Pada 2017, ada 267 kecelakaan di kilometer 110-138 tol Cipali yang menyebabkan 73 orang meninggal. Ruas Subang-Cikedung pun kerap disebut wilayah tengkorak.
JEDA.ID–Baru 15 menit setelah pergantian hari, petaka datang di kilometer 177 tol Cikopo-Palimanan (Cipali). Dua bus terlibat kecelakaan di tol Cipali, Kamis (14/11/2019) pukul 00.15 WIB hingga menyebabkan 7 orang meninggal.
Kepala Kepolisian Resor Subang AKBP Teddy Fanani menduga kecelakaan di kilometer 117 arah Jakarta itu disebabkan oleh pengemudi yang mengantuk.
”Kayaknya keterangan tadi malam mengantuk, oleng. Tertidur sehingga nyebrang, kan ada bekas-bekasnya,” kata Teddy sebagaimana dilansir dari Antara.
Kecelakaan itu melibatkan Bus Sinar Jaya dengan pelat nomor B 7949 IS dan Bus Arimbi berpelat nomor B 7168 CGA. Kecelakaan bermula dari Bus Sinar Jaya yang dikemudikan Sanudin dari arah Jakarta menuju Palimanan hilang kendali.
Bus kemudian menyeberang ke jalur berlawanan sehingga menabrak Bus Arimbi yang datang dari arah Cirebon. Teddy menduga ada faktor kelalaian dalam peristiwa kecelakaan tersebut.
”Kemungkinan kalau memang ada [tersangka] ya, sopir Bus Sinar Jaya yang menyeberang ke jalan tol. Nanti kondekturnya semuanya bakal diambil keterangan kalau sudah memungkinkan,” kata dia.
Selain tujuh korban meninggal ada 25 orang yang mengalami luka-luka. Seluruh korban kecelakaan tersebut dilarikan ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Subang.
General Manager Operasioanl (GMO) PT LMS selaku operator Cipali Suyitno menyebutkan 80 persen kecelakaan di tol merupakan human error, seperti yang terjadi pada Kamis dini hari. “Itu terbukti dari tidak adanya bekas pengereman di sekitar TKP,” ujarnya.
Suyitno mengatakan di lokasi kecelakaan memang belum ada pembatas jalan yang dipasang karena saat ini pihaknya baru memasang di lokasi rawan.
Namun, dia memastikan kondisi jalan di kilometer 117 dalam kondisi baik karena memenuhi semua ketentuan. Kecelakaan di km 117 tol ini menunjukkan wilayah itu menjadi daerah paling rawan kecelakaan.
Ruas Subang-Cikedung
Dalam penelitian berjudul Audit Keselamatan Jalan Tol Cipali yang dilakukan Felix Marco Surya1 dan Ni Luh Putu Shinta Eka Setyarini disebutkan sepanjang 2017 kecelakaan di tol Cipali paling banyak terjadi di kilometer 110 sampai 138 atau ruas Subang-Cikedung.
Dalam penelitian yang sudah dimuat di Jurnal Mitra Teknik Sipil pada Mei 2019 itu disebutkan di kilometer 110-138 tol Cipali terjadi 267 kecelakaan sepanjang 2017. Dari kecelakaan itu, ada 73 orang yang meninggal di ruas Subang-Cikedung.
Berikut data kecelakaan di tol Cipali sepanjang 2017 sebagaimana dimuat dalam penelitian itu yang melansir data dari PT LMS selaku operator tol.
Ruas Jalan | Km | Kecelakaan | Meninggal | Luka Berat | Luka Ringan |
Cikampek-Cikopo | 67.10-78.00 | 79 | 17 | 41 | 55 |
Cikopo-Kalijati | 78.10-98.00 | 152 | 38 | 102 | 132 |
Kalijati-Subang | 98.10-110.00 | 177 | 42 | 91 | 151 |
Subang-Cikedung | 110.10-138.00 | 267 | 73 | 181 | 223 |
Cikedung-Kertajati | 138.10-159.00 | 69 | 11 | 28 | 51 |
Kertajati-Sumberjaya | 159.10-175.00 | 44 | 9 | 18 | 31 |
Sumberjaya-Palimanan | 175.10-188.00 | 45 | 7 | 21 | 33 |
TOTAL | 833 | 197 | 482 | 676 |
”Dari hasil analisis data kecelakaan lalu lintas, dapat disimpulkan ruas rawan kecelakaan lalu lintas diperoleh untuk 2017 adalah ruas Cikopo-Kalijati, Kalijati-Subang, dan Subang-Cikedung. Itu menunjukkan ketiga ruas tersebut merupakan daerah rawan kecelakaan pada jalan tol Cipali,” tulis mereka sebagaimana dikutip dari Jurnal Universitas Tarumanegara.
