Pada 2003, pejabat Cina menutupi wabah SARS selama berminggu-minggu sebelum meningkatnya jumlah korban jiwa.
JEDA.ID – China kembali menghadapi ancaman virus berbahaya yang menjangkit warganya. Kabarnya virus mematikan teridentitifkasi Corona jenis baru ini tak kalah mematikan dibanding jenis virus lain di dunia.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengidentifikasi pertumbuhan kasus pnemonia di kota Wuhan, China Tengah. Kasus yang merenggut puluhan nyawa itu kemungkinan disebabkan oleh jenis baru dari virus corona yang menyebabkan wabah SARS dan MERS mematikan.
Mengutip laman LIPI, dalam penelitian yang diterbitkan 23 April 2003, menguraikan Novel corona virus (CoV) atau disebut MERS (Middle East Respiratory Syndrome). CoV adalah strain baru dari corona virus yang sebelumnya tidak pernah ditemukan pada manusia.
Corona virus adalah keluarga besar dari virus yang menyebabkan kesakitan pada manusia dan hewan. Pada manusia, corona virus dapat menyebabkan sakit ringan sampai berat mulai dari common cold sampai sindroma pernapasan akut berat (SARS).
Penjelasan Ilmiah
Coronavirus adalah virus yang berbentuk bulat dan berdiameter sekitar 100-120 nm. Karena itu, pencegahan infeksi Coronavirus akan efektif bila menggunakan masker yang berpori-pori lebih kecil dari 100 nm.
Virus ini pertama kali diisolasi pada tahun 1965, dari cairan hidung seorang anak yang menampakan gejala pilek (common cold) biasa yang umum disebabkan oleh infeksi Influenza. Kenyataannya, memang sulit membedakan antara gejala infeksi akibat virus Influenza dan Coronavirus.
Ini juga merupakan kendala untuk menentukan virus penyebab SARS. Karena bila sesuatu virus ditemukan dari pasien yang bukan pengidap SARS dan itu dinyatakan sebagai penyebab SARS akan mengakibatkan kesalahan yang fatal. Artinya, seleksi pasien merupakan hal yang sangat penting untuk penentuan virus penyebab SARS.
Beberapa negara di Timur Tengah seperti Jordania, Qatar, Saudi Arabia, dan Uni Emirat Arab telah melaporkan kasus infeksi MERS CoV pada manusia pada 2008 silam.
Beberapa kasus juga dilaporkan dari negara- negara di Eropa seperti Perancis, Jeman dan United Kingdom serta dari Tunisia. Semua kasus dari Eropa dan Tunisia mempunyai kesamaan hubungan (baik langsung maupun tidak langsung) dengan Timur Tengah.
Penularan dari manusia ke manusia dari MERS CoV kini telah tercatat pada beberapa kluster kasus, termasuk di antara anggota keluarga dan di fasilitas perawatan kesehatan. Dua petugas kesehatan terinfeksi setelah kontak dengan kasus konfirmasi di rumah sakit.
Dilansir Channel News Asia, Kamis (9/1/2020), WHO mengatakan, mereka membutuhkan informasi yang lebih lengkap. Hal ini untuk memastikan secara tepat jenis patogen penyebab infeksi. Menyebutkan virus corona jenis baru sebagai salah satu kemungkinannya.
Berdasarkan hasil laporan dari China Central Television (CCTV), pada 7 Januari, pihak laboratorium telah mendeteksi tipe baru dari virus corona. Hal tersebut dikutip berdasarkan hasil tes patogen dari kelompok pakar penilaian awal yang lebih meyakinkan.
Jenis virus pnemonia misterius ini telah menginfeksi puluhan orang dan membuat seluruh Asia waspada.
Ini yang Bikin Dokter Wajibkan Vaksin Hepatitis A
Kasus di China
Sebanyak 59 kasus telah dilaporkan oleh Otoritas China sejak wabah pneumonia terjadi bulan lalu. WHO mencatat bahwa coronavirus muncul secara berkala, yang menyebabkan SARS pada tahun 2002 dan menyebabkan MERS pada 2012.
Menurut otoritas China, virus di balik kasus-kasus Wuhan dapat menyebabkan penyakit parah pada beberapa pasien dan tampaknya tidak menular dengan mudah dari orang ke orang.
WHO mengatakan diperlukan informasi yang lebih jelas untuk memastikan patogen, untuk lebih memahami epidemiologi wabah, gambaran klinis, penyelidikan untuk menentukan sumber, cara penularan, tingkat infeksi, dan penanggulangan yang diterapkan.
Pada 2003, pejabat Cina menutupi wabah SARS selama berminggu-minggu sebelum meningkatnya jumlah korban jiwa. Penyakit ini menyebar dengan cepat ke kota dan negara lain pada 2003 hingga menyebabkan lebih dari 8.000 orang terinfeksi dan 775 meninggal.
Sebagian Penderita Skizofrenia Masih Dipasung