Jumlah perokok diprediksi akan terus menurun dari tahun ke tahun. Pada 2025 diprediksi pria dan perempuan perokok yang akan turun sebanyak 27 juta.
JEDA.ID–Badan Kesehatan Dunia (WHO) mencatat jumlah perokok aktif di dunia terus turun dari tahun ke tahun. Untuk kali pertama setelah 20 tahun, jumlah pria perokok di dunia akhirnya turun.
Selama ini penurunan perokok aktif di dunia itu didominasi perempuan. Artinya jumlah perempuan perokok mengalami penurunan secara signifikan, sedangkan pria perokok bertambah.
Namun, data terbaru WHO yang dirilis akhir Desember 2019 menyebutkan jumlah pria perokok akhirnya turun setelah 20 tahun terakhir. WHO menyebut penurunan pria merokok itu itu menandai langkah penting dalam upaya antimerokok global.
”Selama bertahun-tahun kita telah menyaksikan peningkatan yang stabil dalam jumlah laki-laki yang menggunakan produk tembakau yang mematikan. Tetapi sekarang, untuk pertama kalinya, kita melihat penurunan laki-laki perokok, didorong oleh sikap pemerintah yang lebih keras terhadap industri tembakau,” kata Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus sebagaimana dikutip dari laman Kementerian Kesehatan.
Berapa Cukai Rokok yang Mengalir ke BPJS Kesehatan?
Menurut WHO, jika dibandingkan dengan tahun 2000, pada 2018 pengguna tembakau berkurang hingga sekitar 600 juta orang. Pada 2020, organisasi ini memperkirakan akan ada 10 juta penurunan jumlah perokok dibandingkan pada 2018.
Jumlah perokok diprediksi akan terus menurun dari tahun ke tahun. Pada 2025 diprediksi pria dan perempuan perokok yang akan turun sebanyak 27 juta.
Laporan WHO ini tidak hanya mencakup rokok, tetapi juga pipa, cerutu, vaping, dan produk tanpa asap seperti mengunyah tembakau dan rokok bidi.
Badan Kesehatan Dunia menyatakan penggunaan tembakau tidak hanya menyebabkan kanker mulut dan paru-paru serta penyakit pernapasan. Namun, juga dapat mengakibatkan penyakit jantung dan stroke.
Indonesia di Urutan Ke-3
Bagaimana dengan perokok di Indonesia? Tobacco Atlas di laman mereka menyatakan jumlah perokok di Indonesia berada di urutan ketiga di dunia di bawah China dan India.
Lembaga itu mencatat jumlah pria perokok di China mencapai 235,9 juta orang dan wanita berjumlah 14,4 juta orang. Perokok di negara itu rata-rata mengonsumsi 2.043 batang per orang per tahunnya.
Di Indonesia jumlah pria perokok mencapai 49,8 juta orang dan wanita 3,9 juta orang. Secara jumlah Indonesia memang di bawah India yang jumlah perokoknya mencapai sekitar 104 juta perokok. Namun, konsumsi rokoknya lebih tinggi yuitu rata-rata 1.675 batang per orang per tahunnya.
Tobacco Atlas menyebut setiap tahunnya lebih dari 225.700 warga Indonesia terbunuh oleh penyakit yang disebabkan oleh tembakau. Namun, lebih dari 469.000 anak-anak usia 10-14 tahun dan 64 juta orang dewasa terus menggunakan tembakau setiap hari.
Mereka menyebut Indonesia telah membuat kemajuan dalam pengendalian tembakau dalam beberapa tahun terakhir. Namun, orang terus meninggal dan menjadi sakit akibat tembakau.
”Biaya untuk masyarakat dari penggunaan tembakau terus meningkat. Indonesia masih bisa berbuat lebih banyak untuk membuat alat kontrol tembakau terbukti bekerja untuk kesejahteraan warganya,” sebagaimana tertulis di laman Tobacco Atlas.
Cerita Perempuan Merokok: Stigma Anak Nakal, Dipaksa Tahu Diri
Kemenkes dalam Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 menyebutkan jumlah perokok terlihat dari proporsi merokok pada penduduk umur 10 tahun ke atas. Yaitu 24,3% perokok setiap hari dan 4,6% perokok kadang-kadang. Selain itu terdapat 5,3% mantan perokok dan 65,9% bukan perokok.
Jika dirata-rata konsumsi rokok mencapai 12,8 batang/hari. Rokok yang paling banyak dihisap adalah kretek sebanyak 67,8%.
Bila dilihat dari jenis kelamin, pria perokok mendominasi. Ada 47,3% pria merokok setiap hari, 8,5% merokok kadang-kadang, 9,2% mantan perokok, dan 35% tidak merokok. Sedangkan perempuan ada 1,2% yang merokok setiap hari, 0,7% merokok kadang-kadang, 1,3% mantan perokok, dan 96,8% tidak merokok.