Fakta Menarik
Fakta menarik dari kecelakaan di tol Cipali juga tersaji dari penelitian Nurjannah Haryanti P. dengan judul Analisis Potensi Kecelakaan Dan Usulan Pencegahannya Pada Ruas Jalan Tol Cikopo-Palimanan (Cipali).
Sebagaimana dikutip dari laman UGM Yogyakarta, disebutkan kecelakaan di tol Cipali paling banyak terjadi pada dini hari yaitu antara pukul 00.00 WIB-06.00 WIB. Penelitian itu dilakukan pada 2017 lalu.
”Penyebab utama kecelakaan di tol Cipali adalah karena faktor manusia [83%] yang melibatkan kendaraan pribadi [56%] dan truk [32%], serta sering terjadi pada pukul 00.00-06.00 [55%],” tulis Nurjannah.
Kecelakaan pada dini hari sampai pagi itu sebagian besar karena faktor manusia, utamanya karena mengantuk hingga hilang konsentrasi yang berujung kecelakaan.
Dia menyebut lokasi kecelakaan sering terjadi pada jalan yang menikung (61%) dan datar (91%) di sekitar area yang terdapat overpass (33%) dan rest area (17%).
Bila dilihat dari kecepatan kendaraan, Nurjannah menyebut di jalur A, mobil penumpang rata-rata dipacu sampai 106 km/jam. Sedangkan bus dan truk adalah 54 km/jam. Kecepatan rata-rata berbagai kendaraan itu mencapai 86 km/jam.
Di jalur B, kecepatan rata-rata mobil penumpang adalah 101 km/jam,sedangkan bus dan truk adalah 69 km/jam. Kecepatan gabungan berbagai kendaraan menjadi 88 km/jam.
Dua penelitian itu sama-sama merekomendasikan adanya penambahan prasarana untuk mengurangi kecelakaan di tol Cipali khususnya pada dini hari sampai pagi.
Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Kementerian PUPR meminta seluruh Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) memperhatikan kualitas pelayanan bagi para pengendara khususnya untuk menurunkan tingkat kecelakaan di tol Cipali.
Konsep 3E
Dikutip dari laman Kementerian PUPR, ada konsep 3E (enginering, enforcement, education) yang diterapkan kepada masyarakat pengguna jalan tol.
Konsep enginering yaitu pemasangan Wire ropes sepanjang 16 km, pemasangan 10 km guardrail, pemasangan rumble dot pada bagian dalam maupun luar jalan sepanjang 32 km.
Kemudian melakukan pemasangan WIM (Wight in Motion) di 2 lokasi dan pemasangan lampu strobo di 5 lokasi rawan kecelakaan di ruas tol Cipali.
Konsep enforcement yaitu PT LMS selaku operator jalan tol Cipali dapat berkordinasi dengan pihak kepolisian daerah setempat dan Dishub sekaligus mengadakan operasi batas kecepatan setiap 2 bulan sekali.
Selain itu juga dilakukan sosialisasi secara rutin kepada pengemudi bus dengan melakukan pengecekan rem kendaraan, serta operasi truk yang melebihi muatan atau kapasitas.
Konsep education terus dilakukan kampanye keselamatan berkendara pada setiap event yang diadakan oleh PT LMS di setiap titik pemberhentian tol Cipali.
Tidak bisa dimungkiri, tol Cipali punya peran besar dalam mendukung pergerakan orang dan barang. Jalan tol Cipali yang menjadi tol terpanjang di Indonesia ini merupakan bagian dari Jalan Tol Trans-Jawa.
Kini PR besar yang harus terus dilakukan adalah menekan jumlah kecelakaan di tol Cipali.