Konsultasi ke dokter untuk mendapatkan rekomendasi pengobatan bagi asien GERD dengan gejala berat dan kronik.
JEDA.ID-Tagar GERD hari ini menjadi trending topic di Twitter. Setidaknya tagar GERD itu sudah dicuit sebanyak 11.000 kali. Bagi Anda pengidap gerd, pasti sudah paham betul apa yang Anda rasakan ketika sedang kambuh.
Simak ulasan tentang GERD di info sehat dan tips kesehatan kali ini. Saat GERD kambuh, penderita biasanya merasakan badan lemas, kepala pusing, dada sesak dan panas, sekaligus tenggorokan tidak enak. Dikutip dari RS Permata, Gastroesophageal Reflux Disease (GERD) merupakan mengalir kembalinya (refluks) isi lambung ke esofagus, karena cincin otot antara kerongokongan (esofagus) dan lambung melemah.
Baca Juga: Cheetos hingga Lays Sebentar Lagi Hilang di Pasaran, Ini Sejarah dan Alasannya
Dikutip dari Bisnis.com, Minggu (21/2/2021), faktor-faktor yang dapat menyebabkan GERD adalah:
- Hernia hiatal adalah kondisi di mana bagian atas lambung masuk ke rongga dada melalui lubang diafragma (hiatus) yang dapat disebabkan oleh batuk, muntah, mengejan, atau aktivitas fisik tiba-tiba sehinga tekanan abdomen meningkat.
- Pola makan. Beberapa makanan dan minuman seperti coklat, gorengan, makanan berlemak, atau minuman beralkohol.
- Merokok
- Obesitas
- Kehamilan
Gejala antara gastritis dan GERD hampir mirip karena terdapat beberapa keluhan yang serupa. Namun, terdapat gejala khas yang paling sering dialami penderita GERD yaitu:
1. Rasa nyeri terbakar di dada
Rasa nyeri terbakar di dada yang merupakan nyeri dada atau rasa tidak nyaman yang berpindah dari lambung ke dada atau bahkan ke tenggorokan. Rasa nyeri dan terbakar bertahan selama 2 jam dan sering diperberat setelah makan dan berbaring sedangkan posisi berdiri dapat memperingan gejala. Nyeri dada seperti terbakar dan tertindih dapat menjadi keliru dengan penyakit jantung atau serangan jantung.
Baca Juga: Buah Ciplukan dari Tanaman Liar Hingga Masuk Supermarket
Perbedaan antara keduanya terletak pada aktivitas fisik di mana aktivitas dapat memperberat nyeri pada penyakit jantung dan istirahat dapat memperingan nyeri tersebut. Nyeri pada GERD tidak diperberat dengan aktivitas. Jika Anda tidak dapat membedakannya, carilah bantuan medis segera jika terdapat nyeri dada.
2. Regurgitasi
Regurgitasi yang dirasakan seperti makanan kembali lagi ke mulut meninggalkan rasa asam dan pahit. Gejala tersebut dapat disertai dengan keluhan: Perut begah (kembung) Sendawa Mual Muntah Sulit menelan, kerongkongan terasa perih Penurunan berat badan tanpa penyebab yang diketahui.
Baca Juga: WHO Ungkap Efek Samping Vaksin Covid-19, Apa Saja?
Penanganan GERD dapat dilakukan dengan:
- Perubahan pola makan. Makanan yang sebaiknya dihindari para penderita GERD adalah cokelat, makanan berlemak, kafein, dan minuman beralkohol jus dan buah jeruk, produk tomat, dan lada.
- Mengurangi porsi makan dan makan lebih sering dapat membantu mengontrol gejala. Makan makanan paling lambat 2 sampai 3 jam sebelum makan dapat meringankan refluks karena membiarkan asam lambung berkurang dan pengosongan perut terjadi secara bertahap.
- Menurunkan berat badan pada pasien obesitas
- Hindari merokok Baringkan kepala dengan bantal ketebalan 10 cm – 15 cm
- Jangan menggunakan pakaian atau ikat pinggang yang terlalu ketat
- Konsultasi ke dokter untuk mendapatkan rekomendasi pengobatan bagi asien GERD dengan gejala berat dan kronik atau tidak berkurang dengan pengobatan mungkin membutuhkan evaluasi diagnosis lebih lanjut. Dokter menggunakan berbagai tes dan prosedur untuk memeriksa pasien seperti esophagram, manometri esofagus, monitor pH, endoskopi, dan biopsi