Dalam sidang di PN Jakarta Selatan, Rabu (23/10/2019), terungkap bahawa komedian Nunung, 56, mengidap depresi terselubung.
JEDA.ID—Dalam sidang di PN Jakarta Selatan, Rabu (23/10/2019), terungkap bahawa komedian Nunung, 56, mengidap depresi terselubung.
Dalam persidangan tersebut, Nunung dan sang suami, July Jan Sambiran menghadirkan saksi ahli dari RSKO Cibubur, Jakarta Timur. Saksi tersebut merupakan dokter yang menanganinya selama rehabilitasi. Dalam sidang, saksi ahli yang bernama Herni Taruli Tambunan mengungkap bahwa Nunung mengidap depresi. Gangguan psikologis itu sudah dialaminya sejak tiga tahun terakhir.
Kecurigaan Herni Taruli bahwa Nunung memiliki gangguan psikologis, terdeteksi sejak awal sang komedian dirawat di RSKO. Kala itu, kondisi Nunung benar-benar menurun.
“Bu Nunung saat itu sudah letih. Kayaknya saat itu ada prosedur yang harus dijalankan. Kami anggap kondisinya belum bisa menerima dibawa ke RSKO,” ungkap saksi ahli di hadapan majelis hakim seperti dilansir Liputan6.com. “Memang prosedur masuk ruang sakit memang screening [pemeriksaan], enggak cuma mental tapi juga fisik,” sambungnya.
Mendengar kesaksian dari dokter Herni Taruli Tambunan, salah satu hakim anggota kemudian bertanya. Mengapa Nunung bisa mengidap depresi padahal dia selalu terlihat ceria. “Kalau bahasa awamnya depresi punya seribu wajah. Di ruangan ini ada satu dari empat orang yang depresi. Depresi bisa terselubung,” beber saksi ahli.
Herni Taruli Tambunan juga menuturkan bahwa, sejumlah orang yang berprofesi sebagai komedian juga memiliki penyakit yang sama. “Kita lihat Mbak Nunung ceria, tapi bukan berarti dia lepas dari kondisi cemas. Banyak komedian yang meninggal karena depresinya,” ia menambahkan.
Seperti diketahui Nunung menjadi tersangka terkait kasus narkotika jenis sabu-sabu. Pemilik nama lengkap Tri Retno Prayudati sebelumnya ditangkap petugas dengan barang bukti kepemilikan sabu 0,36 gram. Nunung ditangkap bersama suaminya July Jan Sembiran alias Iyan Sambiran di kediamannya di kawasan Tebet, Jakarta Selatan, Jumat (19/7/2019) siang.
Saat penggeledahan polisi menemukan barang bukti narkotika jenis sabu-sabu yang disimpan di laci meja. Nunung mengakui intensif sudah menggunakan sabu sejak 5 bulan terakhir sebelum ditangkap. Pengakuannya, dia ingin menjadikan sabu-sabu untuk dopping bekerja.
Tekanan Hidup
Mungkin bukan Nunung seorang yang mengidap depresi terselubung. Kehidupan yang semakin kompleks membuat banyak orang semakin tertekan menghadapi tantangan hidup yang kian beragam. Tantangan hidup yang mampu kita atasi mungkin dapat menghasilkan sebuah prestasi, namun beda halnya jika tantangan hidup tersebut tidak mampu diatasi. Perasaan tertekan, rendah diri, dan putus asa dapat dengan mudah datang menghinggapi.
Keadaan emosional yang demikian, jika berlangsung terus menerus dapat jatuh pada keadaan depresi, salah satunya depresi terselubung yang jarang disadari. Selama bertahun-tahun, berbagai penelitian dilakukan untuk menilai depresi terselubung.
Depresi terselubung adalah gejala perasaan tertekan dalam diri orang-orang yang secara keseluruhan tergolong normal. Jadi, orang yang bersangkutan sebenarnya terlihat normal, dalam arti tidak menunjukan gejala kelainan jiwa, akan tetapi, terkadang menunjukkan perilaku yang bersifat depresif. Gejala depresinya tidak terlalu kentara, melainkan terselubung atau tersembunyi dalam keseluruhan perilaku normalnya di kehidupan sehari-hari.
Individu dengan gangguan depresi terselubung sering mendapat kesulitan dalam perilaku sehari-harinya. Gangguan ini tidak hanya menghambat dirinya, akan tetapi secara tidak langsung dapat mengganggu kehidupan di lingkungannya, terutama saat fase depresifnya sedang muncul.
Mendeteksi Gejala Depresi Terselubung
Gejalanya yang samar dan umumnya terdapat pada orang normal, membuat diagnosis depresi terselubung (masked depresion) menjadi sulit. Namun, masing-masing individu sebenarnya dapat mengenali tanda-tandanya. Kuncinya, harus jujur kepada diri sendiri dan tidak menyangkal bila gejala tersebut ada pada diri kita. Berbagai penelitian dikembangkan untuk membuat daftar gejala yang dapat digunakan secara mandiri. Berikut beberapa gejala fisik dari depresi terselubung seperti dilansir dari berbagai sumber.
