Tae-yong menjadi pelatih Asia kedua yang membesut Timnas Indonesia, selebihnya didominasi pelatih asal Indonesian atau dari Benua Biru, Eropa.
JEDA.ID–PSSI resmi mengikat Shin Tae-yong sebagai pelatih anyar Timnas Indonesia. Shin yang berasal dari Korea Selatan menjadi pelatih ke-49 yang pernah menangani Timnas Indonesia.
Tae-yong diperkenalkan di Stadion Pakansari, Cibinong, Sabtu (28/12/2019). Agenda pertama adalah penandatanganan kontrak, yang melibatkan Iriawan dan Tae-yong. Kedua, penyerahan simbolis jersey Timnas Indonesia bernama Shin Tae-yong dengan nomor punggung 1.
”Tae-yong bakal menjalankan proyek jangka panjang. Kontraknya empat tahun,” ujar Ketua Umum PSSI M. Iriawan sebagaimana dilansir dari Detikcom.
Timnas Indonesia akan menjadi negara kedua dalam karier perjalanan Shin Tae-yong. Laki-laki kelahiran Yeongdeok pada 11 Oktober 1970 ini pernah menjadi pelatih Timnas Korea Selatan.
Shin Tae-yong merupakan mantan pemain sepak bola. Dia menghabiskan waktunya di klub Seongnam Ilhwa Chunma selama 13 musim pada 1992-2004. Tae-yong tampil selama 296 kali dan mencatatkan 76 gol.
Tak Sekadar Gengsi, Ini Alasan Para Miliarder Membeli Klub Olahraga
Tae-yong yang kala itu merupakan gelandang serang kemudian mencoba peruntungan di Australia bersama Queensland Roar. Di sana, Shin Tae-yong tak sukses dan hanya main sekali saja.
Karier kepelatihannya dimulai pada 2009 saat menjadi pelatih sementara di Seongnam Ilhwa Chunma. Tae-yong bertugas sebagai caretaker cukup sukses dengan meraih empat kemenangan dari delapan pertandingan.
Seongnam pun akhirnya memutuskan mempermanenkan Tae-yong mulai 18 Februari 2010. Pada musim pertama sebagai pelatih kepada, Shin Tae-yong mampu membawa Seongnam menjadi juara Liga Champions Asia setelah mengalahklan Zob Ahan di final.
Sukses di Seongnam, Tae-yong ditarik Federasi Sepak Bola Korea Selatan (KFA) sebagai pelatih caretaker pada tahun 2014. Shin Tae-yong kemudian sempat membesut timnas Korea U-23 dan U-20.
Kalahkan Jerman
Korsel kemudian mempercayakan Shin Tae-yong memimpin tim yang berlaga di putaran final Piala Dunia 2018 yang berlangsung di Rusia.
Ketika itu Korsel gagal lolos dari fase grup. Namun Son Heung-min dan kawan-kawan mencatatkan pencapaian membanggakan. Korsel mampu mengalahkan juara bertahan Jerman 2-0.
Dipilihnya Tae-yong sebagai pelatih Timnas Indonesia menjadi catatan bersejarah. Dia merupakan pelatih Asia kedua yang membesut Timnas Indonesia (kecuali pelatih asal Indonesia).
Butuh waktu sekitar 66 tahun, kursi pelatih Timnas Indonesia kembali dipegang orang Asia. Sebelum Tae-yong ada Choo Seng Quee atau biasa disapa Uncle Choo asal Singapura yang pernah melatih Timnas Indonesia pada 1951-1953.
Choo yang merupakan pelatih tersukses Singapura ini terkenal ”kejam”. Kedatangannya untuk membesut Timnas Indonesia tidak lepas dari peran pengusaha Tony Wen yang membayar gaji Choo selama melatih timnas Indonesia.
Selepas Choo, jabatan pelatih Timnas Indonesia bergant-ganti antara pelatih lokal atau pelatih asing yang sebagian besar berasal dari Benia Biru, Eropa.
Sebut saja Antun Pogačnik asal Yugoslavia yang menggantikan Choo kala itu. Dia menangani Timnas Indonesia cukup lama yaitu sekitar 10 tahun hingga 1964.
Kemudian pelatih asing lainnya ada Yusuf Balik dari Turki (1971-1972), Wiel Coerver asal Belanda (1975-1976), dan Frans Val Balkom (1978-1979).
Tradisi Boxing Day, Hari-Hari Paling Sibuk di Liga Inggris
Di era 1980-1990 ada nama Anatoli Polosin dari Rusia yang menjadi pelatih Timnas Indonesia pada 1987-1991. Ivan Toplak dari Yugoslavia (1991-1993), Romano Matte asal Italia (1993-1995), Henk Wullems dari Belanda (1996-1997), dan Bernard Schumm dari Jerman pada 1999.
Pelatih asing terakhir dari Eropa ada Luis Milla dari Spanyol pada 2017-2018 dan Simon McMenemy dari Skotlandia pada 2018.
Pelatih asing dari luar Benia Biru yang tercatat hanya dua orang. Itu pun terjadi para era 2000-an. Ada nama Luis Manuel Blanco dari Argentina pada 2013 dan Jacksen F. Tiago.
Sedangkan pelatih lokal paling banyak mendominasi secara jumlah. Ada E.A. Mangindaan yang menjadi pelatih Timnas Indonesia era 1966-1970.
Lantas ada Endang Witarsa, Djamiat Dalhar. Era 1980-1990, ada Harry Tjong, Sinyo Aliandoe, Danurwindo, sampai Nandar Iskandar. Baru kemudian muncul Benny Dollo alias Bendol, Aji Santoso, Nil Maizar, RD atayu Rahmad Darmawan, dan Bima Sakti.
Paling Legendaris
Dari deretan pelatih Timnas Indonesia itu ada beberapa yang membuat Timnas berkibar. Misalnya Pogačnik yang mampu menyulap timnas Indonesia menjadi tim yang disegani di Asia.
Hal tersebut tak lepas dari keberhasilan Pogacnik membawa tim Merah-Putih selalu masuk ke semifinal Asian Games pada dua pegelaran berturut-turut, yakni tahun 1954 dan 1958.
Kemudian ada nama Bertje Matulapelwa yang pernah membawa tim Merah Putih melaju hingga babak semifinal pada pegelaran Asian Games 1986.
Nama Polosin tentu yang menjadi perhatian. Pelatih Timnas Indonesia era 1987-1991 ini yang membuat Indonesia membawa pulang medali emas dari SEA Games di Manila pada 1991.
Polosin juga membawa Garuda menjadi peringkat kedua di grup kualifikasi Piala Asia 1992, dan runner-up Piala Kemerdekaan 1990. Kini tantangan ada di Tae-yong, pelatih baru Timnas Indonesia yang diharapkan bisa membawa Garuda kembali bersinar di kancah Asia.