Di saat dunia sedang berpacu melawan virus corona, para ahli terus berjuang membuat vaksin corona. Sejumlah penelitian dikabarkan memberikan harapan.
JEDA.ID- Di saat dunia sedang berpacu melawan virus corona, para ahli terus berjuang membuat vaksin corona. Seperti dilansir Antaranews dari CNN, Selasa (19/5/2020), Moderna Inc menyatakan bahwa studi mengenai mRNA-1273, kandidat vaksin untuk melawan novel coronavirus (SARS-CoV-2) mencapai kemajuan yang lebih cepat.
Perusahaan bioteknologi Amerika Serikat itu memperkirakan jika studi selanjutnya berjalan lancar. Menurut CNN, vaksin mungkin akan siap pada Januari 2021.
Moderna dalam pernyataan persnya yang dipublikasikan Senin (18/5/2020) waktu Cambridge mengumumkan data klinis dari studi Fase 1 yang dipimpin oleh Institut Nasional Alergi dan Penyakit Menular (NIAID), bagian dari Institut Kesehatan Nasional (NIH) AS.
Berdasarkan uji coba pada pasien usia 18-55 tahun dengan tingkat dosis antara 25, 100, dan 250 mikrogram, menunjukkan hasil positif dan tidak ada efek samping berarti.
Dijelaskan, mRNA-1273 pada umumnya aman dan ditoleransi dengan baik. Selain itu profil keamanan yang konsisten dengan yang terlihat dalam studi klinis vaksin penyakit infeksi Moderna sebelumnya.
PCR Dinilai Paling Efektif Deteksi Covid-19, Masih Perlukah Rapid Test?
Tak Ada Efek Samping
Sampai saat ini, efek samping yang paling menonjol terlihat pada tingkat dosis 250 mikrogram, terdiri dari tiga peserta dengan gejala sistemik grade 3, hanya setelah dosis kedua.
Semua kejadian buruk bersifat sementara dan sembuh sendiri. Tidak ada efek samping grade 4 atau efek samping serius yang dilaporkan.
Berdasarkan pada data Fase 1 sementara, studi Fase 2 yang dipimpin Moderna akan diamandemen untuk mempelajari dua tingkat dosis, 50 mikrogram dan 100 mikrogram, dengan tujuan memilih dosis untuk studi penting.
Moderna mengantisipasi dosis untuk studi Fase 3 antara 25 dan 100 mikrogram serta mengharapkan inisiasi uji coba Tahap 3 pada bulan Juli, tergantung pada finalisasi protokol uji klinis.
“Data sementara Fase 1 ini, sementara awal, menunjukkan bahwa vaksinasi dengan mRNA-1273 memunculkan respons kekebalan sebesar yang disebabkan oleh infeksi alami dimulai dengan dosis serendah 25 μg [mikrogram],”kata Tal Zaks, MD, Ph.D., Kepala Petugas Medis di Moderna.
Ketika dikombinasikan dengan keberhasilan dalam mencegah replikasi virus di paru-paru dari model tantangan pra-klinis pada dosis yang menimbulkan tingkat antibodi penetral yang serupa. Data ini memperkuat keyakinan bahwa mRNA-1273 berpotensi untuk mencegah penyakit Covid-19.
Bergerak Cep
CEO Moderna Stéphane Bancel menyatakan timnya akan bergerak secepat mungkin untuk memulai studi Fase 3 pada Juli mendatang dan jika berhasil, the biologics license application (BLA) diajukan ke Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA).
Aplikasi lisensi biologis adalah permintaan izin untuk memperkenalkan, atau mengirimkan untuk pengenalan, produk biologis ke dalam perdagangan antarnegara.
“Kami berinvestasi untuk meningkatkan produksi sehingga kami dapat memaksimalkan jumlah dosis yang dapat kami hasilkan untuk membantu melindungi sebanyak mungkin orang dari SARS-CoV-2,” jelas Stéphane Bancel.
Termasuk Dory Harsa, Ini Sederet Musikus Milenial Penerus Didi Kempot
Perkiraan Jerman
Sementara itu, di Jerman vaksin untuk Covid-19 siap dilakukan tes akhir sebelum akhir tahun ini. Hal itu diungkapkanbadan regulasi untuk vaksin Jerman pada Kamis (14/5/2020).
Profesor Klaus Cichutek, kepala Institut Paul Ehrlich, mengatakan kepada harian Mannheimer Morgen bahwa ia berharap proyek penelitian vaksin saat ini di Jerman akan mencapai progres dalam beberapa bulan ke depan.
Menurutnya, sebuah calon vaksin sudah bisa siap paling cepat pada musim gugur untuk percobaan tahap akhir. Saat kemanjuran serta keamanan akan dievaluasi sebelum mengantongi persetujuan untuk digunakan oleh masyarakat.
“Jika semua uji klinis ini sukses, menjelang akhir tahun atau awal tahun depan kita dapat membahas bagaimana melanjutkan proses persetujuan,” katanya.
Uji Coba
Pada April, perusahaan bioteknologi Jerman, BioNTech, mulai melakukan uji coba potensi vaksin Covid-19 pada manusia setelah menerima kewenangan dari Institut Paul Ehrlich.
Profesor Cichutek menyebutkan tiga pusat riset lainnya di Jerman juga diharapkan segera memulai uji coba klinis untuk calon vaksin mereka.
Para ilmuwan dan peneliti di seluruh dunia berlomba-lomba menemukan vaksin untuk virus corona, yang muncul di China pada Desember lalu. Hingga Selasa (19/5/2020), Covid-19 telah menginfeksi hampir 4,8 juta orang secara global serta menelan lebih dari 320.000 korban jiwa.
Sambil menunggu vaksin ditemukan, para ahli mengobati pasien dengan obat antimalaria, termasuk hydroxychloroquine dan chloroquine. Hal ini disebut telah menunjukkan hasil positif untuk pengobatan penyakit paru-paru terkait Covid-19.