Namun berdasarkan dari pihak berwenang Amerika Serikat dan Jepang, tak ada tsunami yang dikeluarkan karena gempa ini.
JEDA.ID-Pada Sabtu (13/2/2021) kemarin, telah terjadi gempa Jepang magnitudo 7,3 di Fukushima Jepang. Ada sejumlah fakta menarik patut disimak dari gempa Jepang magnitudo 7,3 SR ini.
Setidaknya 100 orang terluka dan hampir 10.000 rumah padam lampu akibat dampak gempa tersebut. Kepala Mitigasi Gempa dan Tsunami BMKG Daryono memaparkan ada sejumlah fakta-fakta terkait gempa tersebut sebagai berikut dalam akun facebooknya seperti dikutip dari Bisnis.com, Senin (15/2/2021):
1. Gempa besar ini mendapat julukan “gempa ulang tahun ke 10” peristiwa gempa dengan magnitudo 9,0 yang memicu tsunami dahsyat dan menelan korban jiwa lebih dari 18.000 orang meninggal pada 11 Maret 2011.
2. Meskipun gempa ini berpusat di laut, tetapi karena kedalaman hiposenternya mendekati intermediate (menengah), yaitu sekitar 54 km, sehingga gempa ini tidak berpotensi tsunami.
Baca Juga: Menyingkap Sosok Sukanto Tanoto, Yang Dikabarkan Beli Gedung di Jerman
3. Karena magnitudo gempa yang cukup besar dengan hiposenternya yang relatif “dalam” menyebabkan spektrum guncangan kuat yang ditimbulkan melanda wilayah yang luas mencapai Kota Tokyo.
4. Cukup menakjubkan, dampak gempa magnitudo 7,1 ini hanya menimbulkan kerusakan ringan, karena seluruh bangunan di Jepang saat ini sudah disain sesuai dengan aturan bangunan tahan gempa yang diberlakukan oleh pemerintah.
5. Selain menimbulkan kerusakan ringan dan listrik padam, gempa ini memicu longsoran, dan menyebabkan 100 orang menderita luka-luka. Patut disyukuri, tidak ada korban meninggal dalam peristiwa gempa besar ini.
6. Gempa magnitudo 7,1 kemarin semalam, masih merupakan rangkaian gempa susulan (aftershocks) dari gempa utama 11 Maret 2011 yang memicu tsunami dahsyat. Gempa ini ibarat menuntaskan urusan yang belum selesai secara keseluruhan saat peristiwa gempa besar pada tahun 2011
7. Setelah terjadi deformasi yang hebat di zona megathrust pada 11 maret 2011 tampaknya pada bagian slab lempeng yang menunjam lebih dalam, masih menyimpan medan tegangan yang terakumulasi dan belum rilis sehingga baru dilepaskan dalam bentuk gempa besar tadi malam.
8. Aftershocks tidak dapat kita batasi secara sempit dalam waktu yang relatif singkat pasca gempa kuat, tetapi proses membangun keseimbangan medan tegangan di zona gempa dapat memakan waktu yang cukup lama.
Baca Juga: Bisakah Hamil Tanpa Berhubungan Seks? Ini Kemungkinannya
9. Saat terjadi gempa tadi malam, sistem peringatan dini gempa (earthquake early warning system – EEWS) yang dioperasikan di Jepang dapat bekerja dengan baik dengan tujuan untuk mengurangi risiko gempa baik untuk evakuasi dan respon instrumen.
Sebagaimana diketahui, Jepang merupakan salah satu negara yang paling sering dilanda bencana alam ini. Pada Sabtu (13/2/2021) kemarin sisi timur lepas pantai Fukushima Jepang dilanda gempa. Gempa ini berkekuatan magnitudo 7,3. United States Geological Survey (USGS) mengatakan gempa itu terjadi di kedalaman 54 kilometer (33 mil) di Pasifik, di lepas pantai Fukushima. Titik ini berada dekat episentrum gempa berskala magnitudo 9 tahun 2011 yang memicu tsunami yang menjulang tinggi dan menewaskan lebih dari 18.000 orang.
Namun berdasarkan dari pihak berwenang Amerika Serikat dan Jepang, tak ada tsunami yang dikeluarkan karena gempa ini. Setidaknya, Jepang bisa bernapas sedikit lega.
Baca Juga: 10 Masalah Kepercayaan Ini Bisa Merusak Hubungan Asmara
Dilansir dari AP, Minggu (14/2/2021), meski tak ada tsunami gempa ini berhasil merusak sejumlah bangunan. Atap bangunan roboh, mobil-mobil penyok di sisi jalan penyok kena timpa bangunan yang hancur.
Botol-botol kaca tampak pecah dan berserakan dari mesin penjual otomatis. Di dalam bangunan, isinya tak kalah berantakan. Di sebuah kantor di Jepang, map berisi berkas berserakan karena goncangan gempa.
Yang paling terlihat adalah kondisi jalanan yang gelap. Karena gempa, semua penerangan di sana padam. Tak hanya itu, listrik di hampir 950 ribu rumah juga putus.