Pengembangan Vaksin Merah Putih merupakan cerminan dari sinergi triple helix,
JEDA.ID-Vaksin Merah Putih sedang dikembangkan enam instansi. lalu bagaimana kabar perkembangan vaksin Merah Putih sekarang?
Menteri Riset dan Teknologi Bambang Brodjonegoro mengatakan saat ini ada enam institusi yang mengembangkan Vaksin Merah Putih dengan platform yang berbeda.
Enam institusi tersebut di antaranya Lembaga Biologi Molekuler Eijkman, LIPI (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia), Universitas Gadjah Mada, Universitas Indonesia, Institut Teknologi Bandung, dan Universitas Airlangga.Menurut Bambang, Vaksin Merah Putih adalah vaksin Covid-19 yang menggunakan isolat virus yang bertransmisi di Indonesia. Pengembangan vaksin dikerjakan oleh ahli Indonesia dan produksinya di Indonesia.
Kelompok Ini Rentan Alami Gejala Covid-19 Jangka Panjang
“Ini menunjukkan bagaimana kepedulian dosen dan peneliti Indonesia untuk mencari solusi penanganan Covid-19,” kata Bambang dikutip dari situs resmi Satgas Covid-19 dan dikutip detikcom, Selasa (3/11/2020).
Lebih lanjut, Bambang menjelaskan sebagai negara berpenduduk 270 juta jiwa riskan kalau tergantung pada vaksin luar. Sehingga perlu kemampuan bukan hanya diproduksi tapi penelitian dan pengembangan.
“Kemungkinan yang paling cepat adalah yang dikembangkan Lembaga Eijkman, prosesnya di bulan Oktober (kemarin)sedang disiapkan uji pada hewan. Diharapkan dapat selesai dan semoga hasilnya memuaskan pada akhir tahun,” terangnya.
Setelah itu, kata dia, bibit vaksin yang teruji pada sel hewan tersebut akan diserahkan ke Bio Farma, sebagai pihak yang nantinya melakukan produksi skala kecil untuk tahap uji klinis 1, 2, dan 3.
“Uji klinis perlu dilakukan untuk memastikan bahwa vaksin yang dihasilkan aman. Faktor nomor satu yang harus dipenuhi dalam pembuatan vaksin ini adalah keamanan, dalam pengertian vaksin jangan menimbulkan efek samping atau gangguan kesehatan serius. Jadi intinya kami juga menerapkan kehati-hatian dalam setiap prosesnya,” tegas Bambang.
Tips Meningkatkan Produktivitas Kerja saat WFH
Dia menambahkan pengembangan Vaksin Merah Putih merupakan cerminan dari sinergi triple helix, yaitu kerja sama pemerintah (kementerian/lembaga), perguruan tinggi, dan industri sebagai upaya bersama mencegah penularan Covid-19 dan memberikan rasa aman nyaman bagi masyarakat.
Pada tahap uji klinis Bio Farma bertindak sebagai sponsor pelaksana bersama Litbangkes, sementara BPOM sebagai badan regulator yang mengeluarkan izin edar apabila vaksin nantinya telah selesai uji klinis.
Senada dengan Menristek, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkapkan prosedur dari setiap clinical trial harus dipenuhi. Hasil uji klinis yang dilakukan di Bandung, interim report-nya diharapkan pada minggu awal Desember dapat dievaluasi.
Uji Klinis
Sementara untuk pengadaan vaksin jadi’ yang uji klinis-nya dilakukan di negara lain juga diharapkan laporannya sudah masuk bulan Desember.
“Dengan prosedur yang dipatuhi untuk emergency use authorization maka diharapkan BPOM dapat melakukan evaluasi, karena juga akan mendapatkan laporan clinical trial dari negara lain. Jadi beberapa lokasi di luar negeri juga dilihat, sehingga cara pembuatan yang baik, kemudian protokol uji klinis dan utamanya untuk keselamatan, aman, dan efektif. Kalo sudah terpenuhi, seperti arahan Bapak Presiden baru bisa dilakukan imunisasi dengan perencanaan yang matang,” pungkas Airlangga.