Asabri dan Jiwasraya sama-sama pernah memborong saham perusahaan ikan arwana. Dalam 3 tahun terakhir, perusahaan itu terus merugi.
JEDA.ID–Dua BUMN yaitu PT Asuransi Jiwasraya dan PT Asabri tengah menjadi sorotan karena diterpa isu korupsi yang nilainya mencapai triliunan rupiah. Dua BUMN ini sama-sama terpukau pesona ikan arwana.
Bos PT Inti Agri Resources Tbk. Heru Hidayat yang merupakan juragan ikan arwana pun sudah menjadi tersangka dalam kasus Jiwasraya. Heru HIdayat adalah orang yang sudah lama malang melintang dalam bisnis ikan arwana.
Berdasarkan data Bloomberg, Heru Hidayat memulai karier di sebuah perusahaan ikan arwana yang berbasis di Pontianak sejak 2004. Perusahaan itu adalah PT Inti Kapuas Arowana Tbk.
Sebelumnya, perusahaan tersebut bernama PT Inti Indah Karya Plasindo yang bergerak di bidang usaha plastik. Pada 14 Oktober 2002 perseroan mencatatkan saham di Bursa Efek Indonesia dengan kode saham IIKP dan menggalang dana Rp27 miliar.
Melihat dari Dekat Udang Hias Langka Asli Sulawesi
Pada Maret 2005, perseroan banting setir ke bidang ikan hias, khususnya arwana super red. Nama perusahaan pun berganti menjadi PT Inti Kapuas Arowana Tbk. IIKP kembali berganti nama menjadi PT Inti Agri Resources Tbk. sejak April 2008.
Tercatat, Heru Hidayat menjabat sebagai direktur di perusahaan berkode saham IIKP itu sejak Desember 2004 hingga April 2005. Heru lantas menduduki kursi komisaris utama sejak 2015 hingga sekarang.
Semua kegiatan penangkaran ikan dilakukan IIKP bersama dengan dua anak perusahaan yaitu PT Inti Kapuas International dan PT Bahari Istana Alkausar. Hingga akhir 2018, IIKP memiliki total aset Rp298,09 miliar.
Sebagaimana dilansir dari Bisnis.com, Rabu (15/1/2020), perusahaan ikan ini merugi terus menerus dalam 3 tahun terakhir. Merujuk data IIKP, dalam periode 2016-2018, raihan pendapatan perseroan berfluktuasi. Pada 2016, nilainya mencapai Rp84,35 miliar, lantas turun menjadi Rp21,41 miliar pada 2017 dan Rp17,8 miliar pada 2018.
Aksi Borong Saham
Perusahaan yang menjual ikan arwana dengan merek dagang Shelook Red itu menelan rugi bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp27,41 miliar pada 2016, Rp13 miliar pada 2017, dan Rp15 miliar pada 2018.
Bagaimana perusahaan ikan arwana ini berkaitan dengan Asabri maupun Jiwasraya? Merujuk data Bloomberg, ada sejumlah transaksi saham IIKP di pasar negosiasi yang melibatkan Heru dan Asabri.
Heru Hidayat sempat melakukan aksi jual beli IIKP sebanyak 548,16 juta saham pada 1 November 2017 dan melepas 536 juta saham pada 3 Oktober 2017.
Transaksi terbesar dilakukan oleh Asabri pada 4 Desember 2017 sebanyak 2,53 miliar saham IIKP di harga penutupan Rp312 per saham. Sejalan dengan aksi borong saham perusahaan itu, Asabri menggenggam 3,88 miliar saham IIKP atau 11,58% per 30 Desember 2019.
Bahkan, kepemilikan saham Asabri di IIKP lebih besar dari PT Maxima Agro Industri yang tercatat sebesar 6,3%. Maxima Agro merupakan anak usaha PT Maxima Integra Investama yang 99,5% sahamnya dikantongi Heru Hidayat.
Uang Korupsi Dijejer, Sabang-Merauke Pun Lewat
Kini saham perusahaan ikan arwana iitu terkapar di level terendah Rp50 per saham setelah mengalami koreksi 79,17% dalam setahun. Sejalan dengan itu, nilai portofolio Asabri di saham IIKP rontok dari Rp1,06 triliun pada akhir 2018 menjadi Rp194,48 miliar pada 2019.
