• Fri, 29 March 2024

Breaking News :

D-dimer Pasien Covid-19, Apa Maksudnya? Cek Faktanya

Dalam kondisi normal, tubuh memiliki mekanisme untuk melakukan pembekuan dan pengenceran darah.

JEDA.ID-Mantan Menteri BUMN Dahlan Iskan membahas istilah D-dimer pasien Covid-19 dalam tulisan di blognya. Dalam tulisannya yang mengutip dari seorang pakar, Dahlan Iskan menyebut D-dimer pasien Covid-19 ini sangat ditakuti para dokter yang menangani pasien Covid-19 di ICU.

“D-dimer adalah munculnya ‘cendol-cendol’ di dalam darah. Lapisan protein tertentu dalam darah menyatu dengan ‘teman sejenis’ sehingga membentuk gumpalan kecil-kecil,” tulis Dahlan Iskan.

Apakah yang dimaksud dengan D-dimer pasien Covid-19? Simak ulasannya di info sehat kali ini. Dokter jantung dari RS Siloam, Vito A. Damay,  menjelaskan apa itu D-dimer hingga faktor penyebabnya.

Baca Juga: Banyak Dokter Gigi Terpapar Virus Corona, Ini Kata Menkes

Berikut 5 hal yang perlu diketahui soal D-dimer pasien Covid-19 seperti dikutip dari detikcom, Rabu (10/2/2021):

1. Apa itu D-dimer?

D-dimer adalah fragmen protein yang muncul saat bekuan darah larut dalam tubuh. D-dimer ini memang diperiksa pada pasien Covid-19.

Dalam kondisi normal, tubuh memiliki mekanisme untuk melakukan pembekuan dan pengenceran darah. Pembekuan darah ini umumnya terjadi saat luka, untuk mencegah pendarahan terus-menerus. D-dimer dipakai untuk memeriksa apakah ada ada kelainan atau gangguan dalam mekanisme pembekuan darah.

2. Bagaimana pada pasien Covid-19?

D-dimer ini memang banyak diperiksa pada pasien yang terinfeksi virus Corona. Salah satu penyebab pembekuan darah adalah reaksi imunitas. Saat infeksi terjadi, virus SARS-CoV-2 akan menyebabkan gangguan pembekuan darah atau koagulopati.

Kondisi ini bisa menyebabkan terjadinya penggumpalan darah atau thrombosis di vena atau pembuluh darah balik yang mengalir ke jantung. Selain itu, bisa menyumbat pembuluh darah dari jantung ke paru-paru, sehingga jika tersumbat bisa menyebabkan kematian.

“Parameter untuk memeriksa apakah ada gumpalan darah inilah D-dimer itu,” kata dr Vito.

3. Minum air bisa atasi pengentalan darah?

Dalam penjelasannya, Vito juga meluruskan anggapan bahwa minum air putih bisa mencegah atau mengatasi kondisi fatal. Istilah ‘darah mengental’ menurutnya adalah oversimplifikasi dari kondisi osmolalitas darah yang meningkat sehingga terjadi hemokonsentrasi.

Baca Juga: 8 Kebiasaan Orang Produktif, Bahagia dan Energik

“Tapi darah mengental ini sebenarnya beda dengan darah menggumpal atau adanya bekuan darah pada covid. Jadi harus hati hati dengan istilah istilah ini,” jelasnya.

Meski mengkonsumsi air putih termasuk anjuran yang baik, tapi dipastikan tidak serta-merta bisa mengatasi kondisi tersebut.

Vito menjelaskan, ketika terjadi infeksi Covid-19 inflamasi atau peradangan dan kerusakan sel terjadi. Kerusakan sel tersebut mengaktifkan pengentalan atau pembekuan darah yang berpotensi menyumbat pembuluh darah vena atau saluran balik ke arah jantung, serta jantung ke paru-paru. Hal inilah yang sebenarnya bisa menyebabkan kematian.

Pembekuan darah sebenarnya adalah mekanisme normal ketika terjadi perdarahan. Ketika darah dilarutkan kembali, akan ada sebagian protein yang ikut larut atau disebut D-dimer. Semakin banyak pembekuan darah, semakin banyak pula yang larut, semakin banyak D-dimer terbentuk.

Vito menegaskan, pengenceran darah tak bisa dilakukan sembarangan, melainkan memerlukan obat antikoagulan atau pencegah penggumpalan.

“Nggak sembarangan pengencer darah, namanya antikoagulan. Antikoagulan yang disuntikan. Biasanya orang bilang suntikan ya, karena disuntiknya di kulit. Inilah yang ditugaskan untuk melarutkan kekentalan darah yang berbahaya akibat peradangan SARS-CoV-2 atau pasien Covid-19. Apa yang diberikan itu dasarnya ilmiah,” terangnya.

4. Bagaimana mengatasi ‘pengentalan’ darah?

Untuk mengatasi kondisi tersebut, dibutuhkan pengencer darah yang memang khusus. Antikoagulan inilah yang akan berfungsi untuk melarutkan bekuan-bekuan darah yang berbahaya akibat peradangan infeksi SARS-CoV-2 atau pada pasien Covid-19.

Baca Juga: Siapa Pemilik Satelit Terbanyak di Luar Angkasa?

“Yang jelas penggumpalan dan pembekuan darah pada kasus covid19 memang dapat mengakibatkan venous thromboembolism dan pulmonary embolism yang fatal, dan obatnya jelas bukan dengan minum air yang banyak,” tegas Vito.

5. Apa saja faktor penyebabnya bekuan darah?

Selain banyak terjadi pada pasien Covid-19, gangguan pembekuan darah juga ditemukan pada berbagai kondisi lain. Faktor pemicunya antara lain:

– Terlalu banyak rebahan
Terlalu banyak tiduran atau rebahan ternyata bisa menyebabkan pembekuan darah semakin tinggi, bahkan meski tidak terinfeksi Covid-19.

– Obesitas
Obesitas ini bisa menyebabkan peradangan kronik terjadi terus-menerus, sehingga meningkatkan pembekuan darah. dr Vito menjelaskan, sebenarnya orang yang mengalami obesitas itu sudah dalam keadaan inflamasi kronik yang disebabkan sel-sel lemak yang ada di dalam tubuhnya.

Ditulis oleh : Astrid Prihatini WD

Sign up for the Newsletter

Join our newsletter and get updates in your inbox. We won’t spam you and we respect your privacy.