JEDA.ID- WHO berharap tidak semua wajib vaksin corona. Mereka yang wajib vaksin hanyalah kelompok tertentu misal tenaga medis di rumah sakit.
Kampanye protokol kesehatan dan pemberian vaksin pada kelompok kunci, seperti lansia, orang dengan penyakit penyerta, dan tenaga kesehatan akan lebih efektif. WHO juga berpendapat wajib vaksin untuk seluruh populasi dunia bukan berarti bisa menghilangkan virus corona dari muka Bumi.
Direktur program imunisasi WHO, Kate O’Brien, mengaku tidak berharap negara-negara mewajibkan vaksinasi Covid-19.
Pengangkutan Vaksin Pakai Pesawat Bukan Pekerjaan Sepele
“Kami tidak membayangkan ada negara yang membuat mandat wajib vaksin,” kata O’Brien seperti dikutip dari Reuters dan ditulis Bisnis.com, Selasa (8/12/2020).
Menurut WHO, membujuk orang menerima vaksin akan jauh lebih efektif daripada memaksa orang disuntik vaksin covid-19.
Meskipun WHO mengatakan tergantung pada masing-masing negara tentang bagaimana mereka ingin melakukan kampanye vaksinasi melawan pandemi virus corona, tetapi Organisasi Kesehatan Dunia ini bersikeras bahwa mewajibkan mendapatkan imunisasi terhadap penyakit itu adalah jalan yang salah.
O’Brien mengatakan mungkin ada profesi rumah sakit tertentu di mana vaksinasi mungkin diperlukan atau sangat direkomendasikan untuk keselamatan staf dan pasien. Tetapi para ahli WHO mengatakan seharusnya negara berupaya meyakinkan masyarakat umum agar menggunakan vaksin saat tersedia bukan mewajibkannya.
Tidak Berpuas Diri
Direktur Kedaruratan WHO Michael Ryan mengaakan sebaiknya diberikan edukasi tentang data dan manfaat vaksin, dan membiarkan orang mengambil keputusan sendiri.
Kenalan 5 Jubir Vaksin Corona, Ada Dokter Reisa Loh
Menurut tinjauan WHO tentang kandidat vaksin yang berbeda, 51 telah memasuki uji coba pada manusia, 13 di antaranya telah mencapai pengujian massal tahap akhir.
Ryan juga memperingatkan pada Jumat (4/12/2020) agar semua pihak tidak berpuas diri setelah peluncuran vaksin.
Ia mengatakan, bahwa meskipun menjadi bagian utama dari pertempuran melawan Covid-19, vaksin tidak akan dengan sendirinya mengakhiri pandemi.
“(Adanya) Vaksin bukan berarti nol Covid-19,” katanya.
Ryan mengatakan, beberapa negara harus mempertahankan langkah-langkah pengendalian yang sangat kuat untuk beberapa waktu ke depan atau mereka akan berisiko terkena “ledakan” dalam jumlah kasus, dan pandemi yang bergerak bolak-balik.
“Beberapa negara berada dalam momen penting. Ada sistem kesehatan di beberapa negara yang berada di titik kehancuran,” katanya, tanpa menyebut negara tertentu.
Ketika negara-negara mulai menyebarkan vaksin dalam beberapa pekan dan bulan mendatang, Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mendesak mereka untuk memprioritaskan mereka yang paling membutuhkan.
Debu Bulan Dibeli NASA, Harganya Mulai Rp15.000
“Ini bukan keputusan yang mudah,” katanya sambil menetapkan pedoman WHO.
Tedros mengatakan petugas kesehatan yang berisiko tinggi terinfeksi adalah prioritas utama, ditambah orang dengan risiko tertinggi penyakit serius atau kematian karena usia mereka – sehingga mengurangi tekanan pada sistem kesehatan.
Pandemi Masih Berlangsung Panjang
Dia mengatakan mereka nantinya harus diikuti oleh orang-orang dengan risiko penyakit parah yang lebih tinggi karena kondisi yang mendasari, dan kelompok yang terpinggirkan dengan risiko lebih tinggi.
“Kemajuan terkait vaksin memberi kita semua dorongan dan sekarang kita bisa mulai melihat titik terang. Namun, WHO khawatir bahwa ada persepsi yang berkembang bahwa pandemi Covid-19 sudah berakhir,” katanya.
Tedros mengatakan, pandemi masih akan berlangsung panjang, dan bahwa keputusan yang dibuat oleh warga dan pemerintah akan menentukan kelangsungan pandemi dalam jangka pendek dan kapan pandemi akan berakhir.
“Kami tahu ini merupakan tahun yang sulit dan orang-orang lelah, tetapi di rumah sakit yang beroperasi pada batas atau melebihi kapasitas, itu yang paling sulit,” ujarnya.
“Kenyataannya adalah pada saat ini, banyak tempat menghadapi penularan Covid-19 yang sangat tinggi, yang memberikan tekanan besar pada rumah sakit, unit perawatan intensif, dan petugas kesehatan,” jelasnya.
5 Tanda Pernah Terinfeksi Covid-19 yang Tak Disadari
Indonesia sendiri dilaporkan sudah menerima 1,2 juta dosis vaksin Covid-19 yang dikembangkan Sinovac Biotech. Rencananya vaksin akan diberikan untuk kelompok prioritas terlebih dahulu.
Program vaksinasi pun bisa segera dilakukan setelah mendapat izin dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Namun, tidak semua vaksin Covid-19 bisa diberikan secara gratis kepada masyarakat.
Vaksin Mandiri
Ketua Pelaksana Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPC-PEN) Erick Thohir berulang kali mengatakan, ada 2 jenis usulan pelaksanaan vaksinasi Covid-19 di Indonesia, yakni ada yang gratis dari pemerintah dan ada juga vaksin mandiri.
Perinciannya vaksin Covid-19 akan diberikan secara gratis kepada tenaga kesehatan dan masyarakat golongan kurang mampu sesuai data penerima bantuan iuran (PBI) BPJS Kesehatan. Sedangkan, vaksin mandiri ditujukan bagi kelompok masyarakat mampu.
Menurut Erick, alasan utama tak semua vaksin Covid-19 diberikan secara gratis adalah karena mempertimbangkan kondisi keuangan negara yang telah terkuras untuk penanganan dampak Covid-19.
Lebih lanjut, Erick mengatakan, dalam kondisi pandemi Covid-19 suka tidak suka, semua elemen harus bisa gotong royong, dari pemerintah, masyarakat, hingga kalangan pengusaha.
“Kami sangat mengharapkan masyarakat yang memiliki uang bisa membantu keuangan negara dengan melakukan vaksinasi mandiri alias tidak gratis,” kata Erick dalam orasi ilmiah di Universitas Padjadjaran, Jumat (11/9/2020), dikutip dari CNNIndonesia.
Bagaimana persiapan vaksinasi Covid-19 di Indonesia?
Dirut Bio Farma Honesti Basyir menjelaskan, total ada 3 juta dosis vaksin Covid-19 Sinovac siap pakai yang akan disiapkan pemerintah. Saat ini baru datang 1,2 juta dosis, selanjutnya sebanyak 1,8 juta rencananya didatangkan pada akhir Desember 2020.
“1,8 juta ini akan datang di akhir Desember 2020. Awal Januari 2021 paling telat,” tegasnya.
30 Juta Dosis Vaksin
Tak hanya vaksin dalam bentuk jadi, Sinovac juga mengirimkan vaksin dalam bentuk bahan baku. Untuk mengetahui kelanjutan vaksin yang baru tiba di Indonesia,
Selain itu, akan tiba juga vaksin Covid-19 dalam bentuk bahan baku atau bulk sebanyak 30 juta dosis di Januari 2021.
Lebih lanjut, Honesti mengatakan, sebanyak 568 vial yang diterima dari 1,2 juta dosis vaksin Covid-19 yang sudah tiba akan diuji di Bio Farma dan BPOM.
“1.200.568 vial, di mana 568 vial ini akan dialokasikan untuk dilakukan pengujian mutu yang akan dilakukan bersama Bio Farma maupun di Badan Pengawas Obat dan Makanan,” lanjutnya.
Selain vaksin Covid-19 Sinovac, pemerintah pun telah menetapkan 5 vaksin lainnya yang akan dipakai di Indonesia, yaitu vaksin Pfizer, Moderna, AstraZeneca, Sinopharm, dan vaksin yang diproduksi oleh Bio Farma.