Penurunan persentase pasutri pakai kontrasepsi kondom juga diikuti dengan kontrasepsi MOP atau vasektomi.
JEDA.ID–Pasangan suami istri (pasutri) peserta keluarga berencana (KB) aktif yang menggunakan kontrasepsi kondom cenderung menurun. Kontrasepsi yang banyak digunakan pasutri Indonesia adalah suntik.
Berdasarkan data Kementerian Kesehatan (Kemenkes), pada 2016 lalu, peserta KB aktif yang menggunakan kondom mencapai 1.171.509 peserta atau 3,23% dari total peserta KB aktif 36,31 juta peserta.
Pada 2018, jumlah peserta KB aktif yang menggunakan kondom menjadi 298.218 peserta atau 1,24% dari total 23,95 juta peserta KB aktif yang menggunakan kontrasepsi modern. Selain kontrasepsi modern, pada tahun lalu tercatat ada 304.574 peserta KB tradisional.
Penurunan persentase juga terjadi untuk kontrasepsi metode operasi pria (MOP) atau vasektomi. Pada 2016 lalu, peserta KB yang menerapkan kontrasepsi MOP mencapai 0,64% dan pada 2018 menjadi 0,50%.
Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) menyebut penggunaan alat kontrasepsi masih dibebankan kepada wanita. Hal tersebut dapat dilihat dari rendahnya pencapaian jumlah pria dalam ber-KB yaitu kondom 2,5% dan vasektomi 0,2% dalam Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) 2017.
“Beberapa penelitian menunjukkan bahwa rendahnya partisipasi pria dalam KB disebabkan oleh beberapa faktor di antaranya akses informasi yang terbatas, akses pelayanan yang terbatas, masih adanya hambatan sosial maupun kultural sehingga masih diperlukan dukungan dari tokoh agama dan tokoh masyarakat dalam rangka meningkatkan penerimaan masyarakat terhadap KB pria vasektomi,” sebagaimana dikutip dari laman bkkbn.go.id, Senin (17/6/2019).
Lonjakan Suntik
Secara persentase, penggunaan kontrasepsi pil, IUD, dan implan juga menunjukkan tren menurun. Sedangkan persentase peserta KB aktif yang menggunakan suntik melonjak. Pada 2016 lalu, ada 47,96% peserta KB aktif yang menggunakan suntik sebagai alat kontrasepsi. Jumlah itu melonjak menjadi 63,71% pada 2018.
Data itu sejalan dengan hasil penelitian bertajuk Studi Pelayanan Kontrasepsi Modern di Fasilitas Kesehatan yang dilakukan Puslitbang KB dan KS BKKBN pada Maret 2019. Dalam penelitian itu, top of mind alat kontrasepsi yaitu suntik 49,1%, pil 19,5%, implan 16,6%, IUD 10,4%, kondom 2,5%, metode operasi wanita (MOW) 1,7% dan senggama putus 0,2%. Sedangkan awareness publik atas kontrasepsi yaitu suntik 96,9% disusul implan 88% dan pil 83,8%.
Bila membandingkan data pada 2016 dan 2018, prevalensi peserta KB aktif menunjukkan tren penurunan. Pada 2016, peserta KB aktif mencapai 36,31 juta peserta atau 74,80% dari total 48,53 juta pasangan usia subur (PUS).
Pada 2018, tercatat ada 38,34 juta PUS di Indonesia dan yang menjadi peserta KB aktif adalah 24,25 juta atau 63,27%. Sisanya 6,86 juta PUS pernah ikut KB dan 7,21 juta PUS tidak pernah ikut KB.