UNESCO melihat pencak silat di Indonesia sebagai sebuat tradisi yang mencakup berbagai aspek yaitu mental dan spiritual, pertahanan diri, dan estetika.
JEDA.ID–United Nations of Educational, Scientific, and Cultural Organization (UNESCO) menetapkan pencak silat dari Indonesia dan silat dari Malaysia sebagai warisan dunia.
Pencak silat Indonesia dan silat Malaysia sama-sama masuk warisan dunia kategori warisan budaya tak benda kemanusiaan. Pengumuman pencak silat masuk dalam warisan dunia itu dilakukan di Bogota, Kolombia, Kamis (12/12/2019).
Sama-sama merupakan warisan dunia, apa beda pencak silat Indonesia dengan silat Malaysia? UNESCO di laman resmi mereka melihat pencak silat di Indonesia sebagai sebuat tradisi.
UNESCO menyebut meskipun lebih dikenal sebagai seni bela diri, pencak silat adalah tradisi lama yang mencakup berbagai aspek yaitu mental dan spiritual, pertahanan diri, dan estetika.
”Gerakan dan gaya pencak silat mencerminkan perhatian artistik yang kuat dan membutuhkan keharmonisan fisik dengan musik yang menyertainya,” tulis mereka.
Kedua istilah tersebut menggambarkan sekelompok seni bela diri dengan banyak kesamaan, meskipun masing-masing daerah memiliki kekhasan masing-masing.
Perbandingan Indonesia-Malaysia soal Kaya dan Miskin
Praktisi pencak silat diajarkan untuk mempertahankan hubungan mereka dengan Tuhan, manusia dan alam. Serta dilatih dalam berbagai teknik untuk membela diri mereka sendiri dan orang lain.
Bagaimana dengan silat Malaysia? UNESCO menyebut silat adalah seni bela diri dan bertahan hidup yang berakar di Kepulauan Melayu. Ditelusuri kembali ke masa-masa awal Kerajaan Langkasuka, silat kini telah berkembang.
Silat menjadi praktik yang baik dari pelatihan fisik dan spiritual yang terkait dengan pakaian tradisional Melayu, instrumen musik, dan adat istiadat. Ada banyak gaya silat yang dinamai setelah unsur-unsur alami seperti hewan dan tumbuhan dari daerah.
”Banyak praktisi telah dilatih dan silat sekarang adalah olahraga populer untuk kesehatan dan rekreasi,” tulis UNESCO.
Sejarah Panjang Pencak Silat
Ada sejarah panjang pencak silat di Nusantara. Pencak silat telah tersebar di Nusantara sejak abad ke-7 Masehi. Namun, sampai sekarang belum ada yang bisa memastikan kapan dan bagaimana asal mula tersebar pencak silat ini.
Ada yang mengatakan kalau pencak silat ini tersebar karena adanya keterampilan dari berbagai suku asli Tanah Air. Keterampilan-keterampilan tersebut di antaranya seperti berperang yang menggunakan parang, perisai, dan juga tombak.
Kemudian perkumpulan pencak silat sudah berdiri sejak era kolonial Belanda. Misalnya pada 1922 ada upaya untuk mempersatukan pencak silat yang sebetulnya sudah dimulai pada masa penjajahan Belanda.
Pada tahun 1922 di Segalaherang, Subang, Jawa Barat, didirikan Perhimpunan Pencak Silat Indonesia untuk menggabungkan aliran pencak Jawa Barat yang tersebar di seluruh kepulauan Nusantara.
Awal Mula Munculnya Slogan Ganyang Malaysia
Selanjutnya pada 1943, beberapa pendekar pencak silat seperti R. Brotosoetarjo dari Budaya Indonesia Mataram, Mohamad Djoemali dari Taman Siswa, Suwarno dari Setia Hati Terate, dan lainnya mendirikan organisasi yang bernama Gabungan Pencak Mataram (Gapema) untuk bersama-sama menggalang pencak silat yang tumbuh di Kesultanan Yogyakarta.
Kala itu, Gapema merupakan sebuah batalyon yang seluruh anggotanya adalah pesilat dan turut berjuang dalam perang kemerdekaan Republik Indonesia.
Puncaknya pada 18 Mei 1948 di Solo, para tokoh pencak silat mendeklarasikan berdirinya Ikatan Pentjak Seloeroeh Indonesia (IPSI). Konggres I IPSI diselenggarakan tidak lama setelah deklarasi, mengukuhkan Mr. Wongsonegoro sebagai Ketua Umum PB IPSI.
Dengan sejarah panjang itu tidak salah kiranya pencak silat Indonesia masuk dalam warisan dunia.