Semua budaya dari berbagai etnis telah saling memengaruhi yang menciptakan budaya Malaysia yang sesungguhnya.
JEDA.ID–Ucapan soal warga etnis China di Malaysia yang disampaikan ulama kontroversial asal India, Zakir Naik, menuai kontroversi. Bahkan, seruan pengusiran Zakir Naik dari Malaysia disuarakan penduduk Malaysia dari politikus hingga menteri negara tersebut.
Menteri Pemuda dan Olahraga Malaysia Syed Saddiq Syed Abdul Rahman mendukung deportasi ulama asal India itu. Pernyataan yang sama datang dari puteri Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mochamad, Marina Mahathir. Mariana mengecam keras pernyataan Zakir.
Zakir sempat membahas mengenai warga etnis China di Malaysia adalah tamu di Negeri Jiran. ”Anda tahu seseorang menyebut saya tamu. Jadi saya katakan, sebelum saya, warga China adalah tamu. Mereka tidak lahir di sini. Jika Anda ingin tamu baru untuk pergi, maka minta tamu lama untuk pulang lebih dulu,” kata Zakir.
Pemerintah Malaysia menyebut orang Malaysia, China, India dan banyak kelompok etnis lainnya telah tinggal bersama di Malaysia selama beberapa generasi. Semua budaya ini telah saling memengaruhi yang menciptakan budaya Malaysia yang sesungguhnya.
Kementerian Pariwisata Malaysia dalam laman malaysia.travel memaparkan penduduk Malaysia sangat beragam. Kelompok etnis terbesar di negara itu adalah orang Melayu, China dan India.
Di Sabah dan Sarawak, terdapat berbagai kelompok etnis pribumi dengan budaya dan warisan mereka sendiri yang unik. Berikut potret penduduk Malaysia sebagaimana dikutip dari laman Kementerian Pariwisata Malaysia, Kamis (15/8/2019)
Melayu
Orang Melayu adalah kelompok etnis terbesar di Malaysia yang memiliki jumlah populasi lebih dari 50%. Di Malaysia, istilah Melayu mengacu kepada seseorang yang menganut agama Islam dan menjalankan tradisi Melayu, berbicara bahasa Melayu, dan mempunyai nenek moyang orang Melayu.
Perubahan ke agama Islam dari ajaran Hindu dan Theravada Buddha dimulai pada tahun 1400-an yang sebagian besar dipengaruhi oleh keputusan Kerajaan Malaka. Orang Melayu dikenal karena perilaku mereka yang lembut dan warisan budaya seni yang kaya.
China
Orang China Malaysia mengisi sekitar 25% dari jumlah populasi penduduk Malaysia. Sebagian besar keturunan dari imigran China selama abad ke-19. Orang China dikenal karena ketekunan mereka dan pemikiran bisnis yang tajam.
Tiga subkelompok yang berbicara bahasa Mandarin dengan dialek yang berbeda adalah orang Hokkian yang umumnya tinggal di Pulau Penang sebelah utara, orang Kanton yang umumnya tinggal di ibu kota Kuala Lumpur, dan kelompok yang berbicara bahasa Mandarin yang secara umumnya tinggal di negara bagian Johor sebelah selatan.
India
Orang India Malaysia mengisi sekitar 10% dari jumlah populasi penduduk Malaysia. Sebagian besar keturunan dari imigran India Selatan yang berbicara bahasa Tamil yang datang ke negara ini selama pemerintahan koloni Inggris.
Didorong oleh prospek untuk keluar dari sistem kasta di India, mereka datang ke Malaysia untuk membangun kehidupan yang lebih baik hingga akhirnya menjadi penduduk di Negeri Jiran.
Pada umumnya mereka beragama Hindu, dan mereka membawa serta budaya mereka yang penuh warna seperti kuil-kuil yang penuh dekorasi, masakan yang pedas serta kain sari yang sangat indah.
Orang Asli
Orang Asli adalah istilah umum yang digunakan bagi setiap kelompok pribumi yang ditemui di Semenanjung Malaysia. Mereka terbagi menjadi tiga kelompok suku utama: Negrito, Senoi dan Proto-Malay.
