• Fri, 22 November 2024

Breaking News :

Ketahui Untung Rugi Pakai Masker Rangkap Dua

Pemakaian masker di tempat umum sudah merupakan hal wajib selama pandemi ini.

JEDA.ID-Memakai masker rangkap dua dipercaya lebih efektif menangkal Corona. Benarkah memakai masker rangkap dua lebih efektif menangkal virus Corona?

Pertanyaan-pertanyaan ini tentu sering ada di kepala kita. Simak info sehat kali ini yang membahas seberapa efektif masker rangkap dua menangkal Corona.

Dilansir dari Fox News, Kamis (21/1/2021) Dean Winslow, pakar penyakit menular dari Stanford Health Care mengatakan tidak ada data yang mendukung atau menyangkal gagasan bahwa memakai dua masker akan memberikan perlindungan lebih.

Hal senada diungkapkan oleh Neysa Ernst dari Johns Hopkins University. Akan tetapi, dia menyatakan bahwa bukti anekdotal menunjukkan lapisan tambahan dapat menawarkan keamanan psikologis bagi beberapa orang.

Peneliti Sedang Ciptakan Alat Ukur Antibodi

Sementara itu, menurut Center for Disease Control and Prevention (CDC), masker harus memiliki dua lapisan kain yang masih memungkinkan untuk bernapas. Selain itu, bentuknya pas untuk menutupi bagian hidung dan mulut.

Oleh sebab itu, Frank Esper, spesialis penyakit menular pediatrik di Cleveland Clinic Children’s mengatakan jika masker yang digunakan sudah memiliki banyak lapisan, maka tidak perlu lagi menggunakan dua masker atau lebih.

“Meskipun menggandakan masker mungkin tidak menggandakan perlindungan, tapi itu juga tidak akan menyakiti Anda,” katanya seperti mengutip Bisnis.com, Kamis (21/1/2021).

Pendapat lain disampaikan oleh seorang ahli di California. Paula Cannon, profesor mikrobiologi molekuler dan imunologi di Keck School of Medicine University of Southern California (USC), mengatakan satu masker yang terbuat dari bahan sesuai dan digunakan dengan tepat dapat menawarkan perlindungan yang cukup.

Namun, lanjutnya, memakai dua masker bisa memberikan perlindungan tambahan. Menurutnya, masker kedua bisa membuat segel lebih rapat di sekitar wajah dan membantu mengamankan masker agar tidak tergelincir.

Dave Hnida, dokter dan editor medis juga mengatakan bahwa dua masker dapat menciptakan lebih banyak jalur rintangan untuk partikel virus dalam upaya rute dari udara, masuk ke dalam tubuh, lalu ke paru-paru.

10 Tips Siaga Bencana di Tengah Pandemi Covid-19

Dia mengatakan hal ini telah didukung oleh penelitian bahwa dua masker ternyata lebih baik daripada hanya satu. Secara khusus apa yang dikatakan adalah bahwa dua masker memberikan perlindungan yang mirip dengan yang didapatkan dari masker N-95.

Di sisi lain, para ahli juga setuju bahwa terlalu banyak lapisan dapat menimbulkan risiko kesulitan bernapas. CDC secara khusus juga merekomendasikan untuk tidak memakai masker dengan kain vinyl karena alasan tertentu.

Satu hal lain yang penting untuk diingat, selain penggunaan masker, pakar kesehatan juga terus mengimbau agar masyarakat menjaga jarak fisik yang tepat, menjaga kebersihan tangan, dan menghindari keramaian untuk mengurangi penyebaran virus.

Well asal tahu saja persebaran virus Coona bukan melalui batuk.\ Lalu apa dong? Sebuah studi mengungkap bahwa Covid-19 lebih mungkin menyebar saat orang berbicara daripada batuk di ruang berventilasi buruk.

Studi yang baru-baru ini diterbitkan di jurnal Proceedings of the Royal Society A, menggunakan model matematika untuk memeriksa bagaimana Covid-19 menyebar di dalam ruangan tergantung pada ukuran ruangan, jumlah orang di dalamnya, seberapa baik ruangan tersebut berventilasi dan apakah orang-orang mengenakan masker wajah.

Hasilnya, ketika dua orang berada di ruang yang berventilasi buruk dan tidak memakai masker, berbicara dalam waktu lebih lama, mungkin menyebarkan virus daripada batuk. Itu karena ketika kita berbicara, kita menghasilkan tetesan kecil yang dapat menggantung di udara, menyebar dan menumpuk di area yang tidak memiliki ventilasi yang memadai.

Tidak Selamanya Buruk, Rasa Takut Ternyata Memiliki Manfaat Baik

Di sisi lain, batuk menghasilkan tetesan yang lebih besar, yang dengan cepat jatuh ke lantai dan mengendap di permukaan.

Dalam satu model skenario, para peneliti menemukan bahwa setelah batuk singkat, jumlah partikel infeksius di udara akan turun dengan cepat setelah 1 hingga 7 menit. Sebaliknya, setelah berbicara selama 30 detik, hanya setelah 30 menit jumlah partikel infeksius turun ke tingkat yang sama dan sejumlah besar partikel masih tersuspensi setelah satu jam.

Penelitian terbaru mengungkap penularan Covid-19 tidak melalui batuk (ilustrasi Freepik)

Penelitian terbaru mengungkap penularan Covid-19 tidak melalui batuk (ilustrasi Freepik)

Dengan kata lain, satu dosis partikel virus yang mampu menyebabkan infeksi akan bertahan di udara lebih lama setelah bicara daripada batuk. Dalam skenario model ini, jumlah tetesan yang sama masuk selama batuk 0,5 detik seperti selama 30 detik bicara.

Para peneliti juga menemukan bahwa dalam kondisi ini, virus dapat menyebar lebih dari 6 kaki (2 meter) hanya dalam hitungan detik.

Namun, kata penulis studi, memakai masker dalam bentuk apa pun mengurangi jumlah virus corona di udara karena masker menyaring beberapa tetesan dan memperlambat momentum partikel yang diembuskan.

Ventilasi juga penting. Salah satu skenario model menemukan bahwa ketika orang yang terinfeksi berbicara di dalam ruangan selama satu jam, orang lain di dalam ruangan menghadapi risiko infeksi hingga 20 persen, tetapi risiko ini berkurang tiga kali lipat ketika udara di dalam kamar benar-benar berubah 10 kali per jam. Di ruangan yang berventilasi baik, biasanya ada 10 hingga 20 pergantian udara per jam.

Bagaimana Cara Tepat Menghemat Sampah?

“Ventilasi sangat penting dalam meminimalkan risiko infeksi di dalam ruangan,” ujar pemimpin studi Pedro de Oliveira dari Departemen Teknik Cambridge seperti dilansir dari Live Science, Kamis (21/1/2021).

Para peneliti telah menggunakan temuan mereka untuk membuat aplikasi online gratis, yang disebut Airborne.cam, untuk menunjukkan bagaimana ventilasi dan faktor lain memengaruhi risiko penularan di dalam ruangan. Alat tersebut dapat digunakan oleh orang-orang yang mengelola tempat kerja dan ruang kelas untuk membantu menentukan apakah ventilasi di tempat mereka memadai.

Ditulis oleh : Astrid Prihatini WD

Sign up for the Newsletter

Join our newsletter and get updates in your inbox. We won’t spam you and we respect your privacy.