Pengusaha Erick Thohir mengungkapkan keinginan untuk mengelola Persis Solo agar klub sepab bola tersebut kembali berjaya seperti masa lalu.
JEDA.ID—Di dunia Tanah Air olah raga, nama Erick Thohir sudah sangat dikenal. Setelah sukses menggelar Asian Games 2018 pengusaha ini ikut sibuk mempersiapkan pencalonan Indonesia sebagai host Piala Dunia U-20 2021. Di tengah kegiatan tersebut, Erick meninjau Stadion Manahan Solo, Sabtu (21/9/2019). Namun rupanya, kedatangan mantan Presiden Inter Milan itu juga terkait masa depan Persis Solo.
Kedatangan Erick Thohir ke Kota Bengawan diawali dengan pertemuan bersama Wali Kota Solo, F.X. Hadi Rudyatmo, di Loji Gandrung. Selanjutnya, dia mengunjungi Stadion Manahan yang kelak bakal menjadi home base Persis.
Erick mengakui kedatangannya sebagai penjajakan untuk membantu Persis Solo kembali berprestasi. Walaupun baru penjajakan, Ketua Komite Olimpiade Indonesia (KOI) tersebut menegaskan dirinya serius ingin mengelola Persis.
“Saya tipe orang serius, bukan coba-coba,” ujarnya dalam jumpa pers di Hotel Alila Solo, Sabtu siang seperti dilansir Solopos.com. Dia lantas menjabarkan dedikasinya menjadi pelaksana Asian Games 2018. Ia mengatakan semua itu dilakukan demi Indonesia, bukan untuk kepentingan pribadinya.
“Di sini [Solo], walau penjajakan saya ingin serius [mengelola Persis]. Ini bukan hanya mimpi-mimpi. Tapi rencana ini bisa tercapai kalau ada kesolidan antara pengurus Persis, pemerintah daerah, dan suporter,” tuturnya.
Lima Aspek
Meski mengaku baru melakukan penjajakan masuk menjadi investor Persis Solo, Erick menjabarkan klub tersebut harus memiliki prinsip dasar yang sama untuk membangun tim. Ada lima aspek yang ingin dia kembangkan.
Pertama, manajemen Persis Solo harus bekerja sama dengan pemangku kepentingan.
Kedua, manajemen klub harus profesional dan transparan.
Ketiga, pengelolaan tim sepak bola artinya memberikan porsi yang sesuai untuk pemain junior-senior karena tim adalah inti dari sebuah klub sepak bola.
Keempat, klub memperhatikan infrastruktur seperti tempat latihan dan rumput.
Kelima, klub harus bisa menjaga stabilitas keuangan.
Selain itu, Erick juga menyinggung pentingnya program untuk mengapresiasi para suporter untuk meningkatkan loyalitas dan fanbase. Manajemen harus secara proporsional memerlakukan suporter baru-lama, junior-senior, hingga suporter yang telah berkeluarga. Dia juga menyinggung pentingnya manajemen memiliki target jangka pendek, menengah, dan jangka panjang. Hal itu diperlukan untuk mereview perjalanan klub sehingga terjadi check and balance.
Bisnis Media
Selain bidang olahraga, Erick Thohir yang lahir di Jakarta, 30 Mei 1970 adalah seorang pengusaha asal Indonesia dan pendiri Mahaka Group yang merupakan perusahaan induk dari perusahaan yang memiliki fokus pada bisnis media dan entertainment.
Berbagai unit usaha Mahaka seperti di bidang penyiaran (broadcast) yakni Gen FM & Jak FM, stasiun televisi Jak TV, media luar ruang (out of home) Mahaka Advertising, penerbitan (publishing) yakni Harian Republika, Golf Digest, digital yakni Rajakarcis.com dan berbagai perusahaan lainnya.
Di bidang olahraga kiprah Erick juga sudah tak perlu diragukan lagi. Berikut sekilas sepak terjang Erick di dunia olahraga seperti dilansir dari berbagai sumber.
1. Menjabat sebagai Ketua Umum Persatuan Bola Basket Seluruh Indonesia (PERBASI) periode 2006–2010
2. Menjabat Presiden Asosiasi Bola Basket Asia Tenggara (SEABA) periode 2006 – sekarang.
3. Pada 2012 dipercaya sebagai Komandan Kontingen Indonesia untuk Olimpiade di London.
4. Erick menjadi orang Asia pertama yang pernah memiliki Tim bola basket NBA ketika ia membeli saham Philadelphia 76ers.
5. Pada 2012, Erick dan Levien menjadi pemilik saham mayoritas sebuah klub Major League Soccer, D.C. United.
6. Pada September 2013, Erick membeli saham mayoritas klub Internazionale (Inter Milano). Pada 15 November 2013, Erick dipercaya sebagai presiden klub Inter Milan. Namun kini sahamnya telah dilepas kepada Steven Zhang.
Karena Sejarah
Salah satu alasan Erick Thohir ingin mengelola Persis adalah sejarah. Menurutnya, Persis Solo adalah klub luar biasa karena dalam klub yang berdiri sejak 1923 tersebut pernah menjadi juara di era prakemerdekaan sebanyak 7 kali.
Persatuan Sepak bola Indonesia Surakarta atau Persis berdiri pada 8 November 1923 di Solo. Berdiri Persis tak lepas dari peran dari Sastrosaksono (tokoh dari Klub Mars), serta R. Ng. Reksodiprojo dan Sutarman dari Klub Romeo, di bawah nama Vorstenlandsche Voetbal Bond (VVB).
Seperti dilansir Wikipedia, pada 1928, di bawah kepemimpinan Soemokartiko, Vorstenlandsche Voetbal Bond resmi berganti nama menjadi Persatuan Sepak bola Indonesia Solo, disingkat Persis. Selama ini Persis bermarkas di Stadion Manahan. Namun karena Stadion Manahan saat ini sedang direnovasi, Persis bermarkas di Stadion Wilis, Madiun.
Persis memiliki suporter fanatik dan atraktif yang disebut Pasoepati (Pasukan Soeporter Solo paling Sejati) dan Surakartans. Persis kembali hadir di kancah sepak bola nasional sejak 2006, setelah sebelumnya bertahun-tahun lamanya Persis mengendap di kompetisi amatir.
Musim kompetisi 2006/2007 menjadi puncak prestasi bagi Persis modern karena di musim itu Persis berhasil lolos promosi ke kompetisi liga kasta tertinggi Indonesia yakni level Divisi Utama. Sayang, raihan positif itu tidak dibarengi dengan gelar juara Liga Divisi 1 karena Persis kalah dari Persebaya Surabaya di pertandingan final yang berlangsung di Stadion Brawijaya, Kediri.
Hingga ini tampaknya Persis masih diselimuti masalah. Kisruh di tubuh manajemen Persis Solo memang sudah berlangsung lama, yakni antara PT Syahdana Property Nusantara (SPN) dengan PT Persis Solo Saestu (PSS). Setelah PT SPN membawa investor baru, kini giliran kubu pendiri PT PSS yang membawa calon investor.
PT SPN yang menguasai 90 persen saham PT PSS menyatakan telah menjual 70 persen saham PT PSS kepada pengusaha minyak asal Jakarta, Vijaya Fitriyasa. Namun, kali ini kubu pendiri PT PSS yang dimotori Her Suprabu kedatangan Erick Thohir yang juga sebagai calon investor lain.
Terlepas siapa nanti yang akan mengelola kita berharap masalah akan cepat selesei dan Persis kembali berjaya.