1. Kehilangan nafsu makan, tanpa alasan yang jelas.
2. Berat badan cenderung menurun karena hilangnya nafsu makan.
3. Mudah lelah dalam melakukan kegiatan-kegiatan fisik.
4. Badan selalu terasa lemah, kurang bergairah, tak bertenaga, dan sebagainya.
5. Mengalami gangguan tidur, misalnya sukar tidur, diganggu oleh mimpi-mimpi buruk, dan sebagainya.
6. Menstruasi yang tidak teratur (pada wanita).
7. Sembelit, yaitu susah buang air besar.
8. Lemah syahwat (impotensi) pada pria, dan rendahnya libido pada wanita.
Sementara dari sisi psikologis, gejala emosional yang dialami penderita depresi terselubung antara lain adalah:
1. Selalu Cemas
Orang yang mengidap depresi terselubung biasanya suasana batinnya kurang menentu dan tidak tenteram. Selalu cemas dalam menghadapi berbagai hal, walaupun hal tersebut sepele untuk sebagian besar orang.
2. Sedih dan Marah
Mereka juga memiliki perasaan sedih yang terus menerus tanpa alasan yang jelas. Selain itu juga marah-marah yang tidak jelas arah dan alasannya.
3. Perasaan Berdosa
Perasaan berdosa tanpa alasan yang jelas, atas segala perbuatan-perbuatan yang selalu dilakukannya.
Selain gejala fisik dan emosional, depresi terselubung juga memiliki gejala kognitif seperti :
1. Konsep diri yang negatif dan memandang diri sendiri tidak berharga. Mengkritik diri sendiri terus menerus dan cenderung tidak puas terhadap hasil yang sudah diraih.
2. Ragu-ragu dalam membuat keputusan dan memiliki pandangan yang negatif terhadap dunia luar.
3. Tidak berdaya dan putus asa terhadap masa depannya.
4. Diliputi oleh keyakinan-keyakinan tertentu yang kurang masuk akal.
Cara Mengatasi
Bila mendapati diri Anda atau orang-orang sekitar memiliki gejala-gejala tersebut jangan diabaikan. Langkah-langkah berikut bisa dilakukan untuk mencegah atau mengatasi gejala depresi terselubung.
1. Atur jadwal harian
Salah satu cara mengatasi depresi adalah dengan tidak membiarkan diri berlarut-larut dalam kesedihan. Hal ini dijelaskan lebih lanjut oleh Ian Cook, MD, seorang psikiater dari University of California seperti dilansir hellosehat.com. Menurutnya, membuat jadwal harian dan menerapkannya dengan rutin setiap hari, lama-lama membantu penderita depresi untuk disibukkan dengan berbagai kegiatan positif.
2. Istirahat yang cukup
Depresi sering membuat Anda kesulitan tidur, sehingga jam tidur jadi berantakan. Padahal tanpa sadar, kurang tidur justru bisa memperburuk gejala depresi Anda. Maka itu, usahakan untuk selalu tidur lebih awal dan pastikan jam tidur harian Anda selalu optimal. Jika perlu, Anda bisa melakukan ritual yang bisa bantu agar tidur lebih nyenyak, misalnya meditasi atau berendam air hangat sebelum tidur.
3. Olahraga teratur
Tidak hanya membuat tubuh sehat, olahraga juga berperan sebagai cara mengatasi depresi. Ini karena pengaruh hormon endorfin serta dopamin yang melonjak naik saat Anda berolahraga. Kedua hormon tersebut mampu meredakan rasa sakit sekaligus membuat mood jauh lebih baik. Jika Anda melakukan olahraga rutin, maka produksi hormon tersebut akan dua kali lipat lebih banyak. Sinyal bahagia ini akan diterima oleh otak dan digunakan untuk meredakan depresi.
4. Mengatur pola makan
Ada beberapa jenis makanan yang sebaiknya Anda hindari bila tidak ingin depresi semakin memburuk. Mulai dari alkohol, kafein, serta makanan olahan. Sebagai gantinya, makan makanan yang lebih dianjurkan seperti sayur berdaun hijau gelap, jamur, alpukat, apel, dan tomat.
5. Psikoterapi
Psikoterapi atau terapi psikologis biasanya dipilih dalam kondisi depresi. Seorang terapis akan mengajak Anda bicara mengenai depresi Anda, serta membantu untuk melewati situasi sulit yang sedang Anda alami.
6. Minum obat
Jika memang membutuhkan bantuan medis Anda bisa melakukannya. Dokter akan memilihkan jenis obat sesuai dengan kondisi dan keparahan depresi yang Anda alami.