Ada sejumlah faktor pemicu mengapa gejala infeksi corona pada pria lebih parah dibandingkan wanita. Dengan adanya temuan ini, perlu ada pembedaan perawatan.
JEDA.ID-Sebuah studi terbaru mengungkap gejala infeksi corona pada pria lebih parah dibandingkan wanita. Dengan adanya temuan ini, maka cara perawatan dan pengobatan yang diberikan pada pasien pria dan wanita mungkin bisa diterapkan secara berbeda.
Dikutip dari Daily Mail, para peneliti dari Universitas Yale di Amerika Serikat (AS) menemukan bahwa pria memiliki kemampuan yang lebih buruk dalam memproduksi sel kekebalan tubuh untuk membunuh virus dan melawan peradangan akibat penyakit. Sedangkan pada wanita, respons kekebalan tubuh akan semakin kuat seiring bertambahnya usia.
Dalam penelitian Universitas Yale, tim mengekstrak data dari rangkaian kasus 43 pasien rawat inap, kumpulan data publik dari 37 kasus pertama pasien yang meninggal karena Corona dan 1.019 pasien yang dirawat di China, serta data dari 524 pasien dengan SARS, termasuk 139 kematian dari Beijing pada awal 2003.
“Kami sekarang memiliki data jelas yang menunjukkan bahwa kekebalan tubuh pada pasien corona antara pria dan wanita sangatlah berbeda. Perbedaan ini dapat menjadi dasar mengapa pria lebih rentan terhadap penyakit,” kata profesor imunologi di Universitas Yale, Akiko Iwasaki, seperti dikutip dari detikcom, Jumat (28/8/2020).
Ada Perbedaan Jumlah Virus
Hasilnya menunjukkan, adanya perbedaan jumlah virus atau viral load antara pasien pria dan wanita. Bahkan, jumlah antibodi yang dihasilkan untuk melawan Covid-19 pun berbeda.
Takhayul di MotoGP: Ritual Celana Dalam Rossi dan Marquez
Pada tahap awal infeksi, pasien pria cenderung mengalami inflamasi atau badai sitokin yang lebih besar dibandingkan pasien wanita.
Memicu Gangguan Pernapasan
Badai sitokin merupakan respons sistem kekebalan tubuh yang berlebihan terhadap virus. Kondisi ini dapat memicu gangguan pernapasan, kegagalan multi-organ, bahkan kematian.
Wanita Mampu Hasilkan Lebih Banyak Sel T
Selain itu, disebutkan juga wanita mampu menghasilkan lebih banyak sel T dibandingkan pria. Sel T merupakan sejenis sel darah putih yang mampu mengikat dan membunuh sel yang terinfeksi virus.
Para peneliti mengungkap, pria cenderung memiliki respons pembentukan sel T yang kurang kuat dibandingkan wanita dan ini dapat mempengaruhi tingkat keparahan penyakit.
Tertular Corona Setelah Pesta dan Berakhir Meninggal, Berikut Daftar Kasusnya
“Ketika [pria] menua, mereka kehilangan kemampuan untuk merangsang sel T,” kata Iwasaki.
“Jika orang itu gagal membuat sel T, kemampuan mereka dalam menghadapi penyakit akan buruk. Namun, pada wanita tua bahkan sangat tua seperti berusia 90 tahun, mereka masih menghasilkan respons imun yang cukup baik dan layak,” jelasnya.
Sistem Kekebalan dan Genetika Pria Jadi Faktor Penentu
Dijelaskan Iwasaki, wanita memiliki kromosom X ekstra yang membantu dalam sistem kekebalan yang lebih kuat dibandingkan pria. Oleh karena itu, wanita dapat merespons infeksi dengan lebih baik daripada pria.
Secara global, pria menyumbang sekitar 60 persen kematian karena Corona dengan masing-masing negara melaporkan hasil yang serupa. Di Inggris, para peneliti yang mempelajari 17 juta orang dewasa menemukan bahwa pria mungkin menghadapi hampir dua kali lipat risiko kematian akibat corona daripada rekan wanita mereka. Data dari China juga menunjukkan bahwa setidaknya dua pertiga pasien yang meninggal adalah laki-laki.
Perlu Membedakan Jenis Vaksin
Tim peneliti menyebut pria dan wanita mungkin memerlukan jenis vaksin dan perawatan yang berbeda karena cara virus mempengaruhi tubuh mereka. Hal ini karena pria lebih mungkin menderita infeksi corona yang parah atau bahkan kematian karena mereka memiliki respons kekebalan yang lebih lemah.