WHO secara resmi merilis bahwa kasus pneumonia di Thailand dan Jepang positif terinfeks virus nCov berdasarkan hasil laboratorium.
JEDA.ID – Pemerintah Indonesia telah meningkatkan kewaspadaan terhadap penularan penyakit dari virus novel corona (nCov) yang mulanya terjadi di Wuhan China.
Kemenkes meminta WNI yang bepergian ke Korea Selatan dan Jepang juga mewaspadai penularan virus penyebab pnemonia itu. Saat ini beberapa kasus pneumonia yang mirip dengan yang terjadi di Wuhan Tiongkok dilaporkan juga terjadi di Thailand, Singapura, Jepang, dan Korea.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) secara resmi merilis bahwa kasus pneumonia di Thailand dan Jepang positif terinfeksi nCov berdasarkan hasil laboratorium. “Tidak ada travel ban, yang ada hanya travel advisory ke China,” kata Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan Anung Sugihantono, dilansir Antara, Selasa (21/1/2020).
Sebanyak 135 pintu masuk Indonesia dijaga dengan alat thermal scanner untuk mengetahui seseorang yang demam dengan suhu di atas 38 derajat celsius.
Apabila terdapat orang yang demam akan dilakukan pemeriksaan lebih lanjut terkait gangguan kesehatan yang berhubungan dengan nCov. Jika hasil pemeriksaan mengarah pada nCov, akan dilakukan tindakan kekarantinaan.
Setiap warga negara asing yang datang pun diberikan Health Alert Card untuk memantau kesehatannya selama satu atau dua minggu apabila mengalami keluhan kesehatan.
Virus Mematikan Jenis Baru Muncul di China
Virus nCov
Update terbaru, pemerintah China menyebut virus baru yang masih misterius itu dinamai 2019-nCov atau termasuk golongan virus corona. Coronavirus terkait dengan MERS dan SARS, serta flu biasa, dan memiliki gejala pneumonia.
Dilansir IFL Science, Senin (20/1/2020), direktur State Key Laboratory of Respiratory Disease Zhong Nanshan menyatakan virus tersebut tidak hanya menyebar ke keluarga pasien yang terinfeksi, tapi juga 14 petugas medis yang melakukan kontak dengan pasien.
Inilah yang mengkonfirmasi bahwa virus tersebut dapat ditularkan dari manusia ke manusia. “Kunci untuk mengendalikan penyebaran penyakit saat ini adalah mencegah munculnya penyebar super dari virus,” ucap Zhong kepada South China Morning Post.
Hal ini merujuk pada pasien yang menularkan virus ke petugas medis yang merawatnya. Laporan resmi menyatakan bahwa 224 orang terinfeksi. Namun, analisis statistik berdasarkan orang yang terinfeksi di dalam maupun luar China, mungkin jumlah yang terinfeksi sebenarnya lima sampai 11 kali lipat lebih banyak.
WHO masih memantau perkembangan situasi untuk mencegah penyebaran virus lebih lanjut. Para ahli tidak dapat memprediksi bagaimana situasi akan berkembang. Terlalu dini untuk memberi prediksi.
“Kami masih dalam tahap awal wabah. Ada banyak pekerjaan yang harus dilakukan otoritas China dan sejumlah ahli untuk mengabarkan perkembangan ke dunia,” kata Dr Mike Turner, Direktur Sains Wellcome dalam sebuah pernyataan.
“Perkiraan ukuran wabah masih sulit diprediksi pada tahap awal ini, tetapi jelas masih menyebar. Kita semua lebih khawatir saat ini dibanding tiga hari lalu,” ujarnya.
Wuhan adalah kawasan penting di China dengan populasi lebih dari 11 juta orang tinggal di perkotaan. Selain itu, perayaan Tahun Baru Imlek yang akan datang 25 Januari nanti akan menjadi perhatian yang lebih serius.
Pengidap Pertama AIDS hingga Menyebar ke Seluruh Dunia
Kasus Lampau
Coronavirus adalah virus yang berbentuk bulat dan berdiameter sekitar 100-120 nm. Karena itu, pencegahan infeksi Coronavirus akan efektif bila menggunakan masker yang berpori-pori lebih kecil dari 100 nm.
Virus ini pertama kali diisolasi pada tahun 1965, dari cairan hidung seorang anak yang menampakan gejala pilek (common cold) biasa yang umum disebabkan oleh infeksi Influenza. Kenyataannya, memang sulit membedakan antara gejala infeksi akibat virus Influenza dan Coronavirus.
Ini juga merupakan kendala untuk menentukan virus penyebab SARS. Karena bila sesuatu virus ditemukan dari pasien yang bukan pengidap SARS dan itu dinyatakan sebagai penyebab SARS akan mengakibatkan kesalahan yang fatal.
Artinya, seleksi pasien merupakan hal yang sangat penting untuk penentuan virus penyebab SARS.
Beberapa negara di Timur Tengah seperti Jordania, Qatar, Saudi Arabia, dan Uni Emirat Arab telah melaporkan kasus infeksi MERS CoV pada manusia pada 2008 silam.
Beberapa kasus juga dilaporkan dari negara- negara di Eropa seperti Perancis, Jeman dan United Kingdom serta dari Tunisia. Semua kasus dari Eropa dan Tunisia mempunyai kesamaan hubungan (baik langsung maupun tidak langsung) dengan Timur Tengah.
Penularan dari manusia ke manusia dari MERS CoV kini telah tercatat pada beberapa kluster kasus, termasuk di antara anggota keluarga dan di fasilitas perawatan kesehatan. Dua petugas kesehatan terinfeksi setelah kontak dengan kasus konfirmasi di rumah sakit.
Dilansir Channel News Asia, Kamis (9/1/2020), WHO mengatakan, mereka membutuhkan informasi yang lebih lengkap. Hal ini untuk memastikan secara tepat jenis patogen penyebab infeksi. Menyebutkan virus corona jenis baru sebagai salah satu kemungkinannya.
Berdasarkan hasil laporan dari China Central Television (CCTV), pada 7 Januari, pihak laboratorium telah mendeteksi tipe baru dari virus corona. Hal tersebut dikutip berdasarkan hasil tes patogen dari kelompok pakar penilaian awal yang lebih meyakinkan.
Jenis virus pnemonia misterius ini telah menginfeksi puluhan orang dan membuat seluruh Asia waspada.
Ini yang Bikin Dokter Wajibkan Vaksin Hepatitis A