Dari survei yang dilakukan UNICEF dan AC Nielsen di enam kota besar di Indonesia, kepatuhan jaga jarak masyarkat saat pandemi hanya 47 %.
JEDA.ID — Kepatuhan jaga jarak masyarakat Indonesia saat pandemi Covid-19 hanya berkisar di angka 47 persen.
Hal tersebut sesuai dari survei yang dilakukan UNICEF dan AC Nielsen di enam kota besar di Indonesia.
PBB Klasifikasikan Ganja Tak Berbahaya, Setujui Penggunaan Medis
Dan hal tersebut paling rendah dibandingkan lainnya, yaitu memakai masker sebesar 71 persen dan mencuci tangan 72 persen.
Dengan melihat angka tersebut, ahli epidemiologi FKM Universitas Indonesia, Syahrizal Syarif meminta masyarakat untuk tetap melakukan protokol kesehatan yang disiplin terutama jaga jarak mengingat saat ini pandemi masih menyelimuti Tanah Air.
Bercinta Seminggu 4 Kali Bikin Suami Awet Muda, Masa Sih?
“Pada bulan Mei 2020 saya mengamati, sebetulnya sudah ada 80% negara-negara yang wabahnya dalam kondisi terkendali, dan 20% fluktuatif. Tapi hari ini angkanya berbeda, kondisi wabah fluktuatif menjadi 64%, ini artinya bukan Indonesia saja, tapi dunia pun sedang fluktuatif. Lalu saya kira vaksin-vaksin yang sudah melakukan uji klinik fase III ini merupakan berita baik, karena memberikan harapan agar kita bisa keluar atau paling tidak berada dalam situasi dimana Covid-19 ini tidak jadi masalah bagi kesehatan masyarakat,” jelas Syahrizal sebagaimana diberitakan Solopos.com pada Jumat (4/12/2020).
Tanda Daya Tahan Tubuh Lemah yang Kerap Kamu Sepelekan
Dalam situasi menunggu vaksin seperti saat ini, masyarakat tetap perlu untuk disiplin menjalankan protokol kesehatan 3M (mencuci tangan, menggunakan masker).
“Karena vaksin ini pasti pemberiannya bertahap, munculnya kekebalan kelompok di masyarakat juga bertahap,” tambah Syahrizal.
Awas! Ini 9 Bahaya Bila Berolahraga saat Perut Kosong
Vaksin Berita Baik
Dengan tetap menerapkan jaga jarak saat pandemi, masyarakat Indonesia menyambut baik dengan adanya vaksin Covid-19. Seperti halnya yang dikatakan oleh pengusaha travel, Theodorus Jodimarlo.
“Saya menyambut baik dengan adanya vaksin, karena dengan adanya vaksin pastinya ekonomi bisa kembali pulih. Kami khususnya di dunia pariwisata sudah cukup menderita hampir lebih dari 9 bulan lamanya tidak ada pemasukan. Vaksin jadi angin segar bagi kami karena industri pariwisata yang paling pertama terdampak, dan yang paling terakhir sembuh,” jelas Theodorus dalam kesempatan yang sama di acara Dialog Produktif dengan tema Vaksin+3M: Jurus Ampuh Lawan Covid-19.
Ada 6 Kerajaan Gaib Legendaris di Soloraya, Berani Baca Enggak?
Theodorus juga berpesan kepada masyarakat untuk tetap mendukung program pemerintah untuk terus produktif dengan ketat menerapkan protokol kesehatan.
“Meski tidak menjalani aktivitas seperti biasanya namun setidaknya ada hal baru yang bisa dipelajari. Tentunya kita dukung program pemerintah agar nanti saat kita bisa keluar seperti dulu lagi, kita bisa keluar dengan lega tanpa ketakutan lagi,” turur Theodorus.
Ini Daftar 10 Akun TikTok dengan Pengikut Terbanyak