• Tue, 23 April 2024

Breaking News :

Mengatasi Gangguan Pola Tidur hingga Mimpi Buruk Saat Pandemi Corona

Saat pandemi Covid-19 pola hidup termasuk pola tidur seolah menjadi berubah. Saat melakukan anjuran di rumah saja, kemungkinan kita akan memiliki waktu lebih banyak untuk tidur.

JEDA.ID— Saat pandemi Covid-19 pola hidup termasuk pola tidur seolah menjadi berubah. Saat melakukan anjuran di rumah saja, kemungkinan kita akan memiliki waktu lebih banyak untuk tidur. Namun demikian, tak jarang saat tidur justru kita mendapat mimpi aneh atau bahkan buruk.

Mimpi biasanya terjadi selama gerakan mata cepat saat tidur (REM), tahap ketiga dalam siklus tidur yang umumnya berlangsung selama 90-110 menit.

Proses ini memungkinkan otak tidak hanya bermimpi lebih jelas, tetapi juga memproses dan menyimpan informasi sepanjang malam saat siklus tidur berulang. Biasanya  tubuh biasanya melalui sekitar empat atau lima siklus tidur dalam satu malam.

Menurut ahli neuropsikologi di Lenox Hill Hospital, New York City, Britanny LeMonda banyak orang rutinitasnya berubah total selama pandemi Covid-19, beberapa orang tidur pada waktu yang berbeda atau bahkan tidur lebih banyak dari biasanya.

Semakin Anda banyak tidur, semakin besar peluang Anda bermimpi karena siklus tidur berulang sepanjang malam dan proporsi siklus REM meningkat.

Semakin banyak tidur REM Anda dapatkan, semakin besar kemungkinan Anda sering bermimpi — dan semakin banyak mimpi yang Anda miliki, semakin besar kemungkinan Anda akan mengingatnya di pagi hari.

Tetapi bahkan jika Anda tidak benar-benar mendapatkan lebih banyak tidur akhir-akhir ini, Anda masih bisa bermimpi karena fenomena yang disebut REM rebound, kata Roy Raymann, Ph.D, ilmuwan di SleepScore Labs.

Fenomena ini mengacu pada peningkatan frekuensi dan kedalaman REM tidur yang terjadi setelah periode kurang tidur atau insomnia.

Pada dasarnya, ketika Anda tidak mendapatkan tidur yang layak secara teratur, otak Anda cenderung menyelinap lebih dalam ke tidur REM pada beberapa kesempatan Anda bisa mendapatkan tidur yang cukup.

Padamnya Kemanusiaan demi Pamor, Di balik Tas Diduga dari Tulang Manusia

Hati-hati konsumsi berlebihan melatonin

Banyak orang beralih ke alat bantu tidur atau suplemen seperti melatonin ketika menghadapi insomnia dan masalah tidur lainnya. Melatonin sebenarnya adalah hormon yang terjadi secara alami dalam tubuh untuk membantu mengatur siklus tidur-bangun Anda.

Tidur yang nyenyak membuat sistem kekebalan Anda kuat dan mengonsumsi melatonin juga bisa menjadi cara untuk tetap sehat secara keseluruhan selama pandemi Covid-19.

Namun ingatlah, ada yang namanya “terlalu banyak” sekalipun untuk melatonin. Jika dikonsumsi pada siang hari, terlalu larut malam, atau dalam jumlah besar, suplemen melatonin dapat merusak kualitas tidur Anda.

Dosis melatonin yang tidak tepat, apakah itu berarti terlalu banyak suplemen atau meminumnya pada waktu yang salah, dapat meningkatkan jumlah tidur REM Anda — yang berarti lebih sering mimpi.

Selain mimpi, tubuh Anda membutuhkan tahapan tidur non-REM lainnya untuk memastikan Anda cukup istirahat, catat LeMonda.

Lalu, karena tubuh Anda sudah memproduksi melatonin sendiri, Anda tentu tidak ingin membanjiri ritme sirkadian tubuh Anda (jam internal yang membuat Anda tetap pada siklus tidur-bangun 24 jam) dengan mengambil dosis suplemen yang salah.

Terlebih lagi, jika Anda mengandalkan melatonin, maka bisa membuat Anda membutuhkan lebih banyak melatonin untuk dapat tidur.

Strategi 5 Negara Tetangga yang Dinilai Sukses Menekan Pandemi Corona

Beraktivitas Fisik

Mimpi tidak selalu “buruk” untuk Anda atau kesehatan tidur Anda. Anda hanya perlu mempertahankan rutinitas tidur teratur, setidaknya tujuh jam tidur per malam.

Agar bisa tidur nyenyak, sebaiknya tidur di tempat tidur dan saat bekerja di rumah jangan berada di kamar.  Hindari melihat layar ponsel saat berada di tempat tidur terutama sekedar membaca berita yang mengkhawatirkan.

Selain itu, sebaiknya rutinlah beraktivitas fisik, menghindari kafein di sore hari juga agar Anda bisa tidur nyenyak.

“Selain itu, melakukan hal yang sama sebelum tidur setiap malam, apakah itu mandi. Melakukan sesi meditasi dapat membantu melatih tubuh Anda untuk memasuki fase tidur itu,” kata LeMonda seperti dilansir Shape.

Ada pendapat yang menyatakan, mimpi terkadang karena cemas yang belum terselesaikan di siang hari. LeMonda merekomendasikan Anda bercerita masalah atau bahkan mimpi Anda pada orang yang Anda percaya.

Saat ini, psikiater dan psikolog menawarkan sesi terapi telemedik di tengah pandemi Covid-19. Jadi jika Anda mengalami perubahan suasana hati yang ekstrem sebagai hasil dari mimpi (atau masalah terkait tidur lainnya), mintalah bantuan profesional.

“Pada akhirnya, karena tidur dikaitkan dengan kekebalan penting bagi kita untuk mencoba tidur yang nyenyak seperti biasanya,” kata LeMonda.

Ditulis oleh :

Sign up for the Newsletter

Join our newsletter and get updates in your inbox. We won’t spam you and we respect your privacy.