• Sat, 27 April 2024

Breaking News :

Cara Atasi Gejala Sesak Napas Setelah Sembuh dari Covid-19

Para penyintas Covid-19 disarankan perlu mengontrol kondisi paru-parunya dengan melakukan rontgen untuk mengetahui kondisi paru-paru.

JEDA.ID-Gejala sesak napas mungkin dirasakan sebagian besar mereka yang pernah terinfeksi virus Corona. Gejala sesak napas ini muncul lantaran virus menyebabkan kerusakan di parenkim paru-paru.

Nah bagi Anda yang mengalami gejala sesak napas setelah dinyatakan sembuh dari Covid-19, ketahui cara mengatasinya di info sehat kali ini. Gejala sesak napas biasanya kata Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) Ari Fahrial Syam berupa sesak napas saat berbicara atau naik tangga.

“Virus menyebabkan kerusakan di parenkim paru-paru. Pasti ada bekasnya, pasti kemampuan oksigen akan terganggu,” ujarnya dalam webinar bertajuk Tembus 1 Juta Kasus Covid-19, Apa yang Harus Kita Lakukan Kemudian, Jumat (29/1/2021).

Baca Juga: Wah! Air Tebu Hijau Memiliki Banyak Manfaat untuk Kesehatan 

Oleh karena itu, dia menyarankan agar mantan pasien Covid-19 perlu mengontrol kondisi paru-parunya dengan melakukan rontgen untuk mengetahui apakah paru-paru dalam kondisi baik atau tidak.

“Kontrol pastikan tidak ada penyakit atau komplikasi serius pasca Covid,” imbuhnya.

Sebagai solusi, penyintas Covid-19 bisa melakukan fisioterapi dengan latihan pernapasan. “Latihan, satu bulan lagi lancar,” saran Ari.

Mengutip halodoc dan Bisnis.com, Jumat (29/1/2021), berikut teknik latihan pernapasan untuk meningkatkan fungsi paru-paru :

1. Latihan pernapasan diafragma

Latihan pernapasan ini melibatkan diafragma dan bagian perut. Teknik yang satu ini disebut dapat membantu memudahkan usaha Anda saat menarik napas.

Pada pernapasan ini, udara yang masuk akan membuat bagian perut terisi penuh sehingga mengembang, sedangkan dada tidak bergerak banyak. Lakukan latihan ini setidaknya 5 menit dalam sehari.

2. Latihan pursed-lips breathing

teknik pernapasan ini sangat dianjurkan untuk Anda yang menderita penyakit paru obstruktif kronis (PPOK). Anda dilatih untuk mengurangi jumlah napas yang Anda ambil dan membuat saluran udara Anda terbuka lebih lama.

Baca Juga: Status dari WhatsApp Kejutkan Penggunanya, Ternyata Ini Alasannya Bikin Status

Untuk melatihnya, cukup bernapas melalui hidung dan keluarkan melalui mulut selama mungkin dengan bibir mengerucut.

3. Latihan rib stretch

Teknik latihan pernapasan ini cukup mudah dilakukan. Kunci dari latihan ini adalah menahan sebanyak mungkin udara di paru-paru selama 10-25 detik.

Teknik ini dapat membantu meningkatkan kapasitas paru-paru jika Anda rutin berlatih minimal sehari sekali. Agar hasilnya lebih efektif, latihan pernapasan ini sebaiknya dilakukan tiga kali sehari. Anda bisa menjalankan latihan selama 2-5 menit setiap sesinya.

4. Latihan numbered breathing

Latihan pernapasan ini bisa bermanfaat untuk siapa saja yang ingin meningkatkan kapasitas paru-paru. Dengan teknik latihan pernapasan ini Anda harus melakukan perhitungan hingga 8 kali tanpa berhenti.

5. Latihan kekuatan paru pranayama

Teknik latihan pernapasan ini dilakukan sambil duduk dengan bergantian menggunakan lubang hidung kanan dan kiri.

Penelitian terbaru mengklaim bahwa sebanyak 75 persen penderita virus Corona jenis baru  (Covid-19) masih mengalami gejala yang sama setelah 6 bulan melewati masa pemulihan.

Baca Juga: 4 Fakta Klub Mensa, Kumpulan Orang Jenius Ber-IQ Super Tinggi

Mengutip dari Times of India, Selasa (19/1/2021), penelitian yang diterbitkan di The Lancet mengamati 1.733 orang yang dites positif virus Corona di Wuhan, China, dan melacak pemulihan mereka dari Juni hingga September. Studi tersebut menunjukkan bahwa sekitar 76 persen partisipan mengalami gejala Covid-19 hingga 6 bulan setelah sembuh dari penyakitnya.

Gejala virus corona (Covid-19) yang menetap pada pasien yakni demam, batuk kering, dan hilangnya indra penciuman dan perasa. Adapun orang yang menderita efek jangka panjang dari virus Corona adalah mengeluh kelelahan dan kelemahan otot.

Menurut studi Lancet, sebanyak 63 persen individu yang terlibat dalam eksperimen sering melaporkan gejala kelelahan dan nyeri otot, disertai kecemasan, depresi, nyeri, dan kesulitan tidur. Sementara itu, orang yang menderita Covid-19 parah mengalami masalah pernapasan yang berkepanjangan dan beberapa kerusakan pada ginjal mereka juga.

Hingga kini, penelitian masih mencari tahu penyebab long Covid-19. Tenaga medis juga telah berusaha tanpa henti untuk menemukan kemungkinan alasan penyebab orang mengalami efek lanjutan virus corona beberapa bulan setelah pulih.

Baca Juga: Anal Swab untuk Deteksi Covid-19, Berarti Benar Menular Lewat Kentut?

Menurut banyak ahli, mungkin ada banyak faktor yang menyebabkan masalah kesehatan jangka panjang tersebut. Dari komplikasi medis yang parah pada awal infeksi hingga isolasi sosial dan stigma, virus corona dapat berubah dari menyebabkan kerusakan organ yang serius hingga memicu kebingungan dan disorientasi mental.

Siapa yang berisiko terinfeksi long Covid-19?

Gejala jangka panjang dapat mempengaruhi orang-orang dari semua kelompok umur. Sementara orang tua mungkin lebih rentan, mengingat situasi mereka yang rentan, efek jangka panjang virus corona juga berdampak pada generasi muda.

Ditulis oleh : Astrid Prihatini WD

Sign up for the Newsletter

Join our newsletter and get updates in your inbox. We won’t spam you and we respect your privacy.