Pos Indonesia memiliki potensi besar di tiga bisnis intinya, yaitu bisnis surat dan paket, logistik, dan jasa keuangan.
JEDA.ID–Kabar PT Pos Indonesia bangkrut menyeruak di media sosial. Manajemen PT Pos menampik tuduhan bangkrut meski mengakui tengah berupaya menghadapi disrupsi. Berbagai pengembangan dilakukan mulai jasa satpam dan cleaning service sampai merambah bisnis properti.
”Tidak benar sama sekali [bangkrut]. Dalam sejarah postal dunia, tidak ada satu pun Pos yang ditutup, sekalipun situasinya sulit,” kata Direktur Keuangan Pos Indonesia Eddi Santosa, Senin (22/7/2019), sebagaimana dikutip dari Detikcom.
Eddi mencontohkan perusahaan postal Amerika US Portal yang tak kunjung ditutup. Padahal perusahaan itu rugi sekitar Rp100 triliun per tahunnya. Eddi mengakui perusahaan sedang berjuang menghadapi disrupsi akibat perubahan zaman.
”Bahwa perusahaan struggle dalam menghadapi disrupsi itu wajar saja. Saat ini Pos sedang melakukan transformasi meliputi semua aspek, bisnis, sumber daya manusia, anak usaha, pengembangan produk baru,” sebut dia.
Kabar bangkrutnya Pos menjadi sorotan Kepala Divisi Advokasi dan Hukum Partai Demokrat Ferdinand Hutahaean. Masalah yang hadapi PT Pos karena tidak adanya transformasi sesuai perkembangan zaman.
”Sudah bertahun-tahun pesaing lahir seperti TIKI dan JNE, tapi PT Pos tidak kunjung bertransformasi sesuai tuntutan waktu,” tulis dia lewat akun Twitternya.
PT Pos Indonesia sesungguhnya tidak berpangku tangan menghadapi perubahan zaman. Bisnis utama PT Pos di bidang pengiriman barang hingga logistik terus digarap.
Lewat usaha kurir, Pos mencoba menawarkan empat layanan seperti Pos Express, Pos KIlat Khusus, hingga Pos Jumbo Ekonomi. Urusan logistik, Pos memiliki layanan kargo, warehouse, dan freight fowarding. Urusan logistik, Pos juga memiliki anak usaha PT Pos Logistics Indonesia yang berdiri sejak 2004.
”PT Pos Logistik Indonesia optimis dapat beroperasi secara independen untuk dapat memaksimalkan peluang bisnis logistik di Indonesia sekaligus memanfaatkan jaringan dari Pos Indonesia yang sudah terbangun di seluruh Indonesia, dengan 4.367 kantor cabang dan 33.000 titik penjualan,” sebagaimana dikutip dari laman posindonesia.co.id.
Jasa Keuangan
Pengembangan usaha juga dilakukan lewat memperbanyak jaringan lewat usaha konsonyasi, filateli, O-Ranger, sampai agen pos.
Pos kian gencar menyasar usaha jasa keuangan. Lewat layanan Pospay, perusahaan pelat merah inki mencoba mengambil ceruk perkembangan jasa keuangan seperti pembayaran PLN, pembayaran kredit dari berbagai perusahaan leasing, PDAM, asuransi, pembayaran pajak, hingga belanja online.
”Jaringan kami sangat luas hingga 4.800 kantor pos online. Jumlah titik layanan mencapai 58.700 titik dalam bentuk kantor pos, Agenpos, Mobile Postal Service, dan lain lain. Pos Indonesia memiliki jaringan yang dedicated, sistem distribusi yang handal, track and trace, layanan yang prima, kecepatan, ketepatan, serta harga yang kompetitif. Kantor pos merupakan tempat strategis untuk transaksi penjualan, dan atau distribusi barang dan jasa,” sebut PT Pos Indoensia.
Dalam sejarahnya, Pos Indonesia merupakan salah satu BUMN tertua di Indonesia. Keberadaannya di Nusantara berawal dari perusahaan dagang Hindia Belanda atau Vereenigde Oostindische Compagnie (VOC) yang mendirikan Kantor Pos pada tanggal 26 Agustus 1746 di Batavia (Jakarta) dengan maksud untuk memudahkan pengiriman surat, terutama dalam kegiatan perdagangan.
Kementerian BUMN menyataan saatnya PT Pos mengoptimalkan sumber-sumber bisnis baru, seperti logistik, properti, dan asuransi. Anak perusahan PT Pos Logistics Indonesia, PT Pos Properti Indonesia, dan PT Bhakti Wasantara Net harus dioptimalkan.
Bila Pos Logistics masih berhubungan dengan layanan utama Pos, tidak demikian dengan PT Pos Properti Indonesia. Perusahaan yang didirikan 2013 ini melakukan ekspansi di sektor perhotelan dan konstruksi.
Tak hanya itu, perusahaan ini juga menjadi agen properti, penyewaan gedung perkantoran, taman hiburan, hingga kawasan berikat.
Mereka juga melayani jasan penyediaan personel satpam hingga petugas kebersihan.
”Melalui keberadaan dan usaha yang dijalankan oleh PT Pos Properti Indonesia, aset atau properti tersebut dapat dijadikan sebagai profit generator sehingga PT Pos Properti Indonesia bisa memberikan kontribusi profit terbesar di lingkungan PT Pos Indonesia,” sebagaimana dikutip dari laman posproperti.co.id.
Terbuka Lebar
Kementerian BUMN menyebut terdapat tiga jalan transformasi yang ditempuh BUMN itu yaitu membentuk holding company, revitalisasi bisnis inti, dan mengembangkan bisnis-bisnis baru.
Transformasi perusahaan ini sejalan dengan berbagai hasil riset dan kajian konsultan internasional seperti Booz & Co dan Ernst & Young yang menunjukkan potensi bisnis Pos masih terbuka lebar. Kajian Management Research Center UI pun menyebutkan Pos Indonesia memiliki potensi besar di tiga bisnis intinya, yaitu bisnis surat dan paket, bisnis logistik, dan bisnis jasa keuangan.
Peneliti Ekonomi Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira menilai Pos kurang responsif pada perubahan model bisnis logistik.
Padahal kata Bhima, pertumbuhan bisnis logistik cukup tinggi. Bhima heran di tengah potensi bisnis yang besar mengapa Pos malah redup dan kalah saing. “Bisnis logistik sendiri pertumbuhannya masih cukup tinggi yakni 8,28% per triwulan I 2019 itu data BPS [Badan Pusat Statistik]. Di era e-commerce, seharusnya bisnis kurir dan logistik melonjak signifikan, ini kok berbanding terbalik,” kata Bhima.
Salah satu solusi yang diberikan Bhima adalah agar Pos Indonesia lebih berani perbaiki model bisnisnya. Bila perlu Pos bekerja sama dengan e-commerce hingga menggencarkan promo.