• Tue, 16 April 2024

Breaking News :

Pengangkutan Vaksin Pakai Pesawat Bukan Pekerjaan Sepele

JEDA.ID-Pengangkutan vaksin Sinovac pakai pesawat bukan pekerjaan sepele. Pengangkutan vaksin Sinovac ini memakai Pesawat Garuda Indonesia.

Pesawat itu mendarat tadi malam di Bandara Soekarno-Hatta pada Minggu (6/12/2020) malam. Jangan anggap remeh proses pengangkutan vaksin ini, karena pengangkutan vaksin tergolong pekerjaan kompleks.

Asosiasi Transportasi Maskapai Internasional (IATA) untuk Vaksin dan Logistik serta Distribusi Farmasi menyatakan pengiriman vaksin bakal menjadi operasi terbesar dan paling kompleks dalam memerangi pandemi Covid-19 yang pernah dilakukan anggotanya.

Melongok Harta Kekayaan Juliari Batubara, Berapa Ya?

Bayangkan ada berapa orang di dunia yang harus divaksinasi. Dosisnya bisa mencapai miliaran kan?

Karena itu IATA sudah merilis panduan mengenai transportasi vaksin yang dikembangkan dengan Organisasi Penerbangan Sipil Internasional, Federasi Asosiasi Pengangkut Barang Internasional, Federasi Produsen dan Asosiasi Farmasi Internasional, Organisasi Kesehatan Pan Amerika, Otoritas Penerbangan Sipil Inggris, Bank Dunia, Organisasi Kepabeanan Dunia. dan Organisasi Perdagangan Dunia.

Panduan tersebut mencakup gudang standar internasional dan pedoman yang terkait dengan pengangkutan vaksin dan akan diperbarui secara berkala saat informasi tersedia lebih jelas untuk industri penerbangan. Selain itu, IATA telah membentuk forum berbagi informasi bersama bagi para pemangku kepentingan.

“Mengirimkan miliaran dosis vaksin yang harus diangkut dan disimpan dalam keadaan beku ke seluruh dunia secara efisien akan melibatkan tantangan logistik yang sangat kompleks di seluruh rantai pasokan. Sementara tantangan langsungnya adalah penerapan langkah-langkah pengujian Covid-19 untuk membuka kembali perbatasan tanpa karantina, kita harus bersiap ketika vaksin sudah siap. Materi panduan ini adalah bagian penting dari persiapan tersebut,” kata Direktur Jenderal dan CEO IATA, Alexandre de Juniac, seperti dikutip dari detikcom, Senin (7/12/2020).

Tantangan utama yang dibahas dalam Panduan IATA untuk Vaksin dan Farmasi Logistik dan Distribusi mmeliputi:

– Ketersediaan fasilitas penyimpanan dengan pengatur suhu dan kontingensi jika fasilitas tersebut tidak tersedia.

Sembuh dari Covid-19, Perhatikan 4 Hal Ini

– Mendefinisikan peran dan tanggung jawab pihak-pihak yang terlibat dalam pendistribusian vaksin, terutama otoritas pemerintah dan LSM, untuk membantu distribusi yang aman, cepat dan merata seluas-luasnya.

– Kesiapan industri untuk distribusi vaksin:

1. Kapasitas & Konektivitas

Jaringan rute global telah berkurang secara dramatis dari 22.000 pasangan kota sebelum Covid-19. Pemerintah perlu membangun kembali konektivitas udara untuk memastikan kapasitas yang memadai tersedia untuk distribusi vaksin.

2. Fasilitas dan infrastruktur

Produsen vaksin pertama yang mengajukan permohonan persetujuan peraturan mengharuskan vaksin dikirim dan disimpan dalam keadaan beku, menjadikan fasilitas ultra-dingin di seluruh rantai pasokan menjadi penting. Beberapa jenis refrigeran diklasifikasikan sebagai barang berbahaya dan volumenya diatur sehingga menambah lapisan kompleksitas tambahan.

Pertimbangannya mencakup ketersediaan fasilitas dan peralatan yang dikontrol suhu serta staf yang terlatih untuk menangani vaksin yang sensitif terhadap waktu dan suhu.

– Manajemen perbatasan

Persetujuan pengaturan dan penyimpanan serta izin yang tepat waktu oleh otoritas bea cukai dan kesehatan akan sangat penting. Prioritas untuk proses perbatasan termasuk memperkenalkan prosedur jalur cepat untuk penerbangan berlebih dan izin pendaratan untuk operasi yang membawa vaksin Covid-19 dan potensi pengurangan tarif untuk memfasilitasi pergerakan vaksin.

Dampak Positif Pandemi Covid-19 yang Bisa Jadi Pembelajaran

– Keamanan

Vaksin adalah komoditas yang sangat berharga. Harus ada pengaturan untuk memastikan bahwa pengiriman tetap aman dari gangguan dan pencurian. Proses sudah ada, tetapi pengiriman vaksin dalam jumlah besar akan membutuhkan perencanaan awal yang bagus.

Profil Pesawat Pengangkut Vaksin

Pesawat yang mengangkut vaksin itu adalah pesawat Boeing 777-300 ER milik Garuda Indonesia.

Seperti diketahui, pesawat Boeing 777 adalah pesawat berbadan lebar dan bisa mengangkut penumpang sebanyak 314-451 orang. Pesawat ini dapat menjangkau rute sejauh 9.695-17.372 kilometer.

Khusus untuk Boeing 777-300 ER pesawat tipe ini mampu terbang dengan jarak tempuh 13.520 km. Pesawat berbadan lebar ini bisa membawa penumpang dengan rincian 8 penumpang first class dengan luxurious suites, 38 penumpang business class dan 268 penumpang economy class. Garuda mengoperasikan pesawat ini dari tahun 2013 sampai sekarang.

Unik! Bermodal Bitcoin, Keluarga Ini Keliling 40 Negara

“Saya ingin menyampaikan satu kabar baik bahwa hari ini pemerintah sudah menerima 1,2 juta dosis vaksin vaksin ini buatan Sinovac yang kita uji di Bandung sejak Agustus 2020 lalu, kita juga masih mengupayakan 1,8 juta dosis vaksin yang akan tiba di awal Januari 2021. Selain vaksin dalam bentuk jadi, dalam bulan ini 15 juta dosis vaksin dan di bulan Januari sebanyak 30 juta dosis vaksin dalam bentuk bahan bak curah yang akan diproses lebih lanjut oleh Biofarma,” ujar Presiden Joko Widodo.

Kedatangan vaksin ini sebagai tindak lanjut Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.01.07/ Menkes/ 9860/ 2020 tentang Penetapan Jenis Vaksin Untuk Pelaksanaan Vaksinasi Corona Virus Disesase 2019 (Covid-19).

Keputusan Menkes itu menetapkan enam jenis vaksin Covid-19 yang dapat digunakan dalam proses vaksinasi di Indonesia.

Keenam vaksin tersebut diproduksi oleh Bio Farma, Astra Zeneca, China National Pharmaceutical Grup Corporation (Sinopharm), Moderna, Pfizer Inc and BioNtech, dan Sinovac Biotech.

Nantinya, sejumlah vaksin Covid-19 ini baru bisa digunakan setelah mendapat izin edar atau persetujuan penggunaan darurat oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).

Ditulis oleh :

Sign up for the Newsletter

Join our newsletter and get updates in your inbox. We won’t spam you and we respect your privacy.