Breaking News :

Pemberian Vaksin Covid-19 Bukan untuk Kekebalan Seumur Hidup

Pemberian vaksin Covid-19 bukan jaminan kebal corona seumur hidup. Untuk mendapatkan kekebalan bagus, pemberian vaksin perlu diulang.

JEDA.ID-Pemberian vaksin Covid-19 dimulai akhir November mendatang. Pemberian vaksin Covid-19 akan dilakukan secara bertahap dan ada kemungkinan pemberiannya lebih dari satu kali.

Pemerintah sudah mengamankan sekitar 18,1 juta dosis vaksin tahun ini. Cansino menyanggupi 100.000 dosis vaksin (single dose), G42/Sinopharm menyanggupi 15 juta dosis vaksin (dual dose) dan Sinovac 3 juta dosis vaksin. Sinovac juga menyanggupi pengiriman 15 juta dosis vaksin dalam bentuk bulk.

“[Pemberian] Vaksin Covid-19 yang dihasilkan nanti kemungkinan tidak bisa menjaga daya tahan kita seumur hidup sehingga butuh revaksinasi atau booster apakah dalam kurun waktu setahun, dua tahun atau lebih,” kata Menteri Riset dan Teknologi,  Bambang Brodjonegoro, dalam konferensi pers di kanal FMB9, Selasa (20/10/2020).

Kenapa Kita Terlihat Lebih Keren Saat Bercermin?

“Artinya kita butuh kemampuan untuk selalu menyediakan vaksin Covid-19 yang dibuat di dalam negeri,” sambungnya.

Secara umum vaksin yang didesain saat ini ditujukan untuk memberikan imunitas atau semacam kekebalan tubuh terhadap patogen. Namun bukan berarti orang tersebut akan serta merta terbebas dari infeksi. Untuk mendapatkan kekebalan tubuh sempurna, pemberian vaksin Covid-19 perlu diulang.

Pemberian vaksin Covid-19 hanya salah satu bentuk atau upaya untuk meningkatkan imunitas di masyarakat.

Menurut Menristek untuk mencapai kekebalan kelompok atau herd immunity terhadap Covid-19, dibutuhkan sekitar 360 juta dosis vaksin.

“Untuk memperlancar produksi, hitungannya kalau menggunakan herd imunity itu 2/3 penduduk harus divaksin atau sekitar 180 juta. Kalau satu orang butuh dua kali vaksin, maka dibutuhkan minimal 360 juta [dosis],” katanya.

4 Camilan Sehat ini Bikin Imunitas Tubuh Kuat

Saat ini kapasitas produksi vaksin di Bio Farma hanya sekitar 250 juta dosis sehingga pemerintah menggandeng pihak swasta untuk pengembangan vaksin.

Sementara Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memaparkan hasil survei menemukan bahwa sekitar 57 persen dari 5.852 responden di Indonesia mengaku siap menerima vaksin Covid-19 bila sudah tersedia.

Hingga saat ini memang belum ada vaksin Covid-19 yang diakui terbukti efektif dan terjamin secara internasional. Namun, dengan mengetahui tingkat penerimaan masyarakat, pembuat kebijakan disebut dapat mulai menyusun rencana skema pemberian vaksin.

“Mengetahui di mana tingkat penerimaan yang rendah dan melakukan riset tambahan untuk mengetahui alasan di baliknya tidak kalah penting dari persiapan infrastruktur saat vaksin sudah siap,” tulis John Hopkins Center for Communication Programs yang ikut terlibat dalam survei dan dikutip pada Selasa (21/10/2020).

Tips Mencegah Osteoporosis, Mudah dan Murah!

Pakar biologi molekuler, Ahmad Rusdan Handoyo Utomo, menilai rencana pemerintah Indonesia untuk mengeluarkan izin darurat penggunaan vaksin Covid-19 harus benar-benar diperhatiakan. Jangan sampai komunikasi yang keliru malah semakin menurunkan kepercayaan masyarakat terhadap vaksin.

“Untuk meningkatkan kepercayaan masyarakat itu disampaikan ke publik. Sehingga nanti mereka bisa bantu dukung, ilmuwan bisa membantu mendukung, kan harus berbasis data, jadi nanti makin kuat data ilmiahnya,” kata Ahmad.

 

Ditulis oleh : Astrid Prihatini WD

Sign up for the Newsletter

Join our newsletter and get updates in your inbox. We won’t spam you and we respect your privacy.