• Thu, 21 November 2024

Breaking News :

Teka-Teki BUMN yang Akan Dipimpin Ahok

Spekulasi bermunculan setelah Ahok bertemu Menteri BUMN Erick Thohir. Ahok akan ditempatkan di BUMN strategis dan menyangkut kepentingan masyarakat umum.

JEDA.ID–Mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok ditawari Menteri BUMN Erick Thohir untuk memimpin salah satu BUMN.

BUMN yang akan dipimpin Ahok masih menjadi teka-teki karena saat ini Kementerian BUMN tengah menyiapkan jajaran direksi baru di beberapa BUMN.

Ahok bertemu dengan Erick Thohir di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Rabu (13/11/2019). Keduanya berdiskusi selama sekitar 1,5 jam. ”[Tadi] bicara soal BUMN dan saya mau dilibatkan di salah satu BUMN, itu saja,” ujar Ahok sebagaimana dikutip dari Liputan6.com.

Dia mengaku belum mengetahui secara pasti akan ditempatkan di BUMN apa. Termasuk pula jabatan atau posisinya juga belum diketahui. Namun, dia memperkirakan kemungkinan akan masuk BUMN mulai Desember 2019.

”Saya kalau buat negara, ya, saya mau. Apa aja untuk bantu negara saya mau,” ujar Ahok.

BUMN yang akan dipimpin Ahok masih menjadi teka-teki. Banyak yang memprediksi Ahok akan ditempatkan di BUMN besar yang menyangkut kepentingan masyarakat banyak seperti PLN, Pertamina, Garuda Indonesia, sampai BPJS Kesehatan.

Isu yang santer berkembang di internal Kementerian BUMN, Ahok akan masuk ke Pertamina. Namun, belum diketahui secara pasti posisi yang akan ditempati oleh Ahok.

Mantan Sekretaris Menteri BUMN Said Didu menilai ada beberapa BUMN yang tidak cocok dengan gaya kepemimpinan Ahok. Dia mencontohkan BUMN seperti Angkasa Pura dan Garuda Indonesia.

Dia menyatakan BUMN itu harus tunduk dengan aturan internasional. Said Diddu menilai Ahok dalam tanda kutip kerap menerobos aturan sehingga kurang tepat berada di BUMN itu.

Evaluasi Kinerja Direksi BUMN

Akan bergabungnya Ahok di salah satu BUMN ini bersamaan dengan evaluasi kinerja direksi Pertamina oleh Kementerian BUMN.

Staf Khusus Menteri BUMN Bidang Komunikasi Publik Arya Sinulingga menyebut kinerja jajaran direksi Pertamina tengah dibahas kementerian yang dipimpin Erick Thohir.

Namun, dia mengatakan evaluasi dilakukan pada hampir seluruh BUMN yang jumlahnya mencapai 142.

“Pasti kan Pak Menteri kita lagi evaluasi direksi yang dilihat untuk bisa mendukung visi misi Pak Jokowi lima tahun ke depan. Jadi kan ini kan support-nya BUMN kepada pak Jokowi maka direksi akan dievaluasi,” ujar Arya sebagaimana dikutip dari Detikcom.

Arya tidak membeberkan secara lugas mengenai BUMN yang akan ditempati Ahok. Dia hanya mengatakan Ahok dibutuhkan di BUMN yang membutuhkan perhatian besar dan menjadi kebutuhan orang banyak.

”Soal energi atau apa pun namanya itu kita belum tahu, tapi yang pasti adalah meminta kesediaan beliau dulu supaya mau bergabung sama kita. Kita butuh orang seperti Pak Ahok yang memang bisa dukung BUMN,” tutur dia.

Bila Ahok akan memimpin Pertamina, rekam jejak pendidikan dan pekerjaannya dulu masih punya korelasi. Sebagaimana dikutip dari laman ahok.org, laki-laki kelahiran Belitung Timur ini lulusan Jurusan Geologi Fakultas Teknologi Mineral Universitas Trisakti.

Setelah menamatkan pendidikannya dan mendapat gelar Sarjana Teknik Geologi (Insinyur geologi) pada 1989, dia pulang kampung dan mendirikan perusahaan CV Panda yang bergerak dibidang kontraktor pertambangan PT Timah.

Pernah Jadi Staf Direksi

Ahok

Jokowi dan Ahok setelah terpilih menjadi gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta pada 2012 (JIBI)

Dia kemudian kuliah S2 dan mengambil bidang manajemen keuangan di Sekolah Tinggi Manajemen Prasetiya Mulya Jakarta. Mendapat gelar Master in Bussiness Administrasi (MBA) atau Magister Manajemen (MM), Ahok lantas bekerja di PT Simaxindo Primadaya di Jakarta.

Perusahaan ini bergerak dibidang kontraktor pembangunan pembangkit listrik. Kala itu dia menjadi staf direksi bidang analisis biaya dan keuangan proyek. Namun, pada 1995, Ahok berhenti bekerja dan kembali ke Belitung.

Sebelum itu, Ahok pada 1992 mendirikan PT Nurindra Ekapersada sebagai persiapan membangun pabrik Gravel Pack Sand (GPS) pada 1995.

Setelah bergelut di berbagai bidang pekerjaan itu, Ahok memutuskan masuk politik pada 2003. Dia awalnya bergabung dibawah bendera Partai Perhimpunan Indonesia Baru (PPIB) yang saat itu dipimpin Dr. Sjahrir.

Dalam Pemilu 2004, Ahok terpilih menjadi anggota DPRD Kabupaten Belitung Timur periode 2004-2009. Setahun berselang, Ahok maju menjadi calon bupati Belitung Timur hingga akhirnya menang pilkada.

Pada 2007, nama Ahok mencuat hingga akhirnya menjadi calon gubernur Bangka Belitung. Namun, Ahok kalah dalam pemilihan gubernur. Dia kemudian bergabung dengan Partai Golkar hingga akhirnya menjadi anggota DPR periode 2009-2014.

Ahok kemudian diduetkan dengan Jokowi dalam Pilgub DKI Jakarta 2012 oleh PDIP dan Gerindra. Sempat menjadi Wakil Gubernur, Ahok kemudian menjadi Gubernur DKI Jakarta. Dengan rekam jejak pendidikan, pekerjaan, dan karier politik Ahok, kira-kira BUMN apa yang pas?

Ditulis oleh : Danang Nur Ihsan

Sign up for the Newsletter

Join our newsletter and get updates in your inbox. We won’t spam you and we respect your privacy.