• Thu, 18 April 2024

Breaking News :

Bagaimana Cara Membedakan Nyeri Dada karena Gangguan Paru, Lambung atau Jantung?

Bagaimana sebenarnya membedakan nyeri dada karena serangan jantung, lambung atau pun gangguan paru-paru? Ini kata ahlinya.

JEDA.ID — Adakah yang tahu cara membedakan nyeri dada karena gangguan jantung, lambung maupun paru-paru?

Perlu diketahui, nyeri dada kerap ditemui di tengah masyarakat. Bahkan, dalam sebuah penelitian di Amerika Serikat, nyeri dada menjadi urutan kedua penyebab masyarakat datang ke IGD rumah sakit.

Baca Juga: Link Download Materi dan Soal CPNS 2021 Pdf

Biasanya nyeri dada kerap diidentikan dengan serangan jantung. Padahal itu bukanlah penyebab satu-satunya.

Menurut dokter spesialis paru RSUD Dr Moewardi Solo, Dr. dr. Yusup Subagio Sutanto, Sp.P(K), FISR, terdapat lima penyebab nyeri dada.

Baca Juga: Bukan Kotak atau Datar, Kini Ada Penganut Kepercayaan Bumi Berbentuk Donat

Beberapa di antaranya adalah kelainan jantung, gangguan organ paru-paru, masalah pencernaan khususnya pada organ lambung, dan nyeri dada disebabkan kelainan otot dan tulang serta faktor psikologis.

“Tidak semua nyeri dada selalu berhubungan dengan masalah jantung, seperti masalah otot dada, paru, lambung dan gangguan psikologis yang dapat memberikan gambaran serupa. Karakteristik dan lokasi nyeri seringkali membantu untuk mengetahui penyebab nyeri dada, namun pemeriksaan medis dan alat medis seringkali dibutuhkan untuk memastikan adanya hubungan antara nyeri dada dan organ yang terlibat,” ujar dia kepada Solopos.com, beberapa waktu lalu.

Baca Juga: Ternyata Begini Awal Mula Mitos Jumat Tanggal 13 yang Dianggap Sial!

Perbedaan Nyeri Dada karena Kelainan Jantung, Lambung, dan Paru

Sementara itu, dari lima penyebab nyeri dada tersebut ternyata mempunyai ciri khas masing-masing.

Misalnya saja karena serangan jantung yang nyeri dada akan muncul di bagian tengah dan tengah-kiri hingga menyebar ke area dada lainnya. Bahkan, rasa nyeri juga bisa menjalar ke lengan, punggung hingga rahang.

Baca Juga: Apa Alasan Munculnya Mitos Larangan Menikah di Bulan Suro?

Sedangkan nyeri dada karena gangguan paru bisa dikategorikan ke beberapa penyakit, yakni TBC, pneumonia, emboli paru hingga kanker paru.

“Tuberkulosis sering mengeluh nyeri dada disertai batuk lebih dari dua minggu, batuk berdarah, sesak napas, demam, keringat malam, hingga penurunan napsu makan. Sedangkan nyeri dada karena pneumonia nyeri dadanya lebih dalam dan timbul demam serta batuk berdahak,” kata laki-laki yang juga dosen di Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo itu.

Baca Juga: Masih Ngekel, Apa sih Penyebab Batuk Pasca Sembuh Covid-19?

Sementara itu, kanker paru akan mengakibatkan rasa nyeri dada yang begitu hebat. Dan untuk emboli paru menyebabkan rasa nyeri dada yang menjalar ke leher, rahang bahu dan lengan, sesak napas tiba-tiba, detak jantung yang cepat dan tak teratur serta diikuti pembengkakan pada kaki.

Dan untuk nyeri dada karena gangguan pencernaan khususnya pada organ lambung, sakitnya sulit dibedakan dengan kelainan jantung dan organ pada dada lainnya.

Baca Juga: Waduh! Booster Vaksin Tak Efektif Jika Orang Lainnya Belum Divaksinasi

Namun, menurut dr Yusup, nyeri dada karena gangguan pencernaan pada lambung memunculkan gejala khas, yakni muncul nyeri dada dan perut bagian atas seperti terbakar.

“Kelainan di lambung dan esofagus kerap kali dapat memberikan sensasi nyeri dada. Heartburn adalah sensasi nyeri dada dan perut bagian atas seperti terbakar yang disebabkan oleh naiknya asam lambung ke esofagus,” tambah dia.

Baca Juga: Keturunan Keluarga Ningrat, Ini Dia Profil Mooryati Soedibyo

Untuk mencegah munculnya nyeri dada baik dikarenakan kelainan jantung, paru dan lambung, masyarakat sebaiknya menerapkan pola hidup sehat.

“Pola hidup sehat haruslah menjadi gaya hidup kita semua, baik muda maupun tua, baik pria maupun wanita. Cek kesehatan berkala, menghindari asap rokok, rajin olahraga, diet makanan dan minuman sehat, istirahat cukup dan kelola stres atau psikis menjadi kunci pencegahan beragam penyakit dengan gejala nyeri dada. Dan tak lupa selama pandemi ini, yaitu menerapkan protokol kesehatan,” pungkas dia.

Baca Juga: Hah Labu Kuning Bisa untuk Obat Covid, Masa Sih?

Ditulis oleh : Nugroho Meidinata

Sign up for the Newsletter

Join our newsletter and get updates in your inbox. We won’t spam you and we respect your privacy.