Orang yang terkena penyakit autoimun harus menjaga apa yang mereka konsumsi. Sebab, pemilihan makanan berperan penting untuk kesembuhan tubuh.
JEDA.ID–Komedian Raditya Dika dalam akun Youtubenya buka-bukaan tentang kondisi kesehatannya. Ternyata suami Anissa Aziza ini terkena penyakit autoimun.
Penyakit autoimun adalah kondisi ketika sistem kekebalan tubuh seseorang menyerang tubuh sendiri. Normalnya, sistem kekebalan tubuh menjaga tubuh dari serangan organisme asing, seperti bakteri atau virus.
Namun, seseorang yang menderita penyakit autoimun, sistem kekebalan tubuhnya melihat sel tubuh yang sehat sebagai organisme asing. Ini pula yang dalami Raditya Dika.
Raditya Dika harus setahun sekali check up ke Singapura. Namun, dia belum mengungkap jenis penyakit autoimun yang dideritanya. Ada 80 lebih jenis penyakit autoimun.
Beberapa penyakit autoimun pada umumnya yaitu, nyeri sendi, psoriasis, lupus, dan kelenjar tiroid. Gejala umumnya yaitu kelelahan, pembengkakan kelenjar tiroid, atau masalah kulit.
Penyakit autoimun dapat disebabkan oleh faktor genetik, infeksi, dan lingkungan. Faktor lingkungan termasuk diet, toksin, dan jumlah bakteri dalam sistem pencernaan. Dirangkum dari Food Revolution, Rabu (4/9/2019), penyakit autoimun tidak dapat dicegah.
Namun, orang yang terkena penyakit autoimun harus menjaga apa yang mereka konsumsi. Sebab, pemilihan makanan berperan penting untuk kesembuhan tubuh.
Menurut penelitian Role of “Western Diet” in Inflammatory Autoimmune Diseases, penyakit autoimun mungkin dipengaruhi oleh pemilihan makanan. Beberapa jenis makanan termasuk dalam antiinflamasi.
Antiinflamasi mendukung tubuh dalam menjaga respons imun. Berikut makanan yang harus dimakan untuk mengurangi penyakit autoimun.
Sayuran Hijau
Dirangkum dari Harvard Health Publishing, sayuran hijau memiliki nutrisi yang tinggi. Contohnya daun kale, bayam, kol hijau, dan brokoli. Sayuran tersebut mengandung antioksidan dan polifenol yang baik bagi tubuh.
Jamur
Jamur memiliki kandungan antiinflamasi. Dalam penelitian Antiinflammatory and Immunomodulating Properties of Fungal Metabolites, disebutkan metabolisme jamur dapat menstimulasi komponen tertentu dalam sistem imun.
Imunomodulator pada jamur dapat menjadi bagian penting dalam mengobati dan mencegah penyakit. Penyakit itu dapat disebabkan kondisi kekebalan tubuh atau gangguan imun yang lain.
Bawang
Bawang putih maupun bawang merah mengandung antioksidan. Antioksidan berfungsi untuk mencegah penyebab peradangan akibat alergi. Selain itu, protaglandin dan histamin berfungsi mengobati penyakit degeneratif sendi dan peradangan sendi.
Dalam penelitian Antioxidant, anti‐inflammatory, and antimicrobial properties of garlic and onion, manfaat lain dari bawang yaitu antiinflamasi dan antibakteri. Organosulfur pada bawang menghambat peradangan dan pertumbuhan bakteri.
Squash
Squash memiliki kandungan antiinflamasi yang baik. Sayur tersebut mengandung asam lemak seperti omega 3. Beberapa jenis antioksidan seperti zeaksantin, lutein, dan betakaroten terkandung dalam squash. Squash yang biasa ditemui yaitu, labu, zukini, dan labu kuning.
Turnip dan Rutabaga
Turnip adalah tanaman sejenis lobak. Turnip mengandung antioksidan seperti, glukosinolat dan karoten. Tanaman ini pun memiliki vitamin C, potasium, zink, besi, dan banyak kandungan lain.
Dilansir Medical News Today, dalam 55 gram turnip hijau liar terdapat 18 kalori, 0,82 gram protein, 0,17 gram lemak, 3,92 gram karbohidrat, 1,8 gram serat, dan 0,45 gram gula.
Mineral yang terkandung dalam 55 gram turnip yaitu 104 miligram kalsium, 0,61 miligram besi, 17 miligram magnesium, 23 miligram fosfor, 163 miligram potasium, dan 0,1 miligram zink.
Dalam 55 gram turnip hijau liar juga terdapat 22 miligram sodium. Maka dari itu, tidak disarankan untuk menambah garam ketika memasak sayuran ini.
Rempah-Rempah
Beberapa jenis rempah-rempah mengandung manfaat berupa antiinflamasi dan meningkatkan respons imun. Rempah-rempah tersebut termasuk jahe, cabai pedas merah, bawang, kayu manis, dan kunyit.
Menurut penelitian Curcumin and Autoimmune Disease, kurkumin yang terkandung dalam kunyit membantu penyembuhan penyakit. Penyakit tersebut adalah sklerosis, radang sendi, psoriasis, dan inflammatory bowel disease (IBD).
Berdasarkan jurnal Alternative Medicine Review, suplemen kurkumin dapat mengurangi sekitar 60% nyeri dan 73% sendi kaku.
Berdasarkan penelitian Anti-Oxidative and Anti-Inflammatory Effects of Ginger in Health and Physical Activity: Review of Current Evidence, kandungan gingerol dan sogarol pada jahe dapat menghambat peradangan. Komponen pada jahe juga dapat mencegah reaksi alergi.
Ketika ada makanan yang disarankan, ada pula makanan yang harus dihindari seseorang yang terkena penyakit autoimun. Setidaknya ada tiga jenis makanan yang harus menjadi perhatian penderita autoimun.
Gluten
Dikutip dari Wikipedia, gluten adalah campuran amorf dan protein yang terkandung dalam beberapa serealia terutama gandum. Bagi penderita autoimun, gluten mungkin menyebabkan hal serius.
Penderita autoimun harus menghindari gluten dalam tiga bulan hingga enam bulan. Menurut penelitian Prevalence of a Gluten Free Diet and Improvement of Clinical Symptoms in Patients with Inflammatory Bowel Diseases, gluten dapat memperburuk kondisi sklerosis, asma, dan radang sendi.
Gula
Penderita penyakit autoimun rentan terkena efek buruk dari gula. Menurut penelitian Role of sugars in human neutrophilic phagocytosis, beberapa jenis gula seperti, glukosa, fruktosa, dan sukrosa dapat merusak fungsi sistem imun. Akan lebih baik untuk meminimalisasi konsumsi gula.
Makanan Hewani
Protein hewani seperti pada daging, susu, dan telur dapat menyebabkan inflamasi. Penderita penyakit autoimun akan memiliki kondisi yang lebih buruk akibat protein hewani.
Menurut studi Journal of American Dietic Association, pasien autoimun yang menjalankan diet vegan untuk tiga setengah bulan menunjukkan hasil yang positif. Hasilnya, nyeri, sendi bengkak, dan kaku pada tubuh berkurang.
Itulah gambaran mengenai makanan yang disarankan dikonsumsi dan dihindari seseorang yang mengalami penyakit autoimun.
Tentu selain makanan juga penting melakukan pengobatan penyakit autoimun.