Komodo, Siluk Merah, dan Elang Jawa merupakan satwa nasional yang mewakili satwa darat, udara, dan air.
JEDA.ID–Indonesia memiliki beragam satwa khas yang tersebar di berbagai pulau. Namun, boleh dibilang sampai saat ini ada tiga satwa yang menjadi maskot utama. Tiga satwa itu telah dikukuhan menjadi satwa nasional.
Keputusan tentang satwa nasional itu tertuang dalam Keputusan Presiden No. 4/1993. Dalam keputusan yang diteken Presiden Soeharto itu disebutkan ada tiga satwa yang mewakili satwa darat, udara, dan air yang ditetapkan menjadi satwa nasional.
Pertama ada Komodo (Varanus komodoensis) sebagai satwa nasional. Kemudian Ikan Siluk Merah (Selerophages formosus) sebagai satwa pesona. Terakhir, Elang Jawa (Spizaetus bartelsi) sebagai satwa langka.
Tiga satwa itu ditetapkan sebagai satwa nasional karena beberapa pertimbangan. Seperti sangat bersifat khas baik karena keberadaannya yang hanya terdapat di Indonesia. Kemudian karena kelangkaannya meliputi latar belakang budaya yang melingkupinya.
Komodo
Komodo merupakan satwa yang terdapat di Pulau Komodo, Rinca, Flores, Gili Motang, dan Gili Dasami di Provinsi Nusa Tenggara Timur. Biawak raksasa ini oleh penduduk asli Pulau Komodo disebut dengan nama Ora.
Komodo menjadi kadal terbesar di dunia dengan rata-rata panjang 2-3 meter dan beratnya bisa mencapai 100 kg. Tubuhnya yang besar dan reputasinya yang mengerikan membuat mereka menjadi salah satu hewan paling terkenal di dunia.
Habitat komodo yang sesungguhnya telah menyusut akibat aktivitas manusia. IUCN memasukkan komodo sebagai spesies yang rentan terhadap kepunahan. Komodo telah ditetapkan sebagai hewan yang dilindungi oleh pemerintah Indonesia dan habitanya dijadikan Taman Nasional Komodo.
Komodo dapat hidup sampai usia 40-50 tahun. Satwa nasional ini memili kecepatan berlari yang tidak bisa dianggap remeh yaitu 18-20 kilometer per jam. Kecepatan tersebut mirip dengan rata-rata kecepatan lari manusia. Kemampuan lari komodo menjadi salah satu keandalan mereka.
Satwa nasional ini memang hewan darat. Namun, komodo bisa berenang untuk jarak terbatas yaitu sekitar 300 meter. Salah satu yang paling terkenal dari komodo adalam liurnya.
Komodo usia 4-7 tahun baru mendapatkan bakteri ketika turun dari pohon. Ada 60 bakteri yang terdapat dari liur komodo dan bakteri ini sangat berbahaya bagi mangsa komodo.
Ikan Siluk Merah
Ikan Siluk Merah lebih dikenal dengan nama Ikan Arwana Merah (Arwana Super Red) atau Ikan Naga (Dragon Fish). Satwa nasional yang merupakan satwa pesona ini merupakan penghuni Sungai Kapuas di Kalimantan Barat.
Di habitatnya yang asli ini, ikan yang disebut juga yang merupakan ikan asli Indonesia menunjukkan penurunan populasi yang pesat akibat penangkapan liar serta daya biaknya rendah.
Satwa nasional ini termasuk yang terancam punah. Bagi beberapa kalangan, Ikan Siluk Merah dipercaya dapat membawa hoki karenanya arwana jenis ini terus diburu dan memiliki harga jual yang tinggi.
Sejak 1975, arwana dilindungi oleh Convention on International Trade in Endangered Species of Wild Fauna and Flora (CITIES). Menurut CITIES, ikan ini termasuk dalam kategori spesies langka. Satwa nasional ini juga terdaftar dalam daftar spesies langka yang berstatus “terancam punah” oleh IUCN sejak 2004.
Mulai tahun 1995, Siluk Merah yang boleh diperdagangkan hanya yang berasal dari budi daya dan merupakan generasi kedua yaitu berasal dari penangkaran.
Ikan ini diperdagangkan secara legal. Syaratnya adalah harus ada sertifikat dan diberi microchip yang tertanam dalam tubuh ikan sebagai penanda ikan hasil tangkaran.
Elang Jawa
Elang Jawa atau Nisaetus bartelsi merupakan satwa nasional yang cukup terkenal. Salah satu penyebabnya adalah Elang Jawa ini identik dengan bentuk Garuda yang menjadi lambang negara Indonesia.
Elang Jawa termasuk salah satu raptor yang statusnya terancam punah di dalam daftar IUCN. Sebagai satwa nasional disebutkan Elang Jawa merupakan satwa langka. Elang Jawa mempunyai beberapa ciri seperti badan langsing dengan panjang tubuh antara 60-70 cm serta sayap 110-130 cm.
Elang Jawa punya keunikan seperti kepalanya berwarna cokelat kemerahan dan mempunyai jambul yang tinggi menonjol. Jambul elang Jawa mempunyai warna hitam dan berujung putih, yang terdiri dari 2-4 bulu, dengan panjang 12 cm.
Elang Jawa yang merupakan satwa nasional ini kerap disebut sebagai simbol negara. Sebagaimana dikutip dari indonesia.go.id, Sabtu (21/9/2019), hal ini karena elang Jawa mempunyai jambul di bagian kepala.
Sebenarnya Garuda sebagai binatang dalam mitos Jawa yang menjadi kendaraan atau wahana Dewa Wisnu. Awalnya, binatang dalam mitos tersebut mempunyai sepasang sayap, berkepala burung, tapi dengan tubuh seperti manusia. Burung pada Garuda Pancasila awalnya tak mempunyai jambul.
Namun,Presiden pertama, Soekarno, mempunyai usul untuk menambahkan jambul dalam simbol satwa tersebut agar tidak mempunyai kemiripan dengan elang bondol yang merupakan lambang negara Amerika Serikat (AS).
Elang Jawa merupakan satwa yang mempunyai daya jelajah sangat luas. Satwa nasional ioni cukup senang tinggal di pohon tinggi yang menjulang. Satwa ini memangsa berbagai jenis reptil, ayam kampung, burung-burung sejenis walik, dan punai.