Solopos menggelar Diskusi Virtual bertema "Ketahanan Pangan untuk Indonesia Maju" pada Kamis (24/9/2020) pukul 19.00 WIB-21.00 WIB.
JEDA.ID— Ketahanan pangan menjadi salah satu sektor yang sangat penting sekaligus rentan bermasalah pada situasi pandemi Covid-19 seperti saat ini.
Kondisi pandemi Covid-19 ini mengakibatkan ketersediaan akses terhadap makanan terhambat karena adanya larangan-larangan perpindahan dan aktivitas penduduk.
Kekhawatiran pemerintah serta berbagai pihak mengenai kelangkaan bahan pangan ternyata juga tidak memudahkan petani sebagai penyedia pangan untuk masyarakat.
Petani, sebagai produsen makanan justru menjadi pihak paling terdampak dalam ancaman krisis ketahanan pangan. Padahal petani merupakan penyedia pangan yang seharusnya mampu tetap bertahan di tengah pandemi Covid-19.
Ironisnya yang terjadi setiap hari adalah penurunan harga komoditas pangan hingga pada level yang sangat rendah di berbagai wilayah di Indonesia termasuk di Pulau Jawa.
Anjloknya harga komoditas pertanian sangat merugikan petani di tengah pandemi. Petani yang menjadi tumpuan harapan sebagai produsen penyedia pangan bagi kelangsungan hidup penduduk di tengah pandemi justru terancam mengalami kerugian yang berakibat pada ketidakmampuan membeli bibit dan memperbaharui tanaman mereka.
Padahal, masyarakat tetap membeli dengan harga yang normal dan cenderung meningkat di berbagai pasar swalayan.
Cara Bikin Skincare dari Pisang, Gampang Kok!
Momentum Hari Tani
Berbagai masalah dalam dunia pertanian itu perlu mendapat perhatian lebih serius dari semua pihak pada momentum Hari Tani. Sebagai salah satu media yang peduli dengan dunia pertanian, Solopos menggelar Diskusi Virtual bertema “Ketahanan Pangan untuk Indonesia Maju”.
“Kami ingin mengingatkan kembali bahwa ketahanan pangan adalah kunci dalam pembangunan masyarakat. Ketahanan pangan bukan pekerjaan sektoral, tapi menjadi tugas lintas-sektor, semua elemen masyakat wajib mendukung ketahanan pangan,” ujar Direktur Pemasaran Solopos sekaligus penggagas acara, Suwarmin.
Warmin menjelaskan momentum Hari Tani merupakan saat yang tepat untuk membahas berbagai masalah pertanian tersebut.
“Melalui Hari Tani ini kami juga ingin mengingatkan beberapa masalah sektor pertanian, misalnya banyak anak petani meninggalkan profesi pertanian hingga banyaknya kawasan pertanian berubah fungsi menjadi permukiman,” ujar Suwarmin, Rabu (23/9/2020).
Namun, lanjut Suwarmin ada juga hal yang menggembirakan saat ini dengan munculnya tradisi pertanian modern. “Harapannya tradisi itu akan makin meluas dan terus bertumbuh,” ujarnya.
Diskusi Virtual Solopos yang digelar pada Kamis (24/9/2020) pukul 19.00 WIB-21.00 WIB tersebut menghadirkan lima narasumber yang sangat kompeten.
Mereka adalah Kepala Badan Ketahanan Pangan, Agung Hendriadi; Ketua Umum Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI), Moeldoko; Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo; Direktur Keuangan Bulog, Triyana; dan Aktivis Pertanian yang juga Staf Ahli MPR, Dina Hidayana. Diskusi virtual tersebut akan dipandu oleh Presiden Direktur Solopos Grup Arif Budisusilo.
10 Profesi Ini Cocok untuk Introvert
Hadiah Menarik
Dengan tema yang menarik dan narasumber-narasumber yang sangat kompeten di bidangnya, diskusi ini bisa menjadi pilihan tepat untuk disaksikan oleh petani, kelompok tani, dan masyarakat luas.
Tak hanya mendapat informasi dan menambah wawasan, masyarakat yang menyaksikan acara ini bisa ikut berpartisipasi langsung, baik memberikan komentar atau memberi pertanyaan kepada narasumber.
Diskusi virtual ini juga mendapat dukungan dari PT Petrokimia Gresik, Bulog, BNI 46, PT Indoacidatama, Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, dan Keluarga Alumni Fakultas Pertanian (KAFP UNS) Ikatani.
Bagi yang ingin menyaksikan dan ikut berpartisipasi nanti bisa memantau chanel Youtube SoloposTV, Facebok Solopos.com, dan Instagram @KoranSolopos.
“Ya silakan masyarakat menyimak acara yang sangat menarik ini, dengan nara sumber yang juga sangat kompeten. Oh ya, ada hadiah bagi yang aktif di Youtube kami saat acara berlangsung,” ujar Suwarmin.