Dari menggarapa 33 venue Asian Games 2018, kini Iwan Suprijanto dan timnya telah menggarap 10.453 sekolah rusak dan 1.000 madrasah rusak.
JEDA.ID–Nama Iwan Suprijanto mungkin masih asing di telinga banyak orang. Sosok inilah di balik terbangunnya 33 venue olahraga untuk Asian Games 2018 sampai pembangunan ribuan sekolah di Tanah Air.
Sekitar 2016, PNS di Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) ini harus memutar otak. Kementerian PUPR mendapatkan tugas membangun 33 venue olahraga di Jakarta dan Palembang untuk keperluan Asian Games 2018. Termasuk juga sarana latihan atlet dan wisma atlet.
Iwan Suprijanto yang kala itu menjabat Direktur Bina Penataan Bangunan Kementerian PUPR punya tantangan besar yaitu waktu mepet. Namun, venue harus memenuhi standar internasional. Waktu yang dimiliki Iwan dan tim Kementerian PUPR ketika itu hanya sekitar 2 tahun.
Siap-Siap, Ada 3 Gerbang Ikonik Menuju Borobudur
”Untuk menyelesaikan amanah ini, kami menerapkan terobosan dengan menggunakan kontrak terintegrasi rancang dan bangun [design and build] yang berbasis kinerja. Khususnya untuk venue olahraga dengan nilai kontrak besar dan kompleksitas tinggi,” ujar Iwan yang saat ini menjabat sebagai Kepala Pusat Pengembangan Sarana Prasarana Pendidikan Olahraga dan Pasar Kementerian PUPR sebagaimana dilansir dari laman jpp.go.id, Rabu (15/1/2020).
Iwan Suprijanto sadar betul menggarap puluhan proyek konstruksi bertaraf internasional dalam kurun waktu yang singkat akan menguras tenaga dan pikiran.
Bentuk Superteam
Dia pun membentuk tim yang berdedikasi tinggi, berintegritas, serta mumpuni dan sanggup untuk mengerjakan proyek besar ini di tenggah tenggat terbatas.
”Karena saya bukan Superman dan tidak berusaha menjadikan diri saya Superman, untuk itu saya membentuk superteam,” jelas pria kelahiran Malang ini.
Pembentukan superteam ini membutuhkan kemampuan memimpin yang tinggi. Mulai dari merencanakan pembangunan itu sendiri, hingga memilih tim yang cocok untuk diberikan tanggung jawab, menjadi tantangan tersendiri bagi Iwan.
Menurut dia, dalam tim yang ia bentuk, terpenting adalah membangun mental dan moral. Dalam melaksanakan tugas, Iwan selalu menekankan prinsip 5T kepada para stafnya. Yakni tepat waktu, tepat biaya, tepat mutu, tepat administrasi, dan tepat manfaat.
Gara-Gara Jalin Asmara, Warga Desa Ini Tak BAB Sembarangan
Tidak hanya itu, ungkapan “hasil tidak akan mengkhianati proses” juga ditanamkan Iwan dalam diri dan juga stafnya. “Kami bekerja bukan untuk penghargaan, bukan untuk pujian, tapi karena pengabdian,” ujar Iwan Suprijanto.
Kiprah Iwan Suprijanto dalam membangun dan menggarap berbagai proyek infrastruktur ini kemudian diganjar penghargaan dari Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB).
Salah satu PNS teladan ini dianugerahi Piala Adhigana saat menjadi salah satu pemenang dalam ajang Anugerah ASN 2019 kategori Pejabat Pimpinan Tinggi (PPT) Pratama Teladan.
Bencana Alam
Sepak terjang Iwan Suprijanto berlanjut saat sejumlah bencana alam melanda Indonesia seperti gempa di Nusa Tenggara Barat dan tsunami di Sulawesi Tengah. Bencana itu meluluhlantakkan sebagian besar infrastruktur utama di daerah itu.
Iwan menyebut pemulihan pascabencana alam termasuk pembangunan konstruksi Indonesia bagian dari operasi kemanusiaan. Atas kondisi itu, Iwan lantas menyusun buku dan pedoman untuk penanganan tanggap darurat pascabencana.
Salah satu yang menonjol adalah desain hunian sementara yang bisa diterapkan di berbagai daerah bencana. ”Ke depannya, di manapun terjadi bencana sudah ada prototipe desain hunian sementara yang kami siapkan,” kata dia.
Tugas terbaru yang dieman PNS inspiratif ini adalah pemulihan pascakerusuhan sosial di Papua dan Papua Barat yang terjadi beberapa waktu lalu.
Potret Ruas Jalan Tol Terpanjang dan Terpendek di Indonesia
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono pun mengakui kemampuan Iwan. Basuki menyebut Iwan bisa menjadi aset Kementerian PUPR dalam hal kepemimpinan.
Saat ini jabatan yang dipegang Iwan Suprijanto merupakan kerja sama dengan 4 kementerian, yakni Kementerian PUPR, Kementerian Agama untuk pendidikan madrasah, pembangunan pasar untuk Kementerian Perdagangan, dan bidang pendidikan untuk Kementerian Pendidikan dan Budaya (Kemendikbud).
Kini Iwan Suprijanto dan timnya terus menggeber berbagai infrastruktur sekolah, pasar, maupun olahraga. Dia dan timnya telah menggarap 10.453 sekolah rusak, 1.000 madrasah rusak.
Kemudian pembangunan lanjutan 41 gedung perguruan tinggi negeri dan 11 perguruan tinggi keagamaan Islam negeri (PTKIN) yang mangkrak. Termasukl pula ada sentuhan Iwan Suprijanto dalam pembangunan enam venue PON XX Papua.