BMI yang lebih besar dari 40 dapat meningkatkan risiko hingga 90 persen kematian akibat Corona.
JEDA.ID-Obesitas dan Corona ternyata memiliki kaitan erat. Lalu apa kaitan obesitas dan Corona, simak ulasannya di info sehat kali ini.
Sejak lama obesitas dan Corona dikaitkan punya hubungan. Virus corona adalah ancaman tanpa pandang bulu, bisa menyerang siapa saja dari segala usia dan menyerang berbagai titik vital dalam tubuh. Peneliti kini telah menemukan hubungan yang kuat antara kelebihan berat badan atau obesitas dengan Covid-19.
Hilary Jones, dokter umum dan penulis masalah kesehatan Inggris, mengatakan kelebihan berat badan biasanya terkait dengan sejumlah penyakit kronis, seperti diabetes tipe 2, penyakit jantung, usus, dan kanker payudara.
Baca Juga: Ini Perbandingan Gaji Pilot di Indonesia dan Luar Negeri
“Obesitas menyebabkan peradangan umum di tubuh dan itu merupakan faktor risiko utama untuk Covid-19. Jika Anda tertular virus dan kelebihan berat badan, Anda berisiko jauh lebih besar terkena infeksi serius,” katanya seperti dikutip Express UK dan Bisnis.com, Rabu (27/1/2021).
Sepanjang pandemi, otoritas kesehatan masyarakat telah menggarisbawahi risiko yang terkait dengan hal ini. Juli tahun lalu, Public Health England memperkirakan bahwa indeks massa tubuh (BMI) 35 hingga 40 dapat meningkatkan peluang seorang meninggal akibat Covid-19.
BMI yang lebih besar dari 40 dapat meningkatkan risiko hingga 90 persen kematian akibat Corona. Sebagai informasi, BMI adalah metode yang paling banyak digunakan untuk memeriksa apakah seseorang memiliki berat badan yang sehat.
Pada Oktober tahun lalu, Direktur Unit Penyakit Metabolik di Cambridge University, Stephen O’Rahilly, mengatakan ada dua hal yang terjadi ketika orang mengalami obesitas, jumlah lemak meningkat dan penambahan lemak di tempat yang salah.
Baca Juga: Lirik Jaringan 5G, Berapa Dana yang Harus Disiapkan MNC?
Hal ini mengganggu metabolisme, utamanya adalah tingkat insulin yang sangat tinggi dalam darah. Gangguan ini dikaitkan dengan berbagai kelainan termasuk peningkatan sitokin inflamasi dan pengurangan molekul adiponektin yang secara langsung melindungi paru-paru.
Dia menambahkan, mungkin juga lemak meningkat di paru-paru itu sendiri yang dapat mengganggu cara organ itu menangani virus. Menurut O’Rahilly, hal sederhana yang terlihat seperti dada besar atau perut besar terlalu menyederhanakan persoalan.
“Apa yang sebenarnya terjadi adalah metabolisme, dan kita tahu itu karena jika kita melihat penanda genetik untuk gangguan metabolisme, mereka jauh lebih dekat hubungannya dengan hasil yang buruk daripada penanda genetik untuk obesitas itu sendiri,” ungkap Hilary Jones.
Baca Juga: Daftar Pekerjaan dengan Tingkat Kematian Tertinggi Akibat Virus Corona
Orang yang mengalami kelebihan berat badan (obesitas) bisa mengurangi berat badannya dengan merombak aspek gaya hidup seperti memperbaiki pola makan.
Terkait hal ini, National Health Service (NHS) menyatakan tidak ada aturan tunggal yang berlaku untuk semua orang.
Akan tetapi, untuk menurunkan berat badan pada tingkat yang aman dan berkelanjutan sebesar 0,5 kilogram hingga 1 kilogram, kebanyakan orang akan disarankan untuk mengurangi asupan energi hingga 600 kalori setiap harinya.
Tips Mengatasi Obesitas
Bagi kebanyakan pria, hal tersebut berarti mereka tidak boleh mengonsumsi lebih dari 1.900 kalori dalam sehari. Sementara itu bagi kebanyakan perempuan, artinya konsumsi mereka tidak boleh lebih dari 1.400 kalori per hari.
”Cara terbaik untuk mencapai ini adalah dengan menukar pilihan makanan yang tidak sehat dan berenergi tinggi seperti makanan cepat saji, makanan olahan, dan minuman manis dengan pilihan yang lebih sehat,” saran NHS dan dikutip Bisnis.com, Rabu (27/1/2021).
Umumnya diet sehat harus terdiri dari banyak buah dan sayur, banyak kentang, roti, nasi, dan makanan tepung. Beberapa susu dan makanan olahannya. Daging, ikan, telur, kacang-kacangan, dan sumber protein non-susu lain serta sedikit makanan dan minuman tinggi lemak dan gula.
Baca Juga: Inilah Jenis Teh Terlangka Di Dunia
Ada juga sejumlah makanan yang perlu dihindari untuk membantu menurunkan berat badan dan mencegah ancaman kembalinya berat badan. Menurut Harvard Health, orang harus membatasi minuman dan makanan sebagai berikut.
Minuman yang dimaniskan dengan gula (minuman bersoda dan minuman olahraga), jus buah, biji-bijian olahan dan manisan, kentang (dibakar atau digoreng), daging merah dan daging olahan, serta makanan olahan lainnya seperti makanan cepat saji.
Selain itu, petugas medis juga merekomendasikan bahwa orang dewasa harus melakukan minimal 150 menit aktivitas dengan intensitas sedang per pekan, misalnya dengan lima sesi olahraga 30 menit seminggu.