Aksen Selandia Baru mungkin terdengar seperti aksen Australia, tetapi banyak yang tidak setuju. Dialek Newzild sangat memesona.
JEDA.ID–Ketika ada orang Indonesia berbahasa Inggris dengan logat atau aksen khas sering menjadi sorotan. Hal ini pula yang dialami Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang bahasa Inggrisnya medok Jawa saat berpidato di KTT G20 di Osaka, Jepang. Lalu adakah logat terseksi?
”Ada yang bilang bahasa Inggris Pak Jokowi medok Jawa. Memang betul. Saya juga medok, tapi medok Batak. Lantas apakah kita harus malu dengan lidah Indonesia kita? Saya tidak setuju karena saya bangga jadi orang Indonesia. Saya bangga dengan logat Batak saya.” sebut Menko Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan di akun Facebooknya, Selasa (2/7/2019).
Di dunia terdapat lebih dari 7.000 bahasa dan penggunanya memiliki aksen atau logat yang beragam pula. Situs berita wisata Big 7 Travel pernah melakukan survei mengenai logat atau aksen terseksi di dunia. Sebagaimana dikutip dari laman bigseventravel.com, ada ribuan bahasa di dunia dengan lebih banyak variasi aksen.
Big 7 Travel menyurvei pembacanya dari seluruh dunia untuk menemukan aksen terseksi dunia untuk 2019. Berikut urutan lima besarnya.
Selandia Baru
Bagi orang awam, aksen Selandia Baru mungkin terdengar seperti aksen Australia, tetapi pembaca Big 7 Travel tidak setuju. Dialek Newzild sangat memesona. Aksen Selandia baru ini dinobatkan sebagai aksen terseksi di dunia.
Bahasa Inggris dan Maori merupakan bahasa resmi Selandia Baru. Kebanyakan masyarakatnya berbicara Bahasa Inggris dengan aksen Selandia Baru, yang mirip dengan aksen Australia. Bahasa Maori merupakan bahasa yang dipakai dalam lingkup keluarga Austronesia. Bahasa tersebut diakui sebagai bahasa resmi pada 1987.
Afrika Selatan
Ilustrasi perempuan Afrika (Freepik)
Big 7 Travel menyebut Afrikaans adalah aksen yang sangat populer dengan banyak orang di seluruh dunia, berkat nada unik mereka dan bahasa gaul Saffa. Bahasa Afrikaans adalah bahasa Jermanik Barat yang berevolusi dari bahasa Belanda, diucapkan oleh penjajah abad ke-17.
Saat ini bahasa Afrika adalah bahasa ketiga yang paling umum di Afrika Selatan, yang dituturkan oleh hampir tujuh juta orang. Selain itu ada bahasa Inggris. Bahasa Inggris Afrika Selatan digunakan dalam berbagai aksen, dan biasanya dibumbui dengan kata-kata dari bahasa Afrikaans dan Afrika.
Irlandia
Situs itu menyebut akses Irlandia mendayu-dayu dan orang di seluruh dunia menyukai aksen Irlandia. Orang Irlandia terkenal bicara dengan mendayu-dayu, artikulasinya lembut dan penuh emosi, serta sangat eksotis. Contoh tokoh beraksen Irlandia adalah Colin Farrel dan Andrea Corr.
Aksen Irlandia umumnya dianggap lebih bersifat musikal daripada bahasa Inggris Amerika. Namun, yang harus berhati-hati adalah aksen Irlandia karena penuh dengan kata dan frasa yang tidak dikenal oleh dialek bahasa Inggris lainnya.
Italia
Ilustrasi orang Italia (Freepik)
Banyak orang yang menyebut akses Italia benar-benar indah. Kata apa pun dalam bahasa Italia terdengar seksi. Aksen Italia terdengar seperti suara saksofon. Cara mereka berbicara sangat baku. Mendengar orang-orang Italia berbicara, langsung terbayang seksinya pria seperti Alessandro Del Piero.
Australia
Orang yang memiliki akses Australia disebut mengucapkan kata-kata panjang dan lambat serta sering melompati ujungnya sepenuhnya. Meskipun bahasa Inggris tidak memiliki status resmi di konstitusi, Inggris Australia adalah bahasa resmi dan merupakan bahasa pertama bagi mayoritas populasi Australia.
Bahasa Inggris Australia berasal dari Inggris British yang berubah setelah Inggris menemukan koloni New South Wales pada tahun 1788. Bahasa ini juga mulai dikenali sebagai bahasa yang berbeda dari Inggris British pada tahun 1820. Bahasa Inggris Australia berbeda dari bahasa Inggris lainnya dalam hal perbendaharaan kata, aksen, ejaan, pengucapan, hingga tata bahasa.
Sayang tidak ada nama Indonesia dalam daftar 50 aksen terseksi 2019 yang dirilis Big 7 Travel. Negara Asia Tenggara yang masuk daftar yaitu Filipina di urutan ke-21, Vietnam ke-25, Malaysia ke-39, dan Thailand ke-48.
