• Mon, 25 November 2024

Breaking News :

Bagaimana Diabetes Bisa Memperburuk Kondisi Pasien Covid-19? Ini Penjelasannya

Penyakit komorbid disebut bisa memperburuk kondisi seseorang yang terinfeksi Covid-19, salah satunya adalah diabetes melitus

JEDA.ID-Merebaknya wabah virus corona penyebab Covid-19 yang menjadi pandemi di dunia, menimbulkan banyak kekhawatiran di tengah masyarakat.

Hal ini terutama dirasakan oleh para penyandang penyakit-penyakit komorbid yang disebut bisa memperburuk kondisi seseorang yang terinfeksi Covid-19, salah satunya adalah diabetes.

Diabetes atau diabetes melitus merupakan penyakit gangguan metabolisme yang terjadi akibat pankreas yang tidak mampu memproduksi insulin yang cukup. Dengan kata lain, tidak mampu menggunakan insulin yang telah diproduksi tubuh secara efektif. Bagaimana diabetes ini bisa memperburuk kondisi seseorang yang terinfeksi Covid-19?

Terancam Denda Hampir Rp3 Triliun, Ini Fakta-Fakta Twitter

Dokter spesialis endokrin,  Roy Panusunan Sibarani, mengatakan jika seseorang yang sudah mengidap diabetes kemudian terinfeksi Covid-19, kondisinya sudah fatal. Sebab, orang diabetes itu imunitas atau sistem kekebalan tubuhnya sangat rendah.

“Kalau dia kena diabetes dan Covid-19, itu sudah fatal, enggak bisa kami tolong. Orang diabetes itu imunitasnya rendah, lalu dimasukkin Covid-19 akan semakin rentan,” jelas dr Roy melalui diskusi daring, seperti dikutip dari detikcom, Rabu (5/8/2020).

Selain itu,  Roy juga menyebutkan 4 hal yang menjadi alasan diabetes bisa memperburuk kondisi orang yang terinfeksi Covid-19.

1. Imunitas menurun

Orang yang mengidap diabetes daya tubuhnya atau imunitasnya menurun. Saat titik gula darah tinggi, kemampuan sel-sel yang membuat zat-zat imunitas akan berkurang.

2. Pembuluh darah yang rusak

Pada pengidap diabetes yang sudah lama, pembuluh darahnya rusak. Itu bisa membuat organ-organ tubuh lainnya juga rusak.

ilustrasi lansia (Freepik)

ilustrasi lansia (Freepik)

3. Faktor usia

Umumnya pengidap diabetes berusia lanjut. Kebanyakan dari mereka berusia di atas 60 tahun, di mana pada kondisi itu membuat kesehatan tubuh semakin memburuk.

“Contohnya nggak mau minum, usia segitu jarang minum. Akibatnya akan membuat stres bertambah, lalu penyakit juga bertambah,” kata dr Roy.

4. Adanya penyakit penyerta lainnya

Pada pengidap diabetes, banyak penyakit lain yang mengikuti. Misalnya seperti darah tinggi, kolesterol, dan asam urat. Dengan kondisi ini, orang tersebut akan semakin buruk jika terinfeksi Covid-19.

“Jadi ada penyakit yang ngikut, dia jadi semakin rentan sekali untuk terjadinya perburukan kalau kena [Covid-19],” jelasnya.

Diabetes adalah suatu kondisi yang mengganggu kemampuan tubuh untuk memproses glukosa darah. Jenisnya ada banyak, tapi yang populer tipe 1 dan tipe 2.

Sedikitnya ada 4 tipe diabetes yang dikenal yaitu:

1. Diabetes tipe 1

Seseorang masuk kategori ini, biasanya terkena saat masih muda sekitar umur 8 dan 9 tahun. Namun, terkadang lebih tua sedikit yaitu umur 17 dan 18 tahun.

Orang dengan diabetes tipe 1 tergantung pada insulin yang berarti mereka harus mengonsumsi insulin buatan.

“Kalau dia (pengidap) diabetes tipe 1 udah engga bisa keluarin insulin apa-apa, udah habis aja,” jelas dr Roy.

2. Diabetes tipe 2

Seseorang yang rentan terkena kategori ini adalah orang dewasa yang banyak makan tetapi malas olahraga.

Pekan ASI Sedunia, Inilah 10 Makanan yang Memperlancar ASI

Malas bergerak membuat perut semakin gemuk. Hal ini menimbulkan insulin resisten yaitu kondisi sel tubuh tidak dapat menggunakan gula darah dengan baik.

“Insulin enggak bisa nempel pada selnya jadi pintunya enggak bisa dibuka, insulin bukan tidak ada tetapi tidak bisa menempel dengan baik,” ucap  Roy.

3. Diabetes gestational

Disebut juga diabetes gestational. Tipe ini terjadi pada wanita hamil sehingga tidak terjadi pada semua wanita dan biasanya sembuh setelah melahirkan.

4. Diabetes tipe lain

Seseorang dikategorikan tipe ini jika tidak tipe lain. Diabetes tipe ini tidak berkaitan dengan kadar gula darah, melainkan karena ada defisiensi nutrisi kadar insulin menuju otak.

 

Ditulis oleh : Astrid Prihatini WD

Sign up for the Newsletter

Join our newsletter and get updates in your inbox. We won’t spam you and we respect your privacy.