Saat disetop penggunaannya sementara, ada klaim yang menyebut vaksin Covid-19 jenis AstraZeneca paling banyak digunakan di dunia.
JEDA.ID — Vaksin Covid-19 jenis AstraZeneca diklaim paling banyak digunakan di dunia. Padahal vaksin jenis ini batch CTMAV547 tengah disetop penggunaannya sementara.
Sebagaimana disampaikan Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional atau KPCPEN yang dikabarkan Solopos.com pada Jumat (21/5/2021).
Saat ini, Indonesia bukan satu-satunya negara yang menggunakan AstraZeneca. “Banyak negara di Eropa dan Asia yang sudah menggunakan AstraZeneca dan bisa dilihat bahwa laporannya berhasil menekan kasus baru. Salah satu laporan menunjukkan bahwa setelah dosis pertama efektivitasnya sebesar 65% mampu mencegah penularan dan efektivitasnya untuk mencegah COVID-19 yang bergejala hingga 72%,” jelas jelas vaksinolog dr. Dirga Sakti Rambe dalam rilis tersebut.
Baca Juga: Ekonomi Indonesia 2021 Diprediksi Tumbuh Hingga 5%, Kamu Optimis?
“Penggunaan vaksin AstraZeneca yang sudah disuntikan hingga saat ini mencapai puluhan juta dosis,” imbuhnya.
Pada kesempatan itu, Dirga menjelaskan bahwa vaksin AstraZeneca yang diklaim paling banyak digunakan di dunia ini aman dan efektif. Apalagi vaksin ini telah mendapatkan Emergency Use Authorization (EUA) dari BPOM.
Baca Juga: Ramai Dibahas Saat Aurel Keguguran, Apa Itu Penyakit Ain dalam Islam?
“Vaksin AstraZeneca secara umum merupakan vaksin yang aman dan efektif. Vaksin AstraZeneca bersama Sinovac dan Shinoparm sebelumnya sudah mendapatkan Emergency Use Authorization (EUA) dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (Badan POM). EUA ini merupakan kajian akademis yang bisa dipertanggungjawabkan. Oleh karena itu, vaksin apapun yang telah mendapatkan EUA dari Badan POM bisa dipastikan keamanan dan efektivitasnya,” beber Dirga.
Hal lain yang perlu diketahui masyarakat adalah, vaksin yang sudah diberikan izin penggunaan secara luas, masih terus diawasi penggunaanya. Langkah ini merupakan tindak lanjut yang mengedepankan prinsip kehati-hatian agar vaksin yang digunakan senantiasa aman di masyarakat.
Baca Juga: Diserbu Bintang Satu di Playstore, Rating Facebook Jeblok
“Tentu proses evaluasi dan monitoring setelah mendapatkan EUA ini terus berjalan. Para ahli, Badan POM, dan Kementerian Kesehatan terus mengawal peredaran dan penggunaan vaksin ini di masyarakat,” terang Dirga lebih lanjut.
KIPI Vaksin AstraZeneca
Terkait dengan beberapa Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) yang masih diduga ada hubungannya dengan vaksin Astrazeneca yang diklaim paling banyak digunakan di dunia ini, Dirga menegaskan bahwa reaksi pasca vaksinasi adalah hal yang wajar.
“Ini menunjukkan bahwa vaksin bekerja karena vaksin memiliki zat antigen sehingga perlu proses pengenalan pada tubuh untuk membentuk antibodi. Secara keseluruhan, KIPI pada AstraZeneca masih bersifat ringan dan bisa ditangani,” ujarnya.
Baca Juga: TKP Perahu Terbalik Waduk Kedung Ombo Simpan Kisah Misteri yang Legendaris
Ia juga menjelaskan terkait kasus pembekuan darah yang terjadi pada salah satu masayrakat Indonesia setelah divaksinasi AstraZeneca.
“Saat ini kita mendengar informasi beberapa kasus pembekuan darah abnormal yang disebut thrombosis yang dihubungkan dengan vaksin AstraZeneca. Sejauh ini yang kita ketahui kejadian thrombosis ini amat sangat kecil yakni hanya 10 kasus dari 1 juta orang yang menerima vaksin AstraZeneca. Kondisi inipun masih bisa ditangani secara medis. Para ahli saat ini terus mempelajari karakteristik kondisi thrombosis ini, namun dibandingkan dengan thrombosis akibat terinfeksi Covid-19, kejadian yang diakibatkan AstraZeneca sangat kecil. Kesimpulannya, vaksin AstraZeneca aman dan manfaatnya jauh lebih besar daripada risikonya,” ucapnya.
Baca Juga: Diserbu Bintang Satu di Playstore, Rating Facebook Jeblok