Anak kedua Dede Sunandar, Ladzan Syafiq Sunandar, divonis mengidap penyakit langka Williams Syndrome atau Sindrom Williams.
JEDA.ID– Anak kedua Dede Sunandar, Ladzan Syafiq Sunandar, divonis mengidap Williams Syndromes atau Sindrom Williams. Penyakit langka yang diidap bocah 1,5 tahun itu ini diketahui dapat memengaruhi beberapa bagian tubuh.
Kisah ini rupanya menarik perhatian seseorang dari Amerika Serikat. Lewat sebuah pesan langsung di media sosial, pria tersebut menawarkan bantuan medis secara gratis kepada Dede Sunandar untuk menangangi anak kedua Dede yang mengidap Sindrom Williams. .
“Jadi Reren [istri Dede] bikin posting-an bahwa, Alhamdulillah, anak Dede punya penyakit [Williams Syndromes] yang bisa di-sharing sama orang-orang. Dan orang Amerika itu tiba-tiba follow Reren, kirim pesan pakai bahasa Inggris. Kalau diartikan Reren, anak kita diajak ke Amerika pengobatan dan segala sesuatunya [ditanggung] dari sana,” ungkap Dede Sunandar dilansir Liputan.com, dalam tayangan Youtube Okay Bos, Jumat (9/8/2019).
Namun ternyata tawaran tersebut tidak langsung diiyakan oleh sang presenter. Ada beberapa pertimbangan yang membuatnya ragu. “Ya kan, Dede mikir dong nanti di sana tinggal di mana, makannya gimana. Pokoknya Dede bilang ke istri, kalau Dede akan lakukan apa saja untuk anak Dede,” paparnya lagi.
Unik
Seperti dilansir Wikipedia, Sindrom Williams atau Williams syndrome (WS) adalah kelainan genetik yang memengaruhi banyak bagian tubuh. Karakteristik sindrom Williams yang paling umum adalah kelainan jantung dan fitur wajah yang unik. Karakteristik lainnya adalah ketidakmampuan penambahan berat badan pada masa bayi dan hipotonia (tone otot yang rendah).
Individu dengan Williams Syndromes cenderung mempunyai barisan gigi yang renggang, filtrum yang panjang, dan jembatan hidung datar. Selain itu, disabilitas intelektual (ringan hingga sedang) yang disertai dengan gangguan kemampuan spasial visual, dan gangguan dengan bahasa .
Individu dengan Williams Syndromes cenderung memiliki kepribadian yang ramah dan mudah berinteraksi dengan orang yang tak dikenal. Masalah dengan gigi, masalah jantung, serta hiperkalsemia (kadar kalsium tinggi dalam darah) juga sering muncul pada individu dengan Williams Syndromes.
Sindrom Williams disebabkan oleh kelainan genetik, yaitu penghapusan sekitar 27 gen dalam salah satu dari dua lengan panjang kromosom 7. Biasanya penghapusan gen ini terjadi sebagai peristiwa acak (random) saat pembentukan sel telur atau sperma dari mana seseorang berkembang.
Dalam sejumlah kecil kasus, sindrom ini diwarisi dari orang tua yang terkena sindrom secara dominan autosomal. Diagnosis Williams Syndromes biasanya bermula dari observasi gejala yang lalu dikonfirmasikan dengan tes genetik.
Meski demikian, individu dengan Williams Syndromes juga cenderung mempunyai kecintaan tinggi terhadap musik, dan banyak pula dari mereka yang memiliki kemampuan tala mutlak. Selain itu, individu dengan WS sepertinya lebih cenderung kidal dan memiliki mata kiri yang dominan.
Sindrom Williams kali pertama diutarakan oleh John CP Williams dari Selandia Baru pada tahun 1961. Sindrom Williams mempengaruhi kira-kira 1 dari 7.500 hingga 1 dalam 20.000 kelahiran.
Program pendidikan khusus dan berbagai jenis terapi dapat membantu mengatasi efek dari sindrom Williams. Bila perlu, operasi dapat dilakukan untuk memperbaiki masalah jantung. Perubahan diet atau obat mungkin diperlukan untuk mengatasi kadar kalsium tinggi dalam darah.