Sedangkan jejak Jiwasraya di perushaan ikan arwana yang dikelola Heru Hidayat ini sudah tercatat sejak 2014. Dalam laporan tahunan 2015, Jiwasraya pernah menggenggam 165 juta saham IIKP pada 2014.
Dengan harga penutupan pasar Rp3.340, nilai portofolio saham IIKP yang dimiliki Jiwasraya pada akhir 2014 mencapai Rp551,1 miliar. Namun, saham IIKP lenyap dari daftar portofolio saham Jiwasraya pada akhir 2015.
Masuk Reksa Dana
Kendati demikian, Jiwasraya dikabarkan tetap mengoleksi saham perusahaan ikan arwana itu secara tidak langsung, yaitu melalui instrumen reksa dana.
Dalam laporan hasil pemeriksaan BPK pada 2016, Jiwasraya terindikasi menanamkan duit di dalam reksa dana yang mengoleksi saham IIKP. Nilai portofolionya disebut-sebut oleh BPK sekitar Rp6 triliun.
Kini Heru Hidayat yang menjadi bos perusahaan ikan arwana ini ditahan penyidik Kejaksaan Agung dalam kasus dugaan korupsi di Jiwasraya.
Kementerian BUMN pun menuntut Heru membayar utangnya kepada Asabri, meskipun tidak disebutkan berapa besar utang tersebut.
Alasan Erick Thohir Bakal Bersih-Bersih BUMN
Menjadi pertanyaan besar adalah apa pesona perusahaan ikan arwana itu hingga mampu membuat silau Jiwasraya dan Asabri untuk mengoleksi sahamnya dengan nilai fantastis?
Tidak bisa dimungkiri ikan arwana merupakan salah satu komoditas ikan hias andalan Indonesia. Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menyatakan ekspor ikan hias nasional terus tumbuh dari tahun ke tahun. Pada 2018, lalu nilai ekspor ikan hias mencapai US$30 juta.
Jenis ikan hias yang banyak diekspor Indonesia antara lain arwana, louhan dan koi. Tujuan ekspornya antara lain China, Jepang, Singapura dan Amerika Serikat.
“Koi produksi dalam negeri ini sangat potensial, dibandingkan negara asalnya yaitu Jepang. Dari sisi nilai ini Arwana, porsinya sekitar 30 persen. Karena nilainya saja ada yang sampai Rp 20 miliar untuk 1 ekor,” sebagaimana dilansir dari Liputan6.com.
Ikan Asli Indonesia
Kalimantan Barat, tempat Heru Hidayat mengawali usaha menjadi salah satu pusat pengembangan ikan arwana. KKP menyatakan ekspor produk perikanan Kalimantan Barat terus tumbuh khususnya komoditas ikan hidup seperti arwana, tiger fish, arwana super red, live tropical fish, dan arwana golden.
Arwana red super dikenal sebagai ikan siluk merah yang termasuk satwa nasional. Ikan ini merupakan penghuni Sungai Kapuas di Kalimantan Barat.
Di habitatnya yang asli ini, ikan yang disebut juga yang merupakan ikan asli Indonesia menunjukkan penurunan populasi yang pesat akibat penangkapan liar serta daya biaknya rendah.
Kenali 3 Satwa Nasional yang Jadi Maskot Indonesia
Satwa nasional ini termasuk yang terancam punah. Bagi beberapa kalangan, ikan ini dipercaya dapat membawa hoki karenanya arwana jenis ini terus diburu dan memiliki harga jual yang tinggi.
Di laman KKP disebutkan ikan arwana menjadi komoditas yang paling banyak dicari dengan nilai ekonomi yang menjanjikan. Kepala Stasiun Karantina Ikan Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan (SKIPM) Pontianak Miharjo mengatakan untuk komoditas arwana paling banyak diekspor ke negara Tiongkok, terlebih pada momentum perayaan Imlek.
“Untuk ekspor arwana sedikit menonjol pada bulan Januari dan Februari. Hal ini mungkin dikarenakan adanya momen Imlek yang merupakan hari besar bagi orang China,” tutur Miharjo.
Tentu pesona ikan arwana tidak lagi diragukan lagi bahkan harganya bisa menembus miliaran rupiah. Sayangnya sampai saat ini pertanyaan besar tentang Asabri dan Jiwasraya yang sama-sama terpukau perusahaan ikan arwana belum terjawab.