Perkembangan ekonomi Vietnam cukup impresif sehingga membuat negara itu tumbuh sebagai salah satu idola para investor.
JEDA.ID— Perkembangan ekonomi Vietnam cukup impresif sehingga membuat negara itu tumbuh sebagai salah satu idola para investor. Dampak perang dagang dengan Amerika Serikat (AS), justru memberi keuntungan bagi negara ini.
Banyak perusahaan Tiongkok yang melakukan relokasi kegiatan operasionalnya. Ternyata,perusahaan-perusahaan ini lebih memilih masuk ke Vietnam, Malaysia, Kamboja, dan Thailand. Sedihny, tidak satu pun ke Indonesia. Hal ini juga yang membuat Presiden Joko Widodo (Jokowi) kesal.
“Dari investor-investor yang kita temui, dan catatan yang disampaikan Bank Dunia kepada kita, dua bulan yang lalu ada 33 perusahaan di Tiongkok keluar, 23 memilih Vietnam, 10 lainnya pergi ke Malaysia, Thailand, Kamboja. Nggak ada yang ke kita,” tegas Jokowi di depan para menteri Kabinet Kerja kala membuka rapat terbatas yang membahas perkembangan perekonomian dunia, Rabu (4/9/2019) seperti dilansir detikcom.
Dipilihnya Vietnam bukan tanpa alasan. Negara ini dinilai memiliki keunggulan dibanding Indonesia dalam menarik minat relokasi dari Tiongkok. Penanaman modal asing (PMA) atau foreign direct investment (FDI) di Vietnam pada semester I/2019 sebanyak US$18,47 miliar dengan menyasar sektor manufaktur, real estate dan lainnya. Adapun, BKPM (Badan Koordinasi Penanaman Modal) mencatat, FDI atau penanaman modal asing (PMA) Indonesia pada semester I/2019 sebesar US$14,18 miliar.
Pemerintah Vietnam
Vietnam adalah sebuah negara partai tunggal. Sebuah konstitusi baru disahkan pada April 1992 menggantikan versi 1975. Presiden Vietnam adalah kepala negara dan secara nominal adalah panglima tertinggi militer Vietnam, menduduki Dewan Nasional untuk Pertahanan dan Keamanan (Council National Defense and Security). Perdana Menteri Vietnam adalah kepala pemerintahan, mengepalai kabinet yang terdiri atas 3 deputi perdana menteri dan kepala 26 menteri-menteri dan perwira-perwira.
Majelis Nasional Vietnam (National Assembly of Vietnam) adalah badan pembuat undang-undang pemerintah yang memegang hak legislatif, terdiri atas 498 anggota. Majelis ini memiliki posisi yang lebih tinggi daripada lembaga eksekutif dan judikatif. Seluruh anggota kabinet berasal dari Majelis Nasional.
Tentara Rakyat Vietnam (TRV) adalah tentara nasional Vietnam, yang diorganisasikan mencontoh pada organisasi Tentara Pembebasan Rakyat. Saat ini, kekuatan TRV mendekati 500.000 tentara. Pemerintah juga mengontrol pasukan cadangan sipil dan kepolisian. Peran militer dalam sektor kehidupan rakyat pelan-pelan dikurangi sejak tahun 1980an.
Reformasi Ekomoni
Vietnam merupakan salah satu negara termiskin usai perang selama 20 tahun yang berakhir pada 1975. Dalam lima tahun pemerintahannya di awal perang berakhir, pertumbuhan ekonominya selalu berada dibawah target pemerintah.
Pada 1980-an, negara ini pun terjebak dalam Produk Domestik Bruto (PDB) per kapita sebesar US$200 hingga US$300. Namun, ekonomi negara ini lambat laut berubah. Pada 1986, pemerintah Vietnam memperkenalkan Doi Moi, seri reformasi ekonomi dan politik yang mengarahkan negara ini menjadi sosialis dengan orientasi ekonomi pasar.
Dengan Inovasi Doi Moi ini , pembangunan ekonomi Vietnam mendapat pujian dunia dan menunjukkan negara itu memasuki masa integrasi. Pendapatan per kapita Vietnam naik tajam dari US$471 pada 2001 menjadi US$2.300 pada 2015 (16 tahun setelah kebijakan Doi Moi dicanangkan).
Pemerintah Vietnam telah aktif meneliti, berinisiatif mengembangkan ekonomi kreatif dan reseptif untuk menciptakan momentum bagi pengembangan cepat dan berkelanjutan. Proses “pembaruan” Vietnam telah menarik perhatian luas di kalangan peneliti, investor dan pebisnis internasional.
Tak heran, Vietnam yang sebelumnya merupakan negara terbelakang dengan 90 persen penduduknya bekerja di sektor pertanian menjadi salah satu kekuatan ekonomi yang paling dinamis di Asia.
Alasan Investor
Peringkat Vietnam dari sisi competitiveness membaik jadi 56/140 pada 2015-2016 dari sebelumnya 77/104 pada 2004-2005. Vietnam telah lolos isolasi politik dan ekonomi untuk mengembangkan hubungan luar negeri, memperluas integrasi internasional, memperdalam hubungan bilateral, regional dan multilateral. Berikut sejumlah alasan investor memilih menanam investasi ke Vietnam seperti dilansir dari berbagai sumber:
1. Pertumbuhan ekonomi tinggi
Saat ini, Vietnam menjadi salah satu bintang dalam jajaran negara berkembang (emerging markets). Pertumbuhan ekonominya mencapai sekitar 6 %-7%, di atas pertumbuhan ekonomi Indonesia. Ekspor menjadi pendorong pertumbuhan ekonominya. Barang-barang merek Nike hingga telepon seluler merek Samsung diproduksi di negara tersebut
2. Ketersedian Infrastruktur
Melansir dari Bloomberg, investasi infrastruktur untuk sektor publik dan swasta Vietnam rata-rata 5,7% dari Produk Domestik Bruto (PDB) mereka dalam beberapa tahun terakhir. Bank Pembangunan Asia (Asian Development Bank/ADB) menyebut angka itu merupakan tertinggi di Asia Tenggara, hanya kalah dari Tiongkok yang mengeluarkan investasi 6,8%. Pembangunan infrastruktur di Vietnam dinilai relatif merata.
3. Perizinan Sederhana
Hal lain yang menarik minat investor ke Vietnam adalah perizinan untuk investasi di negara itu dinilai relatif mudah dan sederhana.
4. Jarang Ada Demonstrasi Buruh
Salah satu alasan lain dipilihnya Vietnam karena negara itu aman. Menurut, Ketua Komite bidang Kerjasama Kamboja, Laos, Myanmar, dan Vietnam Kadin Indonesia Juan Gondokusumo, kondisi aman dapat dilihat dari tidak adanya demonstrasi para pekerja di sana. Keadaan ini berbanding terbalik dengan Indonesia, buruh kerap melancarkan demonstrasi, terutama soal kenaikan upah setiap menjelang akhir tahun.