• Sat, 20 April 2024

Breaking News :

Anal Swab untuk Deteksi Covid-19, Berarti Benar Menular Lewat Kentut?

Metode ini sudah dipakai sejak beberapa waktu lalu, tapi kalah populer dari metode swab hidung dan tenggorokan.

JEDA.ID-Anal swab test atau metode tes Corona melalui swab dubur kini tengah jadi perbincangan. Para dokter di Beijing You’an Hospital, China, saat ini menggunakan anal swab untuk mendeteksi Covid-19.

Disebutkan, metode ini digunakan setelah seorang bocah laki-laki berusia 9 tahun positif terinfeksi varian baru Corona dari Inggris pada bulan lalu. Jadi benarkah virus Corona menular lewat kentut? Simak ulasannya di info sehat kali ini ya.

Sebenarnya ini bukan kali pertama anal swab test digunakan. Metode ini sudah dipakai sejak beberapa waktu lalu, tapi kalah populer dari metode swab hidung dan tenggorokan.

Baca Juga: Pakai Masker Dua Lapis untuk Tangkal Varian Baru Corona

Metode ini didasari oleh adanya temuan bahwa virus Corona bisa bertahan lebih lama di saluran pencernaan dibanding di saluran napas. Oleh karena itu, kemungkinan hasil false positive akan menjadi lebih kecil dengan anal swab test.

“Tentu saja, swab anal tidak senyaman swab di tenggorokan. Metode swab ini hanya digunakan untuk orang-orang yang tinggal di area karantina Covid-19 utama di Shanghai,” kata Li Tongzeng dari Rumah Sakit You’an di Beijing, yang dikutip dari New York Post, Rabu (27/1/2021).

“Ini akan mengurangi hasil tes false positive,” lanjutnya.

Seorang dokter dari Australia, Andy Tagg, pernah mengatakan adanya kemungkinan virus Corona bisa menular lewat kentut. Hal ini didapatkannya setelah menganalisis sampel feses yang diambil dari pasien Covid-19 pada awal 2020.

Andy mengutip hasil tes uji laboratorium yang mengungkapkan bahwa virus Corona terdeteksi di dalam tinja pasien. Namun masih perlu banyak bukti untuk memastikan apakah Covid-19 bisa menular lewat kentut atau tidak.

“Ya, SARS-CoV-2 bisa dideteksi dalam feses dan telah terdeteksi pada pasien tanpa gejala hingga hari ke-17 setelah terinfeksi,” kata Andy yang dikutip dari The Sun dan dikutip detikcom, Jumat (29/1/2021).

“Mungkin SARS-CoV-2 ini bisa disebarkan melalui kentut, tapi kita butuh lebih banyak bukti. Jadi, ingatlah untuk selalu pakai alat pelindung diri [APD] yang tepat dan aman,” lanjutnya.

Baca Juga: Status dari WhatsApp Kejutkan Penggunanya, Ternyata Ini Alasannya Bikin Status

Terkait hal ini, Direktur Klinis Patientaccess.com,  Sarah Jarvis, menyanggah pendapat tersebut. Menurutnya, sangat kecil kemungkinan seseorang bisa tertular Covid-19 lewat kentut.

“Kemungkinan seseorang tertular virus karena mereka dekat dengan seseorang yang kentut sangat kecil. Anda jauh lebih mungkin untuk tertular melalui kontak dekat dengan seseorang yang batuk atau bersin, atau dengan menyentuh droplet di tangan ketika kamu menyentuh benda,” bantah Jarvis.

Hal ini menandakan anal swab test bisa mendeteksi Covid-19 pada seseorang. Namun sangat kecil kemungkinannya untuk virus Corona bisa menular lewat kentut dan perlu lebih banyak bukti untuk memastikannya.

Anal swab untuk mendeteksi Covid-19 didasari oleh temuan bahwa virus Corona bertahan lebih lama di saluran pencernaan dibanding di saluran napas. Karenanya, kemungkinan false positive diyakini lebih kecil dengan swab anal.

Apa saja yang perlu diketahui soal anal swab yang dipakai China? Berikut fakta-faktanya seperti melansir dari detikcom, Kamis (28/1/2021):

1. Apa itu anal swab Covid-19?

Swab anal Covid-19 merupakan metode untuk mendeteksi virus yang dilakukan dengan cara memasukkan alat swab 3 sampai 5 sentimeter ke dalam rektum atau dubur. Li Tongzeng dari Rumah Sakit You’an mengatakan, metode tersebut bisa lebih akurat dalam mendeteksi virus dan menurunkan kemungkinan kesalahan diagnosis.

2. Apakah anal swab mendeteksi virus Corona?

China telah meluncurkan teknik metode baru berdasarkan penelitian, bahwa jejak virus Corona dapat bertahan lebih lama di anus dibanding dengan saluran pernapasan.

Dikutip dari laman India Today, Zhang Wenhong dari Rumah Sakit Huashan di Shanghai yang mengatakan bahwa swab anal tersebut dapat membantu meminimalkan risiko kambuh setelah pemulihan.

Pada tahun lalu, dalam sebuah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Future Microbiology, sekelompok peneliti China menemukan bahwa beberapa pasien Covid-19 mengalami infeksi virus usus yang aktif dan berkepanjangan. Bahkan ketika mereka tidak menunjukkan gejala gastrointestinal.

Baca Juga: 4 Fakta Klub Mensa, Kumpulan Orang Jenius Ber-IQ Super Tinggi

“Menariknya, deteksi SARS-CoV-2 positif pada usap anal dua pasien dan negatif pada sampel usap tenggorokan dan dahak,” tulis mereka.

3. Siapa yang menerima anal swab?

Metode ini digunakan setelah seorang bocah laki-laki berusia 9 tahun positif terinfeksi varian baru Corona Inggris pada bulan lalu. Sebenarnya metode ini sudah mulai digunakan sejak tahun lalu, tetapi metode swab hidung dan tenggorokan masih digunakan sebagai metode tes Corona paling populer.

“Tentu saja, swab anal tidak senyaman swab di tenggorokan. Metode swab ini hanya digunakan untuk orang-orang yang tinggal di area karantina Covid-19 utama di Shanghai,” ujar Li Tongzeng dari Rumah Sakit You’an di Beijing, yang dikutip dari New York Post, Rabu (27/1/2021).

Baca Juga : Begini Cara Membersihkan Gigi Kuning, Supaya Gigi Tetap Putih dan Sehat

4. Mengapa orang-orang diminta untuk melakukan tes anal swab?

Dalam sebuah wawancara dengan seorang reporter dari The Beijing News, wakil kepala  Departemen Penyakit Menular di Rumah Sakit You’an Beijing, Li Dong,  mengatakan bahwa pada akhir tahun lalu, menjadi jelas bahwa banyak pasien yang reaktif pada saat melakukan tes di tenggorokan dan hidung kemudian mereka menerima hasil positif dari tes anal swab.

Kombinasi metode ini dapat meningkatkan tingkat deteksi dan mengurangi proporsi diagnosis yang terlewat.

Namun, meskipun hasil false negative rendah, proses pendeteksian juga lebih kompleks, sehingga pengujian hanya dilakukan pada populasi tertentu yang untuk saat ini. Termasuk individu yang dikarantina dan orang yang tinggal dan bekerja di zona risiko tinggi.

Ditulis oleh : Astrid Prihatini WD

Sign up for the Newsletter

Join our newsletter and get updates in your inbox. We won’t spam you and we respect your privacy.