• Thu, 28 March 2024

Breaking News :

Bedakan Jenis Masker yang Digunakan untuk Beda Tempat, Ini Panduannya

Membedakan jenis masker yang digunakan di lokasi yang berbeda sangat penting dilakukan.

JEDA.ID-Saat berada di lokasi berbeda-beda, sebaiknya bedakan pula jenis masker yang digunakan. Ternyata ada alasannya mengapa kita harus bedakan jenis masker yang digunakan di lokasi berbeda.

Simak panduannya di info sehat dan tips kesehatan tentang bedakan jenis masker yang digunakan untuk beda tempat. Penggunaan masker di masa pandemi Covid-19 sangat penting untuk mencegah penularan, terlebih jika diimbangi dengan menjaga jarak dan rutin mencuci tangan. Saat ini sudah banyak jenis masker yang beredar di masyarakat, mulai dari masker kain hingga masker bedah. Dari ketiga jenis masker, ada pengaturan tempat yang baik di mana masker tersebut cocok untuk digunakan.

Menurut Ketua Bidang Penanganan Kesehatan Satgas Covid-19, Brigjen TNI (Purn)Alexander K. Ginting, masker kain bisa digunakan untuk aktivitas sehari-hari yang tidak berinteraksi dengan banyak orang. Misalnya jika ingin ke kandang ternak, atau mengunjungi sawah.

Baca Juga: WHO Ungkap Efek Samping Vaksin Covid-19, Apa Saja?

Namun jika ingin pergi ke area publik misalnya mal atau pasar yang tidak diketahui situasinya bagaimana, yang pasti sudah ada penularan komunitas, sebaiknya memakai masker 3 lapis atau masker medis.

“Kemampuan menyaring partikel virusnya itu antara 70-80 persen sementara kalau masker kain hanya 40 persen,” katanya dalam agenda Pekan Peduli Limbah Masker Masyarakat yang disiarkan BNPB dan dikutip dari detikcom, Minggu (21/2/2021).

Apabila seseorang datang ke tempat ramai menggunakan masker kain, Alex menilai, efektivitas masker melindungi diri tidak maksimal. Karena masker kain masih memiliki ruang-ruang kecil virus menyebar. Sementara itu, masker N95 atau sejenisnya disarankan untuk digunakan saat ke rumah sakit atau mengunjungi wilayah dengan kasus konfirmasi Covid-19 yang tinggi. Meski masker tersebut sangat efektif mencegah penularan virus, namun harga masker jenis ini cukup mahal dibandingkan masker kain dan masker bedah.

“Masker N95 persoalannya adalah kemudahan bernapasnya. Kemudahan bernapas paling enak di masker kain, harga lebih murah. Masker medis paling lama 4 jam, kalau basah harus diganti dan harganya lebih tinggi sedikit, dan N95 harga lebih tinggi kemudahan bernapas susah dan kemudian dia ketat sehingga mengakibatkan tidak nyaman,” tuturnya.

Baca Juga: Buah Ciplukan dari Tanaman Liar Hingga Masuk Supermarket

Berikut jenis masker dan performanya:

1. Masker kain

Penyaringan partikel virus 0,1-0,3 mikron: 40 persen
Penyaringan partikel bakteri >3 mikron: 60-80 persen

2. Masker medis

Penyaringan partikel virus 0,1-0,3 mikron: 70-80 persen
Penyaringan partikel bakteri >3 mikron: 80-95 persen

3. Masker N95

Penyaringan partikel virus 0,1-0,3 mikron: >95 persen
Penyaringan partikel bakteri >3 mikron: 98-99 persen

Penularan virus Corona kerap terjadi di tempat umum. Oleh karena itu masyarakat diimbau tetap tinggal di rumah dan jika terpaksa keluar, harus mematuhi protokol kesehatan.

Seperti yang diketahui, virus Corona bisa dengan cepat menyebar melalui kontak dekat dengan orang yang terinfeksi. Saat ini kebanyakan pasien Corona tidak bergejala atau hanya mengembangkan gejala ringan yang membuat banyak dari pasien tak sadar telah terinfeksi.

Praktisi kesehatan Amerika Serikat (AS), Sanjay Gupta, mengatakan mayoritas penularan Covid-19 terjadi di lima tempat. Dalam wawancaranya dengan CNN,  Gupta menekankan tak perlu melakukan penguncian selama orang-orang terus memakai masker wajah dan menghindari lima lokasi sumber penularan terbesar.

Baca Juga: CT Value Tinggi Bukan Berarti Bebas Covid-19, Ini Penjelasannya

“Ini benar-benar lima lokasi utama di mana 80 persen penularan virus terjadi di masyarakat kita,” kata  Gupta seperti dikutip dari detikcom, Senin (22/2/2021).

Tiga dari lima tempat dijadikan satu kategori yakni bar, kafe, dan restoran. Alasannya adalah pengaturan dalam ruangan dan banyaknya pelanggan perpotensi menimbulkan kerumunan. Selain itu, pelanggan harus melepas maskernya untuk makan dan minum.

Telah banyak studi yang memperlihatkan bahwa makan di dalam ruangan meningkatkan risiko penularan Covid-19. Satu studi bulan September yang diterbitkan oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) menemukan bahwa sebagian warga AS yang dites positif Covid-19 melaporkan telah makan di restoran dalam 14 hari terakhir.

Dua lokasi lainnya yang disebutkan Gupta adalah hotel dan tempat ibadah. Hotel, terutama, karena begitu banyak orang yang melewatinya sepanjang hari, banyak di antaranya bisa jadi berasal dari bandara dan berpotensi menjadi penyebar Covid-19.

Ditulis oleh : Astrid Prihatini WD

Sign up for the Newsletter

Join our newsletter and get updates in your inbox. We won’t spam you and we respect your privacy.