Orang Negrito biasanya tinggal di wilayah utara, orang Senoi tinggal di wilayah tengah dan orang Proto-Malay di wilayah selatan. Masing-masing kelompok atau subkelompok mempunyai bahasa dan budaya sendiri. Beberapa menjadi nelayan, petani dan semi pengembara.
Kadazan Dusun
Kelompok etnis terbesar di Sabah, Suku Kadazan Dusun, membentuk sekitar 30% dari jumlah populasi penduduk Malaysia di negara bagian ini. Sebenarnya terdiri dari dua suku yaitu Kadazan dan Dusun. Mereka dikelompokkan bersama-sama karena keduanya berbagi bahasa dan budaya yang sama.
Namun, orang Kadazan sebagian besar merupakan penduduk delta lembah yang datar, yang cocok untuk persawahan, sedangkan orang Dusun secara tradisional tinggal di wilayah perbukitan dan pegunungan di bagian dalam Sabah.
Bajau
Kelompok etnis terbesar kedua di Sabah, jumlah populasi Suku Bajau, sekitar 15% dari jumlah populasi di negara bagian ini. Menurut sejarah merupakan pengembara lautan yang menyembah Omboh Dilaut atau Dewa Laut. Mereka terkadang dianggap sebagai orang Gipsi Lautan.
Mereka yang memilih untuk meninggalkan hidup mengembara menjadi petani dan peternak. Orang Bajau daratan ini dijuluki ‘Koboi dari Timur’ sebagai penghargaan atas ketrampilan berkuda mereka yang mengagumkan, yang sering dipertontonkan di depan umum dalam festival Tamu Besar tahunan di Kota Belud.
Murut
Kelompok etnis terbesar ketiga di Sabah, Suku Murut yang mengisi sekitar 3% dari jumlah populasi penduduk Malaysia di negara bagian ini. Secara tradisional menghuni wilayah daratan sebelah utara Borneo, mereka merupakan kelompok etnis terakhir di Sabah yang meninggalkan pengayauan (pemburuan kepala manusia).
Kini, mereka kebanyakan beralih menjadi petani padi dan tapioka di bukit, mencukupi makanan mereka dengan berburu dengan sumpitan dan memancing. Layaknya sebagian besar suku pribumi di Sabah, pakaian tradisional mereka dihiasi dengan untaian manik-manik yang khas.
Iban
Suku Iban yang merupakan kelompok etnis mayoritas Sarawak, mencakup 30% populasi penduduk Malaysia di negara bagian ini. Terkadang keliru dianggap sebagai Dayak Laut karena keterampilan mereka berperahu, Iban sebenarnya suku hulu dari pedalaman Kalimantan.
Pada zaman dulu, mereka ras pejuang yang ditakuti, yang terkenal dengan perburuan kepala manusia dan perompakan. Secara tradisional, mereka menyembah dewa tritunggal di bawah kekuasaan Singalang Burung, dewa perang berwujud burung. Walaupun kini sebagian besar memeluk agama Kristen, banyak adat tradisional yang masih dipraktikkan.
Bidayuh
Suku Bidayuh Sarawak yang cinta damai dan santai terkenal karena keramahan dan tuak atau arak beras mereka. Masyarakat yang mendiami daerah pegunungan Sarawak ini sebagian besar merupakan petani dan pemburu.
Pada masa perburuan kepala manusia, tengkorak hasil buruan mereka disimpan di dalam ‘baruk’, yaitu rumah panggung bundar setinggi sekitar 1,5 meter dari permukaan tanah. Sebagian besar masyarakatnya, yang tadinya menganut animisme, sekarang memeluk agama Kristen.
Orang Ulu
Juga dikenal sebagai suku hulu Sarawak. Ada lebih dari 100.000 suku Orang Ulu yang mencakup sekitar 5,5% populasi Sarawak. Sebagai masyarakat Borneo yang boleh dikatakan paling artistik.
Ada rumah-rumah panjang mereka dihiasi dengan mural dan ukiran kayu menawan seperti perkakas mereka diperindah dengan rangkaian manik-manik rumit dan kaum wanita bangsawannya menggambari tubuh mereka dengan tato yang berdetail halus.