Wabah virus corona atau penyakit Covid-19 banyak yang telah menyebar ke berbagai penjuru memengaruhi berbagai sektor ada yang untung ada yang rugi.
JEDA.ID –Wabah corona atau penyakit Covid-19 banyak yang telah menyebar ke berbagai penjuru memengaruhi berbagai sektor. Ribuan sekolah diliburkan dan kantor-kantor terpaksa tutup atau melakukan pekerjaan jarak jauh. Menurut worldometers, hingga Jumat (6/3/2020) Jumlah infeksi virus corona mencapai 98.424 kasus dengan total pasien meninggal 3.386 (6%) dan pasien yang sembuh mencapai 55.638 orang.
Wabah corona diperkirakan akan merugikan sektor pariwisata dunia setidaknya US$22 miliar karena penurunan pengeluaran oleh wisatawan Tiongkok. Hal ini diungkapkan Dewan Perjalanan dan Pariwisata Dunia pada Kamis (27/2/2020) lalu.
“Ini terlalu dini untuk diketahui tetapi WTTC [World Travel & Tourism Council] telah membuat perhitungan awal bekerja sama dengan [perusahaan riset] Oxford Economics yang memperkirakan bahwa krisis akan menelan biaya sekurang-kurangnya US$22 miliar,” kata Gloria Guevara kepada harian El Mundo seperti dilansir Liputan6.com.
“Perhitungan ini didasarkan pada pengalaman krisis sebelumnya, seperti SARS atau H1N1, dan didasarkan pada kerugian yang berasal dari wisatawan Tiongkok yang belum bepergian dalam beberapa pekan terakhir,” katanya. “Orang China adalah turis yang menghabiskan [dana] paling banyak saat mereka bepergian.”
Bisa Terus Meningkat
Angka kerugian, yang setara dengan sekitar 20,2 miliar euro, adalah skenario paling optimistis yang dibayangkan oleh studi yang diterbitkan pada 11 Februari oleh Oxford Economics. Pihaknya mengambil hipotesis penurunan 7,0 persen dalam perjalanan ke luar negeri oleh warga negara China.
Tetapi kerugiannya bisa lebih dari dua kali lipat, mencapai US$49 miliar jika krisis itu berlangsung selama wabah SARS, yang meledak pada November 2002 dan dikendalikan pada Juli 2003. Bahkan, bisa meningkat menjadi US$ 73 miliar jika itu bertahan lebih lama dari itu.
Kondisi ekonomi yang paling mungkin mengalami kerugian adalah mereka yang paling bergantung pada pariwisata China, seperti Hong Kong dan Makau, Thailand, Kamboja, dan Filipina.
Paling Terpukul karena Corona di Korsel, Ini Fakta-Fakta Kota Daegu
Pihak-Pihak yang Diuntungkan
Namun di sisi lain, wabah corona telah juga mengubah cara berinteraksi masyarakat, dan sejumlah pihak dengan jeli menangkap peluang ini. Berikut pihak-pihak yang diberitakan mengalami keuntungan karena penyebaran wabah penyakit Covid-19 seperti dilansir beberapa sumber.
Netflix
Platform streaming video Netflix merupakan salah satu perusahaan yang menampakkan kinerja terbaik selama terpuruknya pasar global hingga senilai US$6 triliun pada 28 Februari lalu. Analis mengatakan saham perusahaan semacam Netflix dan Zoom dapat memberikan perlindungan bagi para investor selama wabah virus corona. Hal ini karena semakin banyak orang yang lebih memilih untuk mencari hiburan di dalam rumah selama virus mewabah.
Startup Olahraga
Perusahaan startup di bidang kebugaran seperti Peloton Interactive yang selama ini dikenal membuat sepeda statis, kini menawarkan kelas-kelas kebugaran secara online. Harga saham Peloton Interactive juga terlihat mengalami kenaikan.
Para peminat olahraga di pusat-pusat kebugaran kini berusaha berolahraga di rumah untuk menghindari terinfeksi virus corona jenis baru. Mereka kini banyak yang berlangganan layanan olahraga online agar tetap bisa berlatih bersama, di rumah masing-masing.
Moderna
Kepala Eksekutif Moderna, Stephane Bancel, sontak menjadi miliarder setelah perusahaannya mengirimkan hasil eksperimen vaksin virus corona untuk pengujian klinis pada manusia. Langkah ini telah meningkatkan harga saham Moderna, demikian menurut laporan Bloomberg. Selain itu, yang mendadak kaya di tengah merebaknya wabah ini adalah Lim Wee Chai dari Malaysia. Lim merupakan pemilik saham mayoritas di perusahaan pembuat sarung tangan medis, Top Glove.
Perusahaan Jasa Telekonferensi
Harga saham perusahaan startup yang menawarkan jasa telekonferensi, Zoom Video, melonjak hampir 50 persen sejak Februari karena investor bertaruh pada meningkatnya jumlah karyawan yang harus bekerja jarak jauh. Menurut analis dari Bernstein Research, jumlah pengguna aktif yang memakai jasa perusahaan ini bertambah sebanyak 2,22 juta pelanggan dibandingkan dengan jumlah pelanggan selama 2019.
Perusahaan perangkat lunak asal Jerman, TeamViewer, juga mengalami kenaikan jumlah permintaan pelanggan baru, utamanya dari China. Harga saham perusahaan yang diperdagangkan di bursa Frankfurt, Jerman, ini melonjak dalam beberapa hari terakhir.
Pasar Swalayan
Pasar swalayan pengecer seperti Rewe di Jerman dan Carrefour di Prancis juga laku keras. Barang-barang dagangan mereka, terutama berupa makanan kaleng dan bahan makanan awetan nyaris tidak lagi bisa dijumpai di rak-rak supermarket ini dalam beberapa hari terakhir. Masyarakat yang panik membeli persediaan makanan dalam jumlah besar.
Serbuan di pasar-pasar swalayan ini mendorong para investor untuk membeli saham perusahaan makanan kemasan. Pengecer online seperti Amazon juga melihat kuatnya permintaan karena pembeli cenderung berbelanja di toko online.
Hujan Terus, Hangatkan Tubuh dengan Bermacam Makanan Berkuah Ini
Produsen Alat-alat Sanitasi
Perusahaan pembuat masker wajah, pembersih tangan dan tisu sanitasi juga mengalami lonjakan permintaan seiring dengan para pembeli yang berusaha mencari cara untuk melindungi diri mereka dari virus. 3M Corp, perusahaan yang membuat masker wajah juga dilaporkan meraih untung besar.
Pedagang Empon-Empon
Permintaan empon-empon atau tanaman obat di Pasar Jamu Nguter, Sukoharjo, melonjak hingga dua kali lipat menyusul merebaknya virus Corona alias Covid-19. Empon-empon seperti temulawak, jahe, dan kunyit dipercaya mampu meningkatkan imunitas tubuh terhadap virus. Melonjaknya permintaan empon-empon terjadi sejak dua bulan terakhir.
Permintaan empon-empon diperkirakan terus meningkat signifikan setelah ada dua pasien positif Corona di Indonesia. Empon-empon berkhasiat menjaga sistem imun tubuh terhadap paparan virus. Dengan meminum ramuan herbal itu, kesehatan tubuh lebih terjaga. Seperti dilansir solopos.com, seorang penjual empon-empon di Pasar Jamu Nguter, Marjoko, mengatakan permintaan empon-empon meningkat sejak awal Februari.