Di Asia Tenggara, pendapatan penduduk Malaysia berada di urutan ketiga, sedangkan Indonesia berada di urutan kelima.
JEDA.ID–Bos taksi di Malaysia Datuk Shamsubahrin Ismail terang-terangan menolak Gojek masuk Malaysia. CEO Big Blue Taxi ini bahkan menyebut Indonesia miskin. Bagimana perbandingkan kaya dan miskin di Indonesia-Malaysia?
Pernyataan kontroversial Ismail ini menuai protes dari banyak kalangan. Dia pun akhirnya menyampaikan permintaan maaf atas pernyataannya itu.
“Indonesia berada dalam hati saya, orang Indonesia di hati saya. Saya mendapat banyak pesan langsung di ponsel dari orang Indonesia dan juga driver Gojek,” kata dia sebagaimana dikutip dari Detikcom, Rabu (28/8/2019).
Ismail mengklaim menyebut Indonesia miskin setelah membaca berita soal kondisi ekonomi Indonesia. Sedangkan anak muda Malaysia tak miskin dan tidak perlu menjadi pengemudi Gojek. Dalam berbagai kesempatan sebelumnya, ia sudah banyak mengutarakan kritik.
Salah satu parameter yang bisa digunakan untuk melihat kesejahteraan penduduk adalah pendapatan per kapita mereka. Pendapatan per kapita adalah pendapatan rata-rata penduduk di suatu negara.
Pendapatan per kapita didapatkan dari hasil pembagian pendapatan nasional suatu negara dengan jumlah penduduk negara tersebut. Pendapatan per kapita juga merefleksikan PDB per kapita.
Berdasarkan data IMF per April 2019, PDB per kapita Malaysia jauh lebih tinggi dibandingkan Indonesia. Di Malaysia, rata-rata penduduknya memiliki pendapatan US$11.390 dalam setahun atau Rp162,56 juta.
Sedangkan pendapatan per kapita Indonesia tercatat US$4.120 atau sekitar Rp58,8 juta dalam setahun. Di Asia Tenggara, pendapatan penduduk Malaysia berada di urutan ketiga, sedangkan Indonesia berada di urutan kelima.
Berikut perbandingan PDB per kapita di Asia Tenggara sesuai data IMF per April 2019.
– Singapura US$65.630 (Rp936,45 juta)
– Brunei Darussalam US$30.290 (Rp432,19 juta)
– Malaysia US$11.390 (Rp162,56 juta)
– Thailand US$7.610 (Rp108,58 juta)
– Indonesia US$4.120 (Rp58,8 juta)
– Filipina US$3.280 (Rp46,81 juta)
– Laos US$2.930 (Rp41,81 juta)
– Vietnam US$2.730 (Rp38,96 juta)
– Timor Leste US$2.420 (Rp34,54 juta)
– Kamboja US$1.640 (Rp23,41 juta)
– Myanmar US$1.240 (Rp17,69 juta)
Kemiskinan
Di Asia Tenggara PDB Indonesia memang yang paling tinggi, namun karena jumlah penduduknya juga paling banyak ketika dibagi menjadi kalah dibandingkan negara-negara lain seperti Singapura, Malaysia, atau Thailand.
Meski begitu, jika dibandingkan pertumbuhan PDB di Indonesia per April 2019 jauh lebih baik dibandingkan Malaysia. IMF menyebut pertumbuhan ekonomi mencapai 5,2%, sedangkan Malaysia 4,7%.
Bagaimana dengan tingkat kemiskinan di Indonesia dan Malaysia? Data Bank Dunia menyebutkan pada 2017, dengan menggunakan standar US$1,9 per hari, jumlah penduduk miskin di Indonesia adalah 5,7%.
Sedangkan di Malaysia, Bank Dunia menyebutkan tidak ada yang memiliki pendapatan di bawah standar US$1,9. Sedangkan indexmundi.com, menyebutkan jumlah penduduk miskin di Malaysia adalah 3,8% dan di Indonesia adalah 10,9%.
Data lain yang bia untuk perbandingan antara Indoensia dan Malaysia adalah mengenai jumlah pengangguran. Persentase pengangguran di Indonesia disebut paling tinggi se-ASEAN dengan 5,34%.
Disusul kemudian ada Filipina dengan 5,20%. Malaysia berada di urutan berikutnya dengan 3,2%, Singapura 2,2%, dan yang paling rendah adalah Laos dengan 0,68%.
Itulah gambaran singkat tentang perbandingan antara Indonesia dan Malaysia dari beberapa aspek. Bila melihat data tersebut penduduk Malaysia lebih sejahtera dengan pendapatan lebih tinggi dan jumlah kemiskinan lebih rendah.