Hingga kini juga tercatat 338 dokter gigi yang terpapar Covid-19.
JEDA.ID-Sama seperti tenaga kesehatan lainnya, dokter gigi rawan terpapar Covid-19. Banyak dokter gigi Indonesia terpapar Covid-19 dan ada yang meninggal dunia.
Lalu bagaimana solusinya agar tidak terpapar Covid-19? Info sehat kali ini bakal mengupas risiko yang dihadapi dokter gigi berikut solusinya agar tak terpapar Covid-19. Ketua Umum Pengurus Besar Persatuan Dokter Gigi Indonesia R. M. Sri Hananto Seno mengatakan hingga hari ini tercatat sebanyak 33 dokter gigi yang meninggal karena terinfeksi Covid-19.
“Ini menjadi perhatian kita semua bahwa Covid-19 tidak main-main,” ujarnya saat membuka Indonesia Virtual Dental Expo (IVDEX) 2021 dan dikutip dari Bisnis.com, Selasa (9/2/2021).
Baca Juga: Harus Karantina di RS? Ini Daftar Barang yang Harus Dipersiapkan
Dia menjelaskan pada April-Mei 2020, tercatat angka kematian dokter gigi akibat Covid-19 masih rendah yakni sebanyak 3 orang. Kemudian nihil saat diberlakukan pembatas sosial setelah ada pelonggaran jumlah kasus kematian mulai meningkat.
“Puncaknya Januari 2021, 14 orang meninggal, kemungkinan besar karena liburan panjang sehingga berkumpul keluarga, pesta, mungkin juga perkumpulan Pilkada dan lain-lain,” tuturnya.
Secara terperinci, Hananto menjabarkan sebaran dokter gigi yang meninggal yakni 1 orang di Sumatra Utara, 1 orang di Sumatra Barat, 2 orang di Sumatra Selatan, 11 orang di Banten, 4 orang di DKI Jakarta, 2 orang di Jawa Barat, 2 orang di Jawa Tengah, 6 orang di Jawa Timur, 2 orang di Kalimantan Timur, 1 orang di Kalimantan Selatan, dan 2 orang di Sulawesi Tenggara.
Sementara dari sisi pekerjaannya, dokter gigi yang meninggal akibat Covid-19 di antaranya 9 orang dosen dari Fakultas Kedokteran Gigi (FKG), 2 orang dari Dinas Kesehatan, 4 orang dari klinik mandiri, 2 orang dari rumah sakit, 13 orang dari Puskesmas, dan 3 orang dari tempat lain.
Hingga kini juga tercatat 338 dokter gigi yang terpapar Covid-19. “[Sebanyak] 70 persen dari puskesmas,” tambahnya.
Dia berharap agar ke depannya tidak ada lagi dokter gigi yang terpapar Covid-19. “Segera laksanakan vaksinasi supaya mengurangi konfirmasi positif,” tegas Hananto.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin terus mencari cara agar tenaga kesehatan, khususnya dokter gigi tidak terinfeksi virus corona saat memberikan pelayanan.
Baca Juga: Waspada, Ini Kelompok Usia Penyebar Virus Corona Terbanyak
Hal itu disampaikan terkait banyaknya dokter gigi yang meninggal akibat Covid-19. “Kita perlu pikirkan nanti ke depan bagaimana standar protokol kesehatan untuk bisa memberi layanan pemeriksaan gigi masih bisa dilakukan di masa pandemi,” ujarnya dalam pembukaan Indonesia Virtual Dental Expo (IVDEX) 2021, Selasa (9/2/2021).
Menurutnya banyak teknologi baru yang bisa dimanfaatkan agar pemeriksaan tetap bisa dilakukan secara rutin namun juga lebih aman saat pandemi, dibandingkan metode pemeriksaan sebelumnya. Beberapa teknologi seperti telemedicine, artificial intelligence kata Budi bisa digunakan. “Ini kesempatan baru sehingga layanan gigi bisa juga dilakukan tanpa meningkatkan risiko penularan nakes gigi,” imbuhnya.
Ke depannya, Kementerian Kesehatan akan mendorong upaya preventif dilakukan lebih dini dan lebih agresif. Dia menilai daripada menghabiskan banyak uang untuk menyembuhkan orang sakit lebih baik digunakan untuk menciptakan orang sehat terus sehingga tidak sakit.
“Banyak orang Indonesia menunggu dulu sampai sakit. Padahal pencegahan penyakit gigi jauh lebih baik, murah, efisien, dan nyaman untuk rakyat Indonesia,” to tuturnya.
Baca Juga: 8 Arti Mimpi Buang Air Besar, Bisa Jadi Pertanda Baik dan Buruk
Kementerian Kesehatan katanya akan fokus lebih banyak dari sisi waktu, resource, maupun anggaran ke bidang preventif dan promotif ke depannya. Hal ini agar rakyat Indonesia bisa lebih fokus hidup sehat bukan ingin sembuh. Dengan hidup sehat, mereka bisa lebih produktif berkarya dan menghasilkan uang untuk keluarga.
Budi menjelaskan peranan ahli, dokter gigi, dan seluruh dokter gigi muda ke depannya yakni untuk bisa mengajak masyarakat lebih mau sering konsultasi sebelum sakit gigi datang. Masyarakat lebih dini datang dan berkenalan dengan dokter untuk perawatan giginya.
Apalagi kata Budi, tenaga kesehatan di bidang ini sudah memiliki modal fisik yang baik untuk mengajak masyarakat tidak perlu takut memeriksakan giginya. “Tidak usah takut ke dokter gigi, berkenalan, diperiksa, dilayani dokter gigi yang relatif fisiknya lebih prima kalau saya lihat dari teman-teman nakes lainnya,” tandasnya.