• Fri, 19 April 2024

Breaking News :

Mutasi Corona D614G Ditemukan di 5 Kota Indonesia, Mana Saja?

Mutasi virus corona D614G ditemukan di Indonesia. Awalnya, mutasi virus corona D614G ini kali pertama dilaporkan Februari lalu di Eropa,

JEDA.ID-Mutasi virus corona D614G yang disebut-sebut 10 kali lebih menular ditemukan di Indonesia. Awalnya, mutasi virus corona D614G ini kali pertama dilaporkan Februari lalu di Eropa, menyusul laporan di Malaysia dan Singapura.

Direktur Lembaga Biologi Molekuler Eijkman (LBME), Prof Amin Soebandrio, membeberkan temuan data mutasi virus corona D614G di Indonesia ada di beberapa kota besar. Salah satunya ditemukan di DKI Jakarta.

Dikutip dari detikcom, Senin (31/8/2020), berikut daftarnya:

– DKI Jakarta
– Tangerang
– Yogyakarta
– Bandung
– Surabaya

Lalu apa yang perlu diwaspadai? Apakah mutasi corona D614TG benar 10 kali lebih menular?

“Dihipotesiskan dengan dikaitkan kecepatan infeksi, tetapi itu baru diamati di laboratorium, jadi dari waktu pertama itu diidentifikasi, dites di laboratorium, bahwa virus yang mengandung mutasi itu bisa menginfeksi sel, katanya 10 kali lebih cepat,” ungkap Prof Amin, Senin (31/8/2020).

“Tetapi itu sekali lagi di laboratorium, jd belum terbukti di komunitas,” bebernya.

7 Fakta Mengerikan Aokigahara, Hutan untuk Bunuh Diri di Jepang

Meskipun timbul kekhawatiran mutasi ini bisa berdampak pada vaksin corona, Prof Amin menegaskan, adanya mutasi ini tidak berdampak pada pengembangan vaksin corona.

“Kalau mutasi tidak mempengaruhi vaksinasi,” tegasnya.

Mutasi corona D614G di Malaysia disebut 10 kali lebih menular tapi justru melemah.  Mutasi ini sebelumnya ditemukan pada Februari lalu di Eropa.

Menurut beberapa penelitian, mutasi ini dianggap memberi virus semacam keunggulan biologis yang memungkinkan menyebar secara luas di dunia.

Dikutip dari detikcom, Rabu (19/8/2020), berikut deretan negara di Asia yang juga menemukan varian virus D614G, dikutip dari berbagai sumber.

1. Malaysia

Pada Minggu (16/8/2020), otoritas kesehatan Malaysia melaporkan ada mutasi D614G telah terdeteksi di Malaysia. Mutasi yang disebut paling menular ini ditemukan Institut Penelitian Medis Malaysia, dari empat kasus di antara dua klaster atau kelompok Covid-19 di negara tersebut.

“Kelompok Sivagangga dan kelompok Ulu Tiram,” kata Direktur Jenderal Kesehatan, Noor Hisham Abdullah, yang dikutip dari The Straits Times.

“Ini ditemukan 10 kali lebih menular dan mudah disebarkan oleh super-spreader individu,” jelasnya.

2. Filipina

Para peneliti di Filipina, melalui Philippine Genome Center (PGC), melaporkan adanya varian virus baru yang diyakini jauh lebih menular yaitu D614G. PGC mengkonfirmasi keberadaan D614G ini dalam sampel kecil kasus positif dari Kota Quezon.

5 Posisi Tidur Ini Ungkap Hubungan dengan Pasangan, Cek Yuk

Sebelumnya pakar penyakit menular, Dr Edsel Salvana, mengatakan lonjakan kasus infeksi pada Juli lalu kemungkinan sebagian disebabkan varian ini. Ini mungkin saja terjadi, meskipun saat itu varian mutasi ini belum terdeteksi di negara tersebut.

“Mutasi D614G membuat virus lebih menular. Ini bisa menyebar lebih cepat dan membanjiri sistem perawatan kesehatan kita, jika kita tidak menggandakan upaya pengendalian dan bisa menyebabkan jumlah kematian secara keseluruhan yang tinggi,” jelas Dr Salvana, yang dikutip dari GMA News Online, Rabu (19/8/2020).

3. Singapura

Selain di Malaysia, ternyata varian mutasi D614G juga ditemukan di Singapura. Perwakilan dari Badan Sains, Teknologi, dan Penelitian Singapura, Dr Sebastian Maurer-Stroh, mengatakan negara tersebut telah melakukan pencegahan penyebaran Corona terkait varian mutasi yang ditemukan ini.

Masker Zaman Dulu: Ada Paruhnya, Diisi Rempah Penghalau Penyakit

“Namun, tindakan penahanan atau pencegahan yang dilakukan saat ini sudah mencegah penyebaran virus ini dalam skala besar,” jelas Maurer-Stroh, dikutip dari Channel News Asia pada Rabu (19/8/2020).

“Karena varian ini telah beredar secara global, maka bisa ada di negara mana pun. Dan setiap negara dengan pengawasan aktif saja telah melihatnya, terutama terkait dengan kasus impor dari pendatang,” lanjutnya.

Menurut Maurer-Stroh, meski virus ini telah bermutasi, tetapi mutasinya tidak selalu menjadi ganas. Mutasi ini malah membuat virus tersebut menjadi tidak berbahaya.

Ditulis oleh : Astrid Prihatini WD

Sign up for the Newsletter

Join our newsletter and get updates in your inbox. We won’t spam you and we respect your privacy.