• Fri, 19 April 2024

Breaking News :

Virus Corona Disebut Bermutasi Jadi 3 Tipe, Ini Wilayah Persebarannya

Peneliti dari Universitas Cambridge menemukan tiga jenis virus Corona penyebab Covid-19 yang berbeda namun saling berkaitan era

JEDA.ID – Peneliti dari Universitas Cambridge menemukan tiga tipe atau jenis virus Corona penyebab Covid-19 yang berbeda namun saling berkaitan erat. Ketiganya dibagi dengan tipe A, B dan C.

Mengutip Daily Mail, analisis strain yang menunjukkan tipe A adalah virus yang menular ke manusia dari kelelawar melalui trenggiling. Namun tipe ini malah bukan menjadi kasus yang paling umum ditemukan di China.

Disebutnya, tipe B malah menjadi penyebab pandemi Corona di China yang disebut mulai merebak pada malam Natal. Hasil penelitian menunjukkan tipe A ini lebih banyak ditemukan di Australia dan Amerika Serikat yang sudah mencatat lebih dari 400.000 kasus virus Corona Covid-19.

“Sebagian besar kasus di Wuhan adalah tipe B sedangkan tipe C yang diturunkan kemudian muncul dan menyebar pada awalnya melalui Singapura,” ungkap salah satu peneliti, Dr. Peter Forster. Dua pertiga sampel Amerika adalah tipe A, tetapi sebagian pasien yang terinfeksi berasal dari Pantai Barat bukan dari New York.

Sementara itu, Dr Peter Forster dan timnya menemukan kasus di Inggris didominasi oleh tipe B, dengan tiga perempat sampel pengujian strain. Swiss, Jerman, Prancis, Belgia, dan Belanda pun didominasi oleh tipe B.

Terus Bermutasi

Jenis lainnya yaitu tipe C, turun dari tipe B dan menyebar ke Eropa melalui Singapura. Para ilmuwan meyakini virus yang secara resmi disebut SARS-CoV-2 terus bermutasi untuk mengatasi resistensi sistem kekebalan pada populasi yang berbeda.

Forster mengatakan kepada MailOnline bahwa tipe virus corona A awalnya bermutasi menjadi tipe B di China, tetapi tipe C, ‘anak’ B, berevolusi di luar negara. Dia mengakui para ilmuwan tidak mengerti bagaimana tipe B ‘menyingkirkan’ pendahulunya dan menjadi lebih umum di China.

Tipe B ditemukan nyaman dalam sistem kekebalan tubuh orang-orang di Wuhan dan tidak perlu bermutasi untuk beradaptasi. Namun, di luar Wuhan dan di tubuh orang-orang dari lokasi yang berbeda, variasi bermutasi jauh lebih cepat.

Ini menunjukkan virus beradaptasi untuk mencoba dan bertahan dan mengatasi perlawanan di antara populasi lain, seperti orang Barat. Analisis data menunjukkan jenis virus yang asli mungkin telah beredar di China sejak September.

Diserang Sana-Sini, Beratnya Tugas Tedros Adhanom Saat Pandemi

Mereplikasi cepat di tenggorokan

Sementara itu, baru-baru ini para ilmuwan di Jerman mengungkap bahwa virus Corona Covid-19 dapat dengan cepat mereplikasi di dalam tenggorokan seseorang. Hal ini membuat ia lebih mudah ditularkan dari satu orang ke orang lain jika dibandingkan dengan SARS (Severe Acute Respiratory Syndrome).

Mengutip South China Morning Post, penelitian yang diterbitkan di Nature pada 1 April ini dilakukan oleh tim dari Berlin, Munich, dan Cambridge berdasarkan pada perawatan klinis sembilan pasien virus Corona Covid-19.

Menurut tim yang dipimpin oleh Christian Drosten dari Charité University Hospital di Berlin dan Clemens Wendtner dari Klinik Schwabing di Munich, temuan bahwa virus corona baru dapat dengan mudah menyebar melalui tetesan atau droplet. Untuk itu  metode penularan ini harus menjadi fokus tindakan penahanan.

Penilaian ini juga muncul ketika Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pekan lalu menyebut bahwa penggunaan masker wajah di masyarakat umum dapat membantu menghentikan penularan dari manusia ke manusia.

Sembilan pasien yang diteliti dari usia muda hingga setengah baya di rumah sakit di Munich. Swab tenggorokan yang diambil pada pekan pertama gejala pasien semuanya dinyatakan positif. Namun kurang dari 40 persen sampel swab untuk pasien di tahap yang sama dengan SARS hasil positif.

“Juga, viral load [banyaknya virus] sangat berbeda (antara virus SARS dan Covid-19). Dalam penelitian ini, konsentrasi puncak dicapai sebelum hari ke 5 dan lebih dari 1.000 kali lebih tinggi dari puncak SARS,” para peneliti mengatakan.

“Keberhasilan isolasi virus hidup dari swab tenggorokan adalah perbedaan mencolok lainnya dari SARS, di mana isolasi seperti itu jarang berhasil. Secara keseluruhan ini menunjukkan replikasi virus aktif di jaringan saluran pernapasan bagian atas,” sebut mereka.

Lewati Masa Lockdown 11 Pekan, Ini Pesan Warga Wuhan untuk Dunia

Infeksi paru-paru

Seperti SARS, virus Corona Covid-19 memiliki protein lonjakan yang membantunya menyatu dengan reseptor sel manusia, disebut ACE2, yang memungkinkan virus masuk ke jaringan. Reseptor semacam itu lebih sering terjadi pada saluran pernapasan bagian bawah. Menurut para ilmuwan infeksi paru-paru sering terjadi pada pasien SARS dan Covid-19.

Para peneliti menambahkan bahwa mereka menemukan bukti kuat yang menunjukkan bahwa virus dapat bereplikasi tidak hanya di paru-paru tetapi juga tenggorokan pasien.

Studi tersebut mengatakan virus Corona baru memiliki sifat yang mirip dengan virus SARS dalam hal replikasi di paru-paru dan saluran pencernaan. Tetapi virus Corona baru jauh lebih menular karena masuk melalui saluran pernapasan bagian atas di hari-hari awal mereka terinfeksi.

Ditulis oleh : Anik Sulistyawati

Sign up for the Newsletter

Join our newsletter and get updates in your inbox. We won’t spam you and we respect your privacy.