Masuknya teknologi kecerdasaan buatan, bisa membuat perusahaan yang menawarkan layanan pinjaman alias utang online bisa memangkas tenaga kerja.
JEDA.ID–Sekitar 75% pekerjaan rutin dan mekanis akan digantikan dengan mesin atau robot seiring perkembangan teknologi. Bahkan teknologi kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) berkembang pesat sampai-sampai persetujuan atau acc utang online bisa dilakukan mesin.
Hal ini sudah dikembangkan Moula, perusahaan rintisan di Australia. Mereka menerapkan kecerdasan buatan untuk layanan pengambilan keputusan kredit alias utang online secara real-time.
Di samping itu, mereka juga memanfaatkan Azure dan machine learning yang dapat memprediksi kemungkinan terjadi kredit macet. Bukan tidak mungkin hal yang sama juga diterapkan di Indonesia pada perusahaan teknologi finansial (tekfin) yang menyediakan pinjaman atau utang online kepada masyarakat.
Di Indonesia, perkembangan teknologi itu pelan-pelan sudah mulai bergerak. Mesti kecepatannya tidak sehebat di negara-negara maju, tetapi mau tidak mau, Indonesia pasti akan memasuki era tersebut.
Presiden Direktur Microsoft Indonesia Haris Izmee sebagaimana dikutip dari laman indonesia.go.id, Rabu (11/12/2019) menyebutkan ada pemain baru di industri keuangan Indonesia yang telah menerapkan layanan berbasis teknologi.
Kebanyakan Belanja Online? Mungkin Tanda Gangguan Jiwa
Mereka cukup berhasil menjangkau pelanggan melalui kecerdasan buatan. Ini sekaligus menjadi tantangan bagi pemain lama untuk memanfaatkan data dan kecerdasan buatan demi meningkatkan daya saing. Perkembangan layanan utang online di Indonesia cukup pesat.
Masuknya teknologi kecerdasaan buatan, bisa membuat perusahaan yang menawarkan layanan pinjaman alias utang online bisa memangkas tenaga kerja. Hal ini bahkan akan merembet ke berbagai sektor lainnya.
Sebuah laporan dari McKinsey, memprediksi berbagai sektor industri, terutama bagian teknik akan digantikan dan kecerdasan buatan dalam beberapa waktu ke depan. Proses automatisasi ini akan mengurangi kebutuhan tenaga kerja sampai 78%.
Cara Berpikir Manusia
Bagian yang terkena dampak adalah pekerjaan pemrosesan data sekitar 69%, terutama yang terkait keuangan dan asuransi. Perusahaan yang melayani jasa utang online termasuk di bagian ini. Termasuk pula bagian yang memproses data calon nasabah utang online.
Sementara itu, pekerjaan yang paling minim tergantikan oleh robot adalah yang berkaitan dengan cara berpikir manusia seperti memanajemen orang lain dan pengambilan keputusan.
”Menjelang 2030 robot dan kecerdasan buatan mulai menjadi sesuatu yang umum. Banyak perusahaan di dunia mulai bersiap memanfaatkan teknologi canggih tersebut. Automatisasi menjadi unsur yang acap kali digaungkan robot dan kecerdasan buatan.”
Mengenal Mekanisme Teknologi Pemindai Sidik Jari Smartphone
Managing Partner Indonesia and President-Director, McKinsey Indonesia Phillia Wibowo, mengatakan meningkatnya adopsi otomatisasi dan kecerdasan buatan akan mengubah dunia pekerjaan, termasuk di Indonesia.
”Secara global, McKinsey memperkirakan bahwa 60% dari semua pekerjaan, memiliki sekitar 30% aktivitas pekerjaan yang dapat diotomatisasi,” kata Phillia dalam paparannya di Ritz Carlton Pacific Place, Jakarta, Rabu (25/9/2019).
Diperkirakan ada sekitar 23 juta lapangan pekerjaan di Indonesia yang diproyeksi hilang pada masa depan. Namun, besarnya peluang ekonomi Indonesia untuk tumbuh di masa depan diproyeksi juga akan menciptakan 27 hingga 46 juta pekerjaan baru pada 2030.