• Fri, 19 April 2024

Breaking News :

Vaksinasi Manula Dimulai, Apakah Ada Efek Sampingnya?

Di Indonesia, lansia menjadi prioritas program vaksinasi setelah tenaga kesehatan.

JEDA.ID-Vaksinasi manula mulai dilakukan pada Senin (8/2/2021) ini. Mengapa vaksinasi untuk manula perlu dilakukan?

Info sehat kali ini bakal mengupas vaksinasi untuk manula. Seperti diketahui Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) telah menyetujui penggunaan darurat vaksin Covid-19 Sinovac yang bernama CoronaVac untuk lansia pada 5 Februari 2021.

Manusia lanjut usia (manula) menjadi salah satu fokus penerima vaksin karena kondisinya yang rentan terpapar virus Corona Covid-19. Sejumlah negara seperti Amerika dan Inggris bahkan memprioritaskan penggunaan vaksin Covid-19 pada lansia lebih dulu.

Baca Juga: 5 Penyebab Mesin Motor Tiba-tiba Mogok di Jalan

Di Indonesia, lansia menjadi prioritas program vaksinasi setelah tenaga kesehatan. Sebab seiring bertambahnya usia, maka risiko penyakit parah ditambah Covid-19 bisa menimbulkan kondisi medis parah.

Menteri Kesehatan Budi Gunadi mengatakan di luar negeri tahapan vaksinasi setelah tenaga kesehatan adalah manula, atau juga ada yang berbarengan (tenaga kesehatan sekaligus lansia) karena memang risiko Covid-19 pada lansia bisa menjadi fatal.

“Kalau tenaga kesehatan berisiko Covid-19 karena sering terpapar. Kalau lansia risikonya fatal. Dari 10 persen lansia yang terkena Covid-19di Indonesia, 50 persennya meninggal,” katanya dalam konferensi pers virtual seperti dikutip dari Liputan6.com,  Senin (8/2/2021).

Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Penny Lukito mengatakan, pemberian vaksin Covid-19 untuk lanjut usia atau lansia berusia 70 tahun ke atas akan dilakukan pendampingan khusus oleh dokter. Hal ini mengingat rekomendasi vaksin untuk penggunaan darurat sesuai uji klinik fase 3 dilakukan dari usia 59-70 tahun.

Baca Juga: RI Jadi Pasar Potensial Bisnis Pesan Antar Makanan, Kok Bisa?

“Pemberian vaksin Covid-19 untuk lansia 70 tahun ke atas bukan dilarang, tapi data yang kami terima uji klinik adalah sampai 59-70 tahun. Apabila di atas 70 tahun, maka ada pertimbangan khusus, bagaimana spesifik kondisi individu dan dilakukan [vaksinasi] dengan kehati-hatian,” kata Penny, saat konferensi pers, ditulis Senin (8/2/2021).

Penny menuturkan, saat ini angka kematian akibat Covid-19 pada kelompok lansia memiliki porsi yang cukup tinggi, yakni 47,3 persen, menurut Komite Penanganan dan Percepatan Ekonomi Nasional (KCPEN).

“Menjadi keharusan bagi BPOM untuk menetapkan izin penggunaan darurat (EUA) dalam pemberian vaksin Covid-19 pada kelompok lansia,” katanya.

Penny juga mengatakan, pemberian vaksinasi Covid-19 untuk manula harus memperhatikan proses skrining dan manajemen risiko.

“BPOM telah mengeluarkan Fact Sheet yang bisa digunakan tenaga kesehatan sebagai acuan dalam melakukan skrining. Disamping itu manajemen risiko juga perlu ditingkatkan apabila terjadi kejadian ikutan pasca imunisasi yang mungkin terjadi pada lansia,” ujarnya.

Baca Juga: Tanda Tangan Digital Makin Penting, Ini Alasannya

Maka itu, kata Penny, butuh kesiapsiagaan tenaga kesehatan untuk memvaksinasi kelompok lansia. Jika vaksinasi berhasil dilakukan, maka diharapkan angka infeksi dan kematian akibat Covid-19 dapat menurun.

“BPOM akan mengevaluasi vaksin yang digunakan pemerintah dalam program vaksinasi Covid-19 sesuai yang diterapkan standar internasional,” katanya.

Selain Sinovac, saat ini BPOM tengah berproses untuk melihat hasil uji klinik vaksin lain, seperti Astrazeneca, Sinofarm, Novavax dan lainnya yang berkomitmen dengan pemerintah. “Hasilnya belum karena masih proses, tapi rolling submission ya. Semakin cepat datanya diterima semakin cepat hasilnya. Karena percepatan EUA, semua sama berlaku secepatnya.

Sebelumnya Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin menyebut vaksinasi manula tidak akan mengubah target penerima vaksin Covid-19 nasional. Target sasaran vaksinasi nasional sebesar 181,5 juta jiwa sudah mencakup penerima vaksin lansia.

Baca Juga: Waduh! Lebih dari 3 Miliar Email dan Password Bocor di Internet

“Dengan masuknya sasaran penerima vaksin Covid-19 usia 60 tahun ke atas tidak akan mengubah target vaksinasi. Karena total 181,5 juta itu sudah dihitun untuk usia di atas 18 tahun,” ucap Budi saat temu media pada Minggu, 7 Februari 2021.

“Nah, angka tersebut sudah termasuk jumlah sasaran vaksinasi lansia [manula] yang [berusia] lebih dari 60 tahun.”

Adapun Jumlah populasi penduduk di Indonesia sebanyak 269 juta, yang di atas 18 tahun total 188 juta. Jumlah tersebut dikurangi populasi yang memilki penyakit komorbid dan hamil, sekitar 181,5 juta.

“Itulah target vaksinasi dan 181,5 juta jiwa nanti masing-masing butuh 2 dosis penyuntikkan. Lalu ditambah 15 persen dosis cadangan. Kira-kira kita bisa peroleh 426 juta dosis vaksin Covid-19 ,” beber Budi Gunadi.

Ditulis oleh : Astrid Prihatini WD

Sign up for the Newsletter

Join our newsletter and get updates in your inbox. We won’t spam you and we respect your privacy.