya
5. Kebakaran Pasar Klewer
Salah satu pasar terbesar di Solo, Pasar Klewer mengalami kebakaran hebat pada Sabtu-Minggu (28/12/2014) menjadi tragedi dan bencana besar yang masih teringat hingga sekarang bagi masyarakat Solo.
Kebakaran tersebut mengakibatkan kurang lebih 700 kios habis terbakar.
Baca Juga: Bukan Minal Aidzin, Apa Ucapan Selamat Hari Raya Idul Fitri yang Benar?
Polda Jawa Tengah menyebut kebakaran di Pasar Klewer karena hubungan pendek arus listrik.
Menurut Kapolda, kesimpulan itu didasarkan atas penyelidikan yang dilakukan tim Laboratorium Forensi Polri Cabang Semarang atas sisa-sisa kebakaran Pasar Klewer Solo. Kios Blok D Pasar Klewer terbakar karena adanya air yang masuk ke pembagi arus listrik sehingga menimbulkan percikan bunga api.
Baca Juga: Potret Selvi Ananda Dulu dan Sekarang, Berawal dari Putri Solo