• Thu, 25 April 2024

Breaking News :

Pindah Rumah Bisa Berbahaya bagi Ibu Hamil

Ibu hamil disarankan untuk berdiskusi dengan dokter kandungan tentang potensi stres selama kehamilan khususnya ketika ingin pindah rumah.

JEDA ID–Punya rumah baru tentu menjadi impian keluarga muda. Namun, harus menjadi perhatian pasangan muda saat pindah rumah. Bila sang istri sedang hamil, pindah rumah layak ditunda.

Sebuah studi menunjukkan dalam beberapa kasus, pindah ke rumah baru selama kehamilan dapat meningkatkan risiko kelahiran prematur.

Para peneliti menganalisis data dari lebih dari 100.000 wanita hamil di Washington. Para peneliti menemukan bahwa ibu yang pindah selama trimester pertama kehamilan 42% lebih mungkin untuk melahirkan prematur.

Sedangkan 37% lebih mungkin untuk memiliki bayi dengan berat lahir lebih rendah dari rata-rata dibandingkan dengan mereka yang tidak pindah rumah selama trimester pertama.

Journal of Epidemiology and Community Health merupakan studi yang pertama meneliti hubungan antara pindah ke hunian baru dan dampaknya terhadap kelahiran yang berbahaya.

Namun, penelitian ini hanya menemukan hubungan dan tidak membuktikan bahwa pindah rumah menyebabkan kelahiran prematur ataupun dampak kelahiran berbahaya lainnya.

Mungkin ada faktor-faktor lain yang tidak dapat diperhitungkan oleh peneliti studi. Seperti alasan pindah yang dapat memengaruhi risiko. Para penulis menambahkan jika hanya berdasarkan satu studi ini, terlalu dini untuk menyimpulkan apakah pindah rumah dalam masa kehamilan bisa berbahaya.

“Studi kami adalah langkah pertama yang baik dalam mengidentifikasi apakah pindah rumah termasuk faktor risiko potensial yang layak diteliti lebih dalam. Tetapi saya tidak yakin apakah kita bisa tahu lebih banyak,” jelas Julia Bond dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Washington.

Julia tetap menyarankan ibu hamil untuk mendiskusikan potensi stres selama kehamilan khususnya ketika ingin pindah rumah dengan dokter kandungan.

Sebuah studi sebelumnya telah menemukan bahwa ibu hamil yang mengalami stres pada trimester pertama seperti bencana alam, krisis ekonomi atau kehilangan pekerjaan memiliki risiko yang lebih tinggi terkena masalah kehamilan seperti kelahiran prematur.

Pemicu Kelahiran Prematur

Untuk studi baru, para peneliti menganalisis informasi dari akta kelahiran bayi yang lahir di Washington dari tahun 2007 hingga 2014. Akta kelahiran bisa mencatat apakah ibu dari bayi tersebut pindah rumah selama masa kehamilan.

Secara keseluruhan, penelitian ini mencakup data dari sekitar 28.000 wanita yang pindah selama trimester pertama dan sekitar 112.000 wanita yang tidak pindah.

Para peneliti juga memperhitungkan faktor-faktor tertentu yang dapat memengaruhi risiko kelahiran prematur dan berat lahir rendah, seperti usia, tingkat pendidikan, status sosial ekonomi dan kebiasaan merokok.

Penelitian menemukan di antara mereka yang pindah selama trimester pertama, sebanyak 9,1% melahirkan secara prematur. Dibandingkan dengan hanya 6,4% kelahiran prematur dari mereka yang tidak pindah selama trimester pertama.

Selain itu, di antara mereka yang pindah selama trimester pertama, sekitar 6,4% bayi dianggap memiliki berat lahir rendah atau di bawah 2.5 kg, dibandingkan dengan 4,5% yang tidak pindah selama trimester pertama.

Meskipun studi terbaru tidak dapat mengungkapkan mengapa pindah rumah saat trimester pertama dapat berkaitan dengan peningkatan risiko kelahiran prematur dan berat lahir rendah. Tetapi ditemukan sejumlah faktor yang diperkirakan dapat memicu kelahiran prematur.

Masalah seperti gangguan perawatan kesehatan selama pindah, tekanan fisik atau emosional saat pindah, dan dukungan dari keluarga dan teman-teman setelah pindah diduga berpengaruh terhadap kondisi bayi dalam kandungan ibu.

Ditulis oleh : Akhdan Fahmi/Danang Nur Ihsan

Sign up for the Newsletter

Join our newsletter and get updates in your inbox. We won’t spam you and we respect your privacy.