Faktor yang memicu kondisi fatal pun beragam pada pasien Covid-19.
JEDA.ID-Bupati Situbondo, H. Dadang Wigiarto, meninggal dunia usai sebelumnya dinyatakan positif Covid-19. Bupati Situbondo mengembuskan napas terakhirnya di Ruang Wijaya Kusuma RSUD dr Abdoer Rahem Situbondo, Kamis (26/11/2020), sekitar pukul 16.30 WIB.
“Benar, [Bupati Situbondo] baru saja meninggal. Mohon sambung doa masyarakat Situbondo, semoga almarhum husnul khotimah,” kata Ketua DPRD Situbondo, Edy Wahyudi dI RSUD Situbond dimintai konfirmasi pada Kamis (26/11/2020).
Tak sedikit pejabat yang terpapar Covid-19 ada yang berhasil sembuh, adapula yang berakhir fatal hingga meninggal dunia. Faktor yang memicu kondisi fatal pun beragam pada pasien Covid-19.
Kenali Perbedaan Gejala Covid-19 dengan Flu dan Alergi
Namun, kasus meninggal akibat terinfeksi Covid-19 banyak dilaporkan saat sudah berusia lanjut hingga memiliki riwayat penyakit penyerta. Kedua faktor tersebut menjadi pemicu fatal Covid-19 lantaran berdampak pada imunitas tubuh.
Selain kedua faktor ini, salah satu gejala Covid-19 yang cukup fatal juga bisa muncul tanpa disadari pasien. Adalah happy hypoxia pada pasien Covid-19.
Ketika pasien terkena happy hypoxia, kadar oksigen di dalam darah rendah tanpa pasien Covid-19 mengalami sesak napas. Tak hanya happy hypoxia, ada beberapa gejala Covid-19 pada pasien yang memicu kondisi fatal hingga tak selamat melawan Corona. Nah agar kondisi tidak menjadi fatal seperti yang dialami Bupati Situbondo sebaiknya kenali gejalanya. Tips kesehatan kali ini membahas gejala kefatalan virus corona.
Berikut tanda-tandanya menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) dan dikutip dari detikcom, Jumat (27/11/2020):
1. Kesulitan bernapas
2. Nyeri atau tekanan yang terus-menerus di dada
3. Kebingungan
4. Ketidakmampuan untuk bangun atau tetap terjaga
5. Bibir, wajah atau kuku kebiruan (kondisi ini bisa menunjukkan happy hypoxia).
“Jika sistem kekebalan tubuh tidak kuat, kemungkinan besar virus itu dapat berkembang biak di dalam paru-paru dan menyebabkan peradangan dan kerusakan jaringan parut. Sistem kekebalan akan melawannya dan menghancurkan jaringan paru yang sehat dalam prosesnya,” kata Direktur Klinis Patient Access, Sarah Jarvis GP, dikutip dari The Sun.
Kenali Tanda-Tanda Tubuh Kekurangan Protein
Dikutip dari situs Kementerian Riset dan Teknologi/Badan Riset dan Inovasi Nasional, virus merupakan materi genetik yang diselubungi oleh lapisan protein atau disebut kapsid yang hidup pada sel inang. Berdasarkan definisi tersebut, virus corona dikategorikan bukan termasuk makhluk hidup.
Sama seperti virus lainnya, virus coronamemiliki ciri-ciri yang bisa dikenali.
Berikut ciri-ciri virus corona:
1. Tidak dapat melakukan metabolisme sendiri
2. Tidak dapat melakukan replikasi tanpa sel inang
3. Tidak tumbuh
4. Tidak merespons lingkungannya
Dengan empat ciri tersebut, virus Corona telah menginfeksi ribuan manusia hingga menjadi pandemi hampir di sepanjang 2020. Dikutip dari badan kesehatan dunia WHO, ada berbagai gejala virus corona yang bisa dikenali.
Gejala viru corona beragam mulai dari yang paling umum, jarang, hingga yang serius. Biasanya gejala muncul antara 2-14 hari setelah terinfeksi virus.
A. Gejala virus corona paling umum
– Demam
– Batuk
– Merasa lelah
B. Gejala virus corona tak biasa
– Hilang kemampuan mencium atau merasakan
– Hidung tersumbat
– Konjungtivitis (mata merah)
– Sakit tenggorokan
– Sakit kepala
– Nyeri otot atau sendi
– Berbagai jenis ruam kulit
– Mual atau muntah
– Diare
– Menggigil atau pusing
C. Gejala virus corona berat
– Sesak napas
– Kehilangan selera makan
– Kebingungan
– Nyeri yang terus-menerus di dada
– Temperatur tinggi (di atas 38 derajat Celcius).