• Thu, 21 November 2024

Breaking News :

Sejarah Gempa Majene 1969: Renggut 600 Korban Jiwa

JEDA.ID-Untuk mengetahui penyebab peristiwa sekarang, kita wajib menengok sejarah gempa Majene pada 1969.  Seperti apa sejarah gempa Majene 1969?

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengungkap bencana alam yang terjadi di Sulawesi Barat (Sulbar) bukan baru pertama kali terjadi. Pusat gempa magnitudo 5,9 dan 6,2 yang terjadi kemarin berdekatan dengan pusat gempa pada 1969.

“Apa yang terjadi di Majene saat ini berkaitan dengan pengulangan gempa di wilayah sana. Pada 1969, sekitar tanggal 23 Februari, dibangkitkan sumber gempa yang sama, yaitu dengan kekuatan 6,9 pada kedalaman 13 km,” kata Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono, dalam jumpa pers online seperti dikutip dari detikcom, Jumat (15/1/2021).

5 Negara Paling Merugi di Sektor Pariwisata Akibat Pandemi Corona

Namun gempa yang terjadi pada 1969 tersebut memicu timbulnya gelombang tsunami. Peristiwa itu juga menyebabkan puluhan orang meninggal dunia

“Saat itu memicu terjadinya gempa besar tetapi dengan episenter di laut saat itu, maka timbul tsunami. Dilaporkan saat itu 64 orang meninggal, 97 orang terluka, dan 1.287 rumah mengalami kerusakan, dermaga pelabuhan juga mengalami keretakan. Timbul tsunami 4 meter di Pelattoang, dan di Parasangan dan Paili tingginya 1,5 meter,” ujar dia.

Dilansir Survei Geologi Amerika Serikat (United States Geological Survey/USGS), diakses detikcom pada Jumat (15/1/2021), gempa kuat itu mengguncang pantai barat Sulawesi pada 23 Februari 1969.

“Pers melaporkan bahwa tsunami telah merenggut 600 korban jiwa,” tulis USGS

Kisah Pemilik Sriwijaya Air, Berawal dari Bisnis Garmen Beralih ke Maskapai

Awalnya, gempa menggoncang Bumi pada pukul 8 lebih 36 menit 56,5 detik pada 23 Februari 1969 itu. Pusat gempa berada di lautan pada koordinat 3,1 Lintang Selatan dan 118,9 Bujur Timur. Kedalaman pusat gempa adalah 13 km.

Gempa itu merenggut nyawa 64 orang dan 97 orang mengalami luka-luka. Angka 600 korban jiwa kemungkinan merupakan hasil penambahan dari korban jiwa akibat gempa sekaligus akibat tsunami.

Sebanyak 1.287 bangunan rusak di Majene dan sekitarnya. Kebanyakan bangunan yang rusak ada di pedesaan karena konstruksi yang salah. Bangunan yang rusak berada di lokasi tanah aluvial, bukan di lapisan bebatuan atau tanah yang stabil. Tanah retak muncul di sejumlah tempat.

Tsunami Setinggi 4 Meter

Tsunami kemudian datang. Tsunami itu setinggi 4 meter. Gelombang tinggi itu menyapu desa-desa sepanjang pantai utara Majene.

Keren! Ada Smartwatch Bisa Deteksi Corona

“Sejumlah rumah di ujung teluk tersapu oleh ombak,” tulis USGS.
BMGK dalam ‘Katalog Gempa Signifikan dan Merusak 1821-2018’ menyebut gempa di Majene pada 23 Februari 1969 itu berkekuatan M 6,1. Gempa dirasakan sampai Ujung Pandang atau sekarang disebut sebagai Makassar.

Di kawasan Majene, ada rekahan 50 meter. Tiga bangunan batu bata rusak parah. Pusat perbelanjaan roboh.
Daerah Campalagian dan Wonomulyo, yang berada di tanah aluvial, menjadi daerah dengan kerusakan terparah. Letak daerah ini ada pada 30 km dan 50 km timur dari Majene.

Gempa membuat dermaga di pelabuhan retak. Soalnya, bagian bawah laut amblas. Tsunami menerjang Paletoang dengan tinggi gelombang 4 meter. Tsunami juga menerjang Parasanga dan Paili dengan ketinggian 1,5 meter.

Seperti diketahui Majene baru saja diguncang gempa kuat lagi. Pada Kamis (14/1/2021) pukul 13.35 WIB, gempa berguncang dengan M 5,9. Pada Jumat (15/1/2021)  pukul 01.28 WIB  gempa M 6,2 berguncang. Semua gempa berpusat di darat. Tsunami tidak terjadi. Pemicu gempa adalah sesar naik Mamuju (Mamuju Thrust).

Menahan Napas bisa Berisiko Tertular Covid-19, Benarkah?

Berikut ini daftar sejarah gempa yang merusak di Sulbar:

11 April 1967
Gempa M 6,3 di Polewali Mandar
Dampak: terjadi gempa yang menimbulkan tsunami dan menyebabkan 13 orang meninggal

23 Februari 1969
Gempa M 6,9 Majene
Dampak: Memicu tsunami 4 meter, 65 orang meninggal, 97 orang terluka, 1.287 rumah rusak di 4 desa

8 Januari 1984
Gempa M 6,7 Mamuju
Dampak: Tidak ada catatan korban, banyak rumah rusak, maksimum intensitas VII MMI

Ditulis oleh :

Sign up for the Newsletter

Join our newsletter and get updates in your inbox. We won’t spam you and we respect your